Ada yang rindu aku nggak? 😅
Rindulah yaa, yayayaya..
Biasa jomblo, nggak ada yang merindukan *sad 😢......
Sudah seminggu sejak mayang kembali ke kampung halamannya di desa Mekar Jaya. Ia menyibukkan dirinya dengan membantu orang tuanya di kebun. Begitu juga membantu sang ayah yang merupakan kepala desa, di desa Mekar Jaya.Seperti misalnya saat ini, Mayang tampak sedang berkutat bersama mesin tik di hadapannya. Dimana siang itu, seorang warga datang ke rumah mereka, guna membuat surat pernyataan dari kepala desa.
Mayang selesai dengan ketikannya. Kemudian, di berikannya surat itu kepada sang ayah, lalu Tejo membacanya sejenak dan menanda tangani surat tersebut. Kemudian menyerahkannya pada warga yang membutuhkan surat itu.
Hari itu, di adakan pesta pernikahan di kampung sebelah. Pesta tersebut, di adakan oleh anak dari adik kandung ibu Mayang. Yang mengharuskan mereka sekeluarga harus pergi ke sana.
Ibu dan juga kakak laki-laki Mayang sudah pergi terlebih dahulu ke kampung sebelah. Sementara Mayang dan sang ayah, akan menyusul, karena harus mengurus surat untuk warga tersebut.
"Pak! Ayo, pak. Nanti ibuk cariin," Panggil Mayang yang sudah siap dan rapi. Mayang terlihat begitu ayu dengan kebaya merah muda yang ia kenakan. Rambut panjangnya pun di gulung dengan rapi. Dan ada tambahan tusuk konde yang membuat penampilannya begitu cantik dan anggun.
Wajah manisnya dipoles dengan bedak tipis. Serta bibirnya di lipstik. Membuat bibir tipisnya terlihat merah merekah.
"Iyo.. iyo..," jawab Tejo yang buru-buru keluar sambil mengancing baju kemejanya.
Tejo menutup pintu rumah, kemudian bergegas untuk menyalakan motornya. Namun, beberapa kali Tejo mengengkol motor tua itu, tetap saja motor tak dapat menyala.
"Duuh, rusak lagi iki," gerutu Tejo geram sendiri. Dengan rokok yang menempel di bibirnya, Tejo terus berusaha untuk mengengkol motor itu.
"Ndak bisa, pak?" Tanya Mayang menatap kaki sang ayah yang terus mengengkol motornya.
"Rusak iki," jawab Tejo yang mulai turun dari motornya dan memeriksa apa yang salah.
Cukup lama Tejo mengulik mesin motornya. Tetapi, ia tak tahu dimana letak kesalahan motor itu. Mayang pun sudah terlihat duduk selonjoran di kursi teras. Bosan menunggu.
"Nduk, jalan saja sana. Bapak mau benerin motor dulu, ke rumah pak maman." Perintah Tejo pada akhirnya.
Dengan malas, Mayang pun berdiri. "Ya sudah, aku duluan nggeh, pak," ucap Mayang permisi.
"yo, ati-ati yo, nduk," ucap Tejo, kemudian mendorong motornya ke rumah pak maman.
Mayang berjalan perlahan menyusuri jalanan yang sepi. Rok panjangnya, membuat Mayang cukup kesusahan dalam berjalan. Langkah kakinya tak dapat melangkah lebar, dan ia harus berjalan sekitar 2 kilometer untuk mengakses desa yang ia tuju.
Tidak ada akses kendaraan umum di desanya. Mayang pun tak mampu mengendarai sepeda atau pun sepeda motor. Jadi, mau tak mau ia harus berjalan kaki.
Saat langkah kaki mayang telah mencapai persimpangan desa, tiba-tiba ia mendengar suara motor datang dari arah berlawanan. Tepatnya, dari arah kedatangan dari kota. Mayang mengabaikannya dan terus berjalan. Namun sayang, pemilik motor tampak menghentikan motornya di dekat Mayang.
Mayang memberhentikan langkahnya dan membesarkan matanya menatap waspada kedua orang pria bertubuh besar yang ada di hadapannya. Kaki Mayang pun mundur selangkah, karena takut melihat perawakan mereka yang tampak sangar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
RomanceAngkasa. Dari namanya saja, tempatnya begitu tinggi. Tak mampu tangan ini meraihnya. Walau ke bukit manapun ku daki, tetap dia begitu tinggi tak terjamah. Dirinya penguasa, dirinya pelindung, hanya saja.. aku menaruh rasa. Angkasa. Ingin ku gapai...