Sorry for typo yaaah
***
Perth duduk di tepi tempat tidur Saint. Matanya memandang berkeliling, memandang setiap sudut kamar Saint. Sederhana namun terasa sangat hangat. Mata Perth pun terpaku oleh sebuah gambar pemandangan hutan dan air terjun di dinding kamar Saint. Perth bangkit berdiri lalu mendekati gambar itu. Lama dipandanginya gambar itu. Rasa nyaman dan teduh dirasakan dalam hatinya.
Sepertinya selera kita sama, 'hutan'
Perth tersenyum dengan pikirannya sendiri. Lalu mata Perth tertuju pada sebuah gitar di sudut kamar Saint.
Gitar? Dia juga suka bermain gitar?
Lagi-lagi Perth tersenyum. Segera diambilnya gitar itu lalu dibawanya menuju tepi tempat tidur Saint. Mulai dipetiknya gitar milik Saint itu. Gitar itu sangat terawat, bukti kalau sang pemilik selalu memperhatikan gitar itu. Perth semakin asyik memetik gitar itu hingga lagu 'When You Love Someone' mulai terdengar dari mulut Perth diiringi petikan gitar.
Saat lagu itu telah hampir selesai, pintu kamar mandi pun terbuka, terlihat Saint muncul dari dalam kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk putih di pinggang rampingnya. Rambutnya basah.
"Ternyata suaramu sangat bagus. Terima kasih sudah membuat mandiku jadi lebih nyaman." Saint tersenyum sedikit menggoda Perth. Saint memang merasa lebih baik setelah mandi. Rasa kesal dan sedih yang membuatnya menangis tadi terasa hilang dari kepalanya.
Namun Perth tak dapat melanjutkan lagunya lagi. Matanya tak berkedip memandangi tubuh indah Saint. Dia menelan salivanya.
Mengapa dia selalu membuatku 'menderita'.
"Perth . . . " panggil Saint. Namun sama sekali tak ada jawaban dari Perth. Saint perlahan mulai sadar dengan keadaan yang sedang terjadi. Dipandanginya tubuhnya sendiri yang setengah telanjang. Rasa tidak nyaman mulai menjalarinya.
Beruntung akal sehat Perth segera kembali, Perth segera bangkit berdiri, meletakkan gitar Saint di tempat tidur, "Sebaiknya aku tunggu di bawah saja." Perth tersenyum salah tingkah.
Saint yang juga salah tingkah pun mengangguk perlahan. Namun belum sempat Perth membuka pintu, tiba-tiba Saint berteriak kaget dan langsung meloncat ke atas tempat tidur. Perth tak kalah terkejut melihat gerakan tiba-tiba dari Saint.
"Ada apa, Saint?" tanya Perth panik sambil berjalan mendekati Saint.
Dengan gemetar Saint menunjuk ke lantai tak jauh dari pintu kamar mandi, "LABA-LABA." jerit Saint dengan menahan takut dan geli.
Hal tak terduga terjadi . . .
Perth langsung ikut melonjat ke atas tempat tidur Saint. "MANA?" teriak Perth, panik. Dengan matanya yang memandang menyisir lantai.
"Itu didekat pintu kamar mandi." seru Saint lagi.
Seekor laba-laba berukuran kecil berjalan ke arah tempat tidur.
"Aaaaaahhhhhhh . . . " jerit Perth dan Saint bersamaan. Tanpa sadar tangan mereka telah saling berpegangan erat.
"Kamu laki-laki. Usir laba-labanya, Perth."
"Kenapa harus aku. Kamu kan juga laki-laki." balas Perth
"Tapi kan kamu yang . . . " Saint tak dapat melanjutkan kata-katanya
". . . top . . ." sambung Perth sambil menyeringai sambil menatap Saint yang kini berjarak sangat dekat dengannya.
Mata Saint berkedip beberapa kali, demikian juga dengan Perth . . . dan . . . .
"LABA-LABA . . ." teriak mereka lagi.
Perth segera mengambil bantal Saint dan melemparkan ke arah laba-laba kecil itu, lalu guling Saint.

KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
RomancePerth Saint FanFic Perth Tanapon, seorang pria yang terperangkap antara membahagiakan kedua orang tuanya atau kebahagiaannya sendiri. Saint Suppapong, seorang pria dengan trauma mendalam, dan memilih untuk tidak jatuh cinta lagi.