Haiiii apa kabar semua?
happy Reading yaaaah
Lagi-lagi sorry for typo
***
Mata Perth perlahan terbuka.
Beberapa kali dia mengedipkan matanya, berusaha mengumpulkan kesadarannya.
Dan kemudian dia tersenyum, wajah Saint dalam tidur tenangnya sangat menggemaskan dan menenangkan hati. Perth lalu mengecup kening Saint dengan penuh kelembutan dan sayang.
Perth mengingat kembali hal indah yang telah terjadi antara dirinya dan Saint semalam. Dan itu semakin membuat senyuman Perth merekah. Hatinya sangat lega dan bahagia.
Saint mulai bergerak gelisah. Matanya perlahan mulai membuka, dan langsung memandangi Perth.
Perth berusaha menahan senyum melihat wajah Saint yang sangat polos saat bangun. Teramat sangat menggemaskan.
"Sepertinya aku akan nyaman tinggal disini." kata Perth
"Aku tidak akan mengizinkanmu." balas Saint sambil perlahan turun dari tempat tidur dan hendak menuju kamar mandi.
Namun langkah Saint terhenti karena Perth telah memeluknya dari belakang, lalu mencium kedua pipi Saint bergantian.
"Selamat pagi, kelinciku."
lalu membenamkan wajahnya di leher Saint.
"Perth, lepaskan, aku mau ke kamar mandi."
"Aku merindukanmu."
Saint membuang napas kesal. Bagaimana bisa Perth merindukannya sedangkan mereka bersama semalaman.
"Perth, kamu juga harus ke kantor, kan?" Saint masih mencoba mencari alasan agar terlepas dari pelukan Perth.
"Aku izin. Kamu juga izin dari toko aku akan menelpon Chereen. Aku ingin bersamamu saja seharian ini"
"Perth Tanapon, LEPASKAN!"
"Mengapa kamu kejam sekali pagi-pagi, sayang." Perth perlahan melepaskan pelukannya dengan merajuk.
"Kamu yang membuatku kesal. Izin? yg benar saja. Bahkan kamu masih punya cukup waktu untuk mengambil baju kantormu ke apartemen."
"Mrs. Tanapon memang kejam. Tapi aku numpang mandi disini yah." jawab Perth lalu melangkah menuju kamar mandi mendahului Saint.
Awalnya Saint tak menyadari panggilan Perth untuknya, namun kemudian . . . .
"Mrs. Tanapon? PERTH . . . !!!" Saint kembali menginggikan suaranya ke pintu kamar mandi yang telah tertutup.
"Apa sayang? kamu mau mandi bersama?" jawab Perth dari dalam kamar mandi.
Saint memijat tengkuknya sendiri mengurangi tegang yang dirasakannya akibat kalimat Perth. Paginya kali ini sungguh berbeda.
Saint seketika teringat akan janjinya pada Mean.
"Perth, aku akan ke bawah dulu, menemui Mean." dan tanpa menunggu jawaban dari Perth, Saint langsung keluar dari kamarnya dan menuju kamar Mean di lantai bawah.
Mean ternyata telah duduk menunggu Saint di sofa ruang tengah. Mean pun telah siap dengan pakaian rapinya, namun dengan wajah yang pucat.
"Kamu sakit?" Tanya Saint sambil melangkah mendekati Mean
Mean tersenyum tipis, "Hanya demam biasa"
Saint pun duduk disamping Mean, "kita ke dokter dulu yah."
Mean menggeleng, "Tidak perlu. Kamu jadi kan mengantarku?" tanya Mean dengan suara lemahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
RomancePerth Saint FanFic Perth Tanapon, seorang pria yang terperangkap antara membahagiakan kedua orang tuanya atau kebahagiaannya sendiri. Saint Suppapong, seorang pria dengan trauma mendalam, dan memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.