HURT THE MOST

1.8K 158 103
                                    

Hai . . . Hai . . . Hai . . .

Masih semangat???

Terima kasih untuk voted dan commentnya kesayanganku, hadduuuuuhhh jadi makin nambah semangat buat nulis. 😘😘😘😘

Selamat membaca and sorry for typo.🙏🙏

***

Saint mendorong troli belanja yang telah berisi daging, seafood, dan sayuran, berjalan beriringan bersama Mommy. Tujuan mereka berikutnya adalah etalase buah-buahan.

"Mommy sangat senang berbelanja bahan makanan, apalagi bersama menantu Mommy nanti, dan . . . cucu Mommy . . ."

Bersamaan dengan selesainya kalimat Mommy, bunyi kaleng-kaleng makanan cepat saji menggema sepanjang lorong tempat mereka lewati.

Troli yang Saint dorong berbelok mengenai deretan kaleng makanan cepat saji.

Dengan panik dan penuh rasa bersalah Saint segera membereskan kaleng-kaleng itu.

Sedang Mommy, juga terkejut, namun disusul oleh seringai di bibirnya.

Saint pun berulang kali meminta maaf pada pelayan toko yang ikut membantunya.

"Bagaimana bisa, Saint?"

"Maaf Mom, aku tak sengaja. Maafkan aku." bahkan Saint berulang kali membungkuk pada Mommy meminta maaf.

"Sudah Saint, tidak apa-apa. Kamu tidak sengaja, kan?" kata Mommy dengan senyumannya.

Setelah semuanya beres, mereka kembali melanjutkan langkah mereka.

"Orang tuamu tinggal diBangkok juga, Saint?"

"Mereka . . . mereka . . . telah lama berpisah dan sekarang Pho tinggal di Jerman sedang Mae belum lama pindah ke Jepang. Hari saat aku bertemu dengan Mommy, juga hari saat Mae ku berangkat ke Jepang."

Mommy mengangguk.

Langkah mereka berhenti tepat didepan etalase buah. Mommy mulai memilih apel.

"Orang tuamu sudah pisah rupanya. . . tapi Mommy yakin mereka tetap sayang dan peduli padamu. Terutama tentang pasangan hidupmu, benar kan? Tentang wanita yang cocok untukmu, tentang bahagianya nanti kamu menikah dan punya anak. Sama seperti harapan Mommy pada Perth."

Saint terdiam. Kedua tangannya menggenggam erat pegangan troli yang dibawanya.

Sedang Mommy memasukkan beberapa apel ke dalam troli, lalu kembali memilih Pear.

"Jadi inilah tujuan Mommy." batin Saint.

"Mommy tahu kamu dan Perth berpacaran, dan masih ada kesempatan bagi kalian untuk berpisah sebelum hubungan kalian terlalu dalam." kata Mommy dengan masih terus memilih buah pear dengan santai, dengan sama sekali tak memandang Saint.

Sedang Saint hanya bisa terdiam, dengan rasa perih yang mulai menggerogoti hatinya.

Mommy kembali dengan buah pear pilihannya, memasukkannya dalam troli lalu memandangi Saint sambil tersenyum.

"Mommy tahu kamu sangat tulus dan baik hati Saint. Mommy yakin pikiranmu jauh lebih terbuka daripada anakku. Perth adalah harapan dan masa depan keluarga kami. Bahkan dia juga kepala dari ratusan orang yang bekerja padanya. Kebersamaan kalian hanya akan menghancurkan semua yang Perth telah bangun sejak dulu, termasuk masa depannya." Mommy terdiam sejenak dengan mata yang semakin tajam menatap Saint. "Sudahi hubungan kalian. Lepaskan Perth. Izinkan dia hidup layaknya pria normal. Bahkan kamu pun juga bisa belajar menjadi pria normal."

Dada Saint terasa sesak, membuat Saint kesulitan untuk bernapas.

"You're so handsome, Saint. So perfect. Akan sangat mudah mendapatkan wanita manapun yang kamu mau. Mommy yakin, masa depanmu akan sangat cerah. Dan kedua orangtuamu akan sangat bangga padamu."

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang