🖤❤

1.9K 167 48
                                        

Selalu ....
Sorry for typo yah Nong
Happy Reading

***

Perlahan Saint memejamkan matanya. Mulai membuka mulutnya memberi izin agar lidah Perth masuk. Perth tak menyia-nyiakannya. Lidahnya memasuki mulut Saint, mengabsen setiap gigi Saint. Kedua tangan Saint perlahan mulai naik memegang tengkuk Perth, menahan kepala Perth agar ciuman mereka semakin dalam. Kedua tangan Perth membelai pinggang Saint lalu menariknya mendekat hingga tubuh basah mereka menempel. ciuman mereka semakin dalam, lidah mereka saling adu. Perth melumat bibir Saint dengan penuh kehausan.

Saint pun perlahan mulai membalas lumatan bibir Perth pada bibirnya. Perth tersenyum tipis disela ciuman panas mereka. Perth seakan mendapatkan lampu hijau dari Saint. Semakin dilumatnya bibir Saint, tangan Perth semakin menarik tubuh Saint menempel ditubuhnya. Diremasnya lembut pinggang Saint, dan Perlahan tangan kanannya mulai turun ke bokong indah Saint. Membelainya lembut lalu meremasnya. Akal sehat Perth mulai hilang, bibir Saint, tubuh Saint membuatnya gila. Bahkan Mr.P Perth pun mulai bereaksi karena gesekan dari Mr. P Saint yang juga mulai tegang. Remasan tangan Perth pada bokong Saint pun semakin kuat.

Namun disela lumatan mereka, mata Saint mulai terbuka, mengedipkan matanya beberapa kali mencoba mengembalikan kesadarannya akan apa yang sedang terjadi. Saat kesadaran Saint telah benar-benar kembali, Segera dilepaskannya bibirnya dari bibir Perth, dia segera melangkah mundur. Perth terlihat sangat terkejut. Napas Saint memburu sedang kedua tangan Perth segera memegang kedua bahu Saint agar Saint tidak semakin jauh.

Saint segera menampar Perth, namun kali ini bukan tamparan seperti yang dulu Perth pernah dapatkan, tamparan Saint sangat 'lembut' hingga terlihat seakan tangan kanan Saint yang menyentuh pipi Perth dan sedikit mendorongnya. Perth hanya terdiam memandangi Saint sambil memegangi pipinya yang 'ditampar' oleh Saint.

Saint Menjauhkan kedua tangan Perth dari bahunya. Saint berusaha mengatur napasnya, pandangannya diarahkan ke sembarang arah agar tidak memandangi Perth. Disekanya dengan gelisah pipi dan tengkuknya. Saint pun melangkah berjalan meninggalkan Perth. Ditariknya napas dalam-dalam lalu dihembuskannya, dilakukan beberapa kali untuk menenangkan dirinya.

Perth memandangi Saint yang telah melangkah menjauhinya, Perth menarik napas dalam. Dia tahu Saint sedang mengalami gelisah lagi, namun dia juga sangat senang Saint membalas ciumannya. Perth segera melangkah dengan setengah berlari agar bisa mendahului Saint.

"Aku pinjam bajumu yah untuk mengganti baju basahku ini." kata Perth terus berjalan didepan Saint tanpa menoleh pada Saint.

Saint menghentikan langkahnya, dipandanginya Perth dengan tatapan heran dan kesal. "Tidak mau. Setelah mengantarku kamu langsung pulang." bentak Saint.

Perth tersenyum, mengantarnya pulang?

Perth pun menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Saint. "Oke, tapi kalau aku sakit kamu yang harus merawatku." balas Perth tak mau kalah.

Saint terdiam, dia terlihat berpikir, dan tanpa sadar bibir kenyalnya dipoutkan. Momen seperti inilah yang selalu membuat Perth lemah. Tanpa bicara lagi Saint lalu melangkah melewati Perth menuju mobil Perth dengan wajah kesal.

"Tunggu aku." panggil Perth sambil berjalan menyusul Saint dengan tersenyum.

"Tidak mau. kita bukan teman lagi." omel Saint sambil terus berjalan

"bukan teman?. . ." batin Perth. Perth tersenyum dengan pikirannya sendiri.

***

Saint melangkah masuk ke dalam rumah diikuti oleh Perth. Saat masuk, mata Saint langsung tertuju pada Mean yang sedang duduk di ruang tengah menonton tv, sepertinya dia tidak ada jadwal pemotretan hari ini, dan Saint sangat bersyukur.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang