Mayang tampak meringis mengobati luka di kakinya. Dimana saat ini, ia, Angkasa dan Reza tengah duduk di ruang tamu. Dengan beralaskan karpet khas anak kost.
Setelah selesai mengobati lukanya, atensi Mayang langsung beralih ke arah Angkasa. Ia tersenyum malu-malu, menatap Angkasa yang sangat ia rindukan. Ia tidak menyangka bahwa pria itu kini tengah duduk di kostnya yang jelata itu.Sementara Angkasa, mengangkat alisnya menatap kelakuan Mayang yang centil. Ia merasa benar-benar heran kepada dirinya sendiri. Kenapa ia datang jauh-jauh kesini, hanya untuk menjumpai wanita yang sudah mengacaukan kehidupannya.
Lain lagi dengan Reza, pria itu mengembangkan bahunya, menatap tajam Angkasa. Seakan, ia ingin memangsa pria itu. Di tatapnya Angkasa dari atas sampai bawah, menilai sosok pria itu, dengan amarah yang membara di dalam hati.
"Mayang, siapa ini?" Tanya reza menuntut penjelasan. Membuat Angkasa langsung menatap Reza dengan mata tajamnya. Ia menyorot Reza dari atas sampai bawah, kemudian melirik Mayang.
"Kamu tidak mau katakan saya ini siapa?" Kini Angkasa yang malah menuntut.
Mayang tertawa cekikikan dan tidak hentinya ia terus menatap Angkasa. "Nggeh," jawabnya dengan gaya khasnya yang centil natural itu. Ia bahkan menepuk pelan lengang Angkasa, membuat Angkasa langsung menaikkan alisnya menatap kelakuan wanita itu.
Mayang mengambil buku, menutupi wajahnya dari pandangan Angkasa. Kemudian, ia menengadah ke arah Reza yang ada di seberangnya.
"Ini komandan Angkasa. Dia ini tentara. Kamu jangan macem-macem. Jangan bikin dia marah. Kalau ndak, dia seret kamu ke dalam mobilnya, dan besok kamu akan tinggal nama." Bisik Mayang yang masih bisa di dengar oleh Angkasa.
Wajah Reza memucat seketika. Bahunya yang tadi melebar, kini meringkuk seketika. Kepalanya pun mulai tertunduk sopan dan tidak berani menatap Angkasa.
Mayang tersenyum manis dan mengatur duduknya kembali. Ia menatap Angkasa dengan tatapan menggoda, membuat Angkasa melengos tak acuh.
"Komandan, kenalin, ini namanya Reza. Senior aku di kampus." Ucap Mayang memperkenalkan Reza pada Angkasa.
Angkasa lantas menatap Reza, dimana Reza langsung menciut seketika. "Saya Angkasa," ucap angkasa dengan tegas sembari mengulurkan tangannya.
Reza pun menyambut uluran tangan itu dengan ragu. "Saya Reza, komandan," balasnya dengan mencicit lemah.
"Saya calon suami Mayang,"
Glek! Reza langsung menelan gumpalan besar di tenggorokannya. Seluruh darahnya langsung bergetar dan dirinya seakan menggigil seketika. Ingin rasanya ia musnah dari permukaan bumi detik itu juga.
Sementara Mayang mengepalkan kedua tangannya kegirangan menatap Angkasa.
"Saya peringatkan, jangan datang lagi kesini. Mengerti kamu?!" Tegas Angkasa sambil melepaskan tangan Reza.
Dengan patuh, Reza menganggukkan kepalanya. Tanpa berani berucap sepatah katapun.
"Ya sudah, pergi sana!" Perintah Angkasa dan buru-buru Reza langsung beranjak dari duduknya dan pergi dari rumah Mayang. Dengan cepat, ia pergi bersama motor kebanggaannya itu.
Mayang tertawa terpingkal-pingakal. Ia begitu puas melihat reaksi Reza. Dimana Reza begitu takut dan ia pergi buru-buru.
Tetapi, tawa lebarnya seketika terhenti saat Angkasa angkat bicara. "Jadi, seperti ini," ucap Angkasa membuat Mayang langsung menatapnya. "..kerjaanmu bukan belajar yang benar, tetapi malah pergi-pergi dengan laki-laki lain?" Sindir Angkasa menatap Mayang dengan tatapan intimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
RomanceAngkasa. Dari namanya saja, tempatnya begitu tinggi. Tak mampu tangan ini meraihnya. Walau ke bukit manapun ku daki, tetap dia begitu tinggi tak terjamah. Dirinya penguasa, dirinya pelindung, hanya saja.. aku menaruh rasa. Angkasa. Ingin ku gapai...