Sangat terharu bahkan pengen nangis akhirnya bisa up chap baru untuk ff ini lagi😭😭😭😭
Banyak halangan rintangannya, tapi terima kasih untuk semua yang sudah beri dukungan.
Happy reading and sorry for typo🙏🙏
***
Sebuah tamparan mengenai pipi kiri Mean. Saint yang berdiri tak jauh hendak maju namun Perth menahannya. Mean bersujud didepan ayah dan Ibu Plan.
"Mau sampai kapan kamu menyakiti anak kami?" bentak ayah Plan.
"Maafkan aku, Pho."
Ayah Plan menyeringai, "Maaf? Lagi? Plan sudah cerita semua termasuk maafmu yang sia-sia itu."
Ibu Plan hanya terdiam sambil memandangi Mean dengan tatapan iba.
Mean hanya bisa terdiam sambil sesenggukan.
Saint menggenggam erat tangan Perth. Betapa ibanya Saint pada Mean. Bagaimanapun juga Mean adalah sahabatnya, apa yang dirasakan Mean juga turut dirasakannya.
"Sayang, tunggulah dimobil." bisik Perth pada Saint.
Tentu saja Saint menolak, tidak akan pernah dia meninggalkan sahabatnya.
"PHO . . . !!"
Mereka semua menoleh ke arah pintu masuk. Nampak Plan dengan napas tak beraturan. Dilewatinya Perth dan Saint dan segera menuju kedua orang tuanya dan Mean.
"Mean . . . ." Plan menatap tak percaya pada kehadiran Mean, bahkan kini sedang bersujud di depan kedua orang tuanya.
"Sayang . . . " dengan segera Mean meraih kedua tangan Plan, "Maafkan aku . . .maafkan aku . . ." pinta Mean disela isak tangisnya.
Plan hanya terdiam, namun pandangannya tak lepas sama sekali memandangi Mean.
"Lepaskan tangan kotormu dari anakku!" ayah Plan langsung menarik tangan Mean, hingga genggaman tangan Mean terlepas bahkan Mean terduduk di lantai.
Plan masih terdiam.
"Chang Noi, cukup, jangan mempersulit dia lagi. Biarkan saja dia pergi." Ibu Plan mencoba menenangkan suaminya.
"Tidak akan kulepaskan dia. Dia sudah datang menyerahkan dirinya, tidak akan kusia-siakan kesempatan ini. Dia harus menerima hukuman atas setiap sakit yang diberikannya untuk anakku." bentak ayah Plan lagi.
Mean mendengarkan setiap kata yang diucapkan ayah Plan, dan dia sama sekali tak membantah satu katapun. Sedang matanya masih terus memandangi tunangannya, Plan. Matanya memerah karena tangis.
Ayah Plan mulai menggulung kedua lengan bajunya, "Aku benar-benar akan menghajarmu, Mean."
Plan langsung menatap ayahnya, "Pho . . .!"
"Tenang anakku, hari ini akan ku balaskan semua sakit hatimu." Ayah Plan lalu melepas ikat pinggangnya menggenggamnya erat dan menatap tajam pada Mean.
"Apa yang akan Pho lakukan?" Plan mulai terlihat gelisah.
"Memberinya hukuman. Beberapa cambukan tidak akan mencabut nyawanya."
Tak disangka, Mean justru bersujud dan mempersiapkan diri menerima cambukan dari ayah Plan. "Aku akan menerimanya, jika itu bisa mengurangi kesalahanku."
Ayah Plan menyeringai.
Satu cambukan mengenai bahu dan punggung Mean.
"PHO . . . " Teriak Plan.
Ibu Plan tak kalah terkejutnya, "Hentikan, ini sudah keterlaluan. Apa yang akan dikatakan orang tuanya pada kita." bentaknya.
"Aku tak peduli, bagiku Plan adalah segalanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
RomancePerth Saint FanFic Perth Tanapon, seorang pria yang terperangkap antara membahagiakan kedua orang tuanya atau kebahagiaannya sendiri. Saint Suppapong, seorang pria dengan trauma mendalam, dan memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.