RR 13

386 77 92
                                    

"Tidak perlu keluarga kandung yang utuh untuk membuatmu bahagia."

⭐⭐⭐⭐⭐

"Alletta kenapa, Pah?" tanya Arkan.

"Alletta cuma kelelahan. Anak gadis papah sudah makan?"

"Letta udah makan siang di restoran bunda."

"Ini udah hampir malam. Papah mau mandi dulu nanti kita malan malam bareng. Kamu istirahat dulu dan jangan banyak pikiran, ya!"

"Siap!" ucap Alletta dengan posisi tangan yang sama seperti posisi hormat bendera.

⭐⭐⭐⭐⭐

Maka malam berjalan dengan khidmat dan kini Lina, Rifki, Arkan, dan Alleta tengah menonton sebuah acara televisi yang membuat mereka gregetan.

"Papah yakin kalau anak itu pasti mati."

"Ih papah jangan gitu! Letta yakin dia bakal sembuh," timpal Alletta.

"Dia itu udah divonis berumur pendek," sanggah Rifki.

"Dokter itu bukan Tuhan," ucap Lina

"Tapi, Dokter itu memvonis sesuai bukti dan teori."

"Tapi, keajaiban Tuhan itu luar biasa kan, Pah?"

"Kalian mau nonton atau debat?" tanya Arkan membuat ketiga orang yang tengah mengobrol itu menatapnya dengan tatapan tajam.

"Biasa aja dong. Matanya nanti pada keluar loh."

"Arsen apaan sih."

"Iya nih sama ibu sendiri gak sopan," tambah Lina.

"Bercanda kali. Pada serius mulu."

"Gak lucu," ucap Alletta.

"Tuh kan benar kata Papah, Anak itu mati."

Alletta mulai fokus melihat layar televisi yang menampilkan adegan yang menurutnya menyedihkan, tanpa sadar Alletta akhirnya menangis membuat Arkan memeluknya.

"Jangan nangis! Gue bercanda tau."

"Anak bunda kenapa nangis?" tanya Lina sambil mendekat ke dekat Alletta.

"Anak gadis papah kenapa?" tanya Rifki ikut mendekat ke arah Alletta.

"Kalau nanti ... Letta meninggal dunia gara-gara sakit parah kayak gitu, adakah yang nangis buat Letta? Letta gak punya keluarga utuh kayak dia."

Semua orang tersentak kaget, Arkan semakin memeluk erat Alletta, Lina ikut memeluk Alletta yang menangis sesegukan, dan Rifki masih dengan pikiran yang berkelana ke kejadian sore tadi.

"Jangan bilang gitu. Lo kan gak apa-apa."

"Bunda gak suka anak bunda ngomong gitu."

"Alletta sini, Sayang!" ucap Rifki sambil menepuk pahanya.

Arkan mengusap air mata Alletta dan melepaskan dekapannya sama seperti Lina. Alletta datang dan duduk di pangkuan Rifki.

Rahasia Rasa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang