RR 31

218 18 59
                                    

Arkan pulang ke apartemennya dengan wajah murung. Ia tidak menyangka Alletta benar-benar lupa bahkan sekarang gadis itu malah jalan-jalan dengan Syahdan. Padahal dari jam 1 malam tadi ia tidak membaca dan menjawab panggilan teman-temannya dan bahkan pagi tadi ia sengaja menonaktifkan ponselnya agar tidak ada orang yang mengucapkan selamat ulang tahun sebelum Alletta.

Jarum jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam ketika Arkan menghidupkan ponselnya. Ada banyak notifikasi datang ke ponselnya dan yang membuatnya kaget adalah di antara beberapa panggilan tidak terjawab dari ibunya Alletta.

Arkan segera menghubungi Hana. Ia terkejut mendengar kabar bahwa Alletta belum juga pulang padahal malam sudah larut. Tanpa pikir panjang, ia langsung mengambil kunci mobilnya dan segera keluar apartemen.

Dalam hatinya, ia berniat menghubungi teman-temannya tetapi mengingat perkataan Akmal dulu, ia tidak jadi menghubungi teman-temannya. Apalagi ini sudah larut malam dan dirinya baru berbaikan dengan teman-temannya oleh paksaan Alletta kemarin.

Arkan menelepon Syahdan dan berdecak kesal ketika teleponnya tidak juga diangkat. Ia tidak menyerah untuk terus melakukannya. Pada panggilan yang entah keberapa kali akhirnya telepon diangkat.

"Di mana Alletta?" tanya Arkan cepat.

"Alletta? Dia udah pulang dari jam tujuh beberapa menit setelah sampai. Apa dia belum pulang?" tanya Syahdan cemas.

"Anj*ng! Lo yang ngajak jalan! Kenapa gak dianterin balik?" tanya Arkan lantang.

"Tadi--"

"Kalian jalan ke mana tadi?" potong Arkan.

"Kami pergi ke mal."

"Ngapain aja di sana?" tanya Arkan.

"Saya hanya mengantar Alletta yang ingin  membeli sesuatu. Dia bilang mau beli hadiah ulang tahun buat kamu. Dia minta bantuan pada saya untuk memilih barang yang bagus. Tapi, sebelum membeli sesuatu, kami berdua mengobrol sebentar dan setelah itu dia ingin pulang sendirian," papar Syahdan

Penjelasan Syahdan membuat perasaan Arkan campur aduk. Di satu sisi, ia merasa senang karena Alletta sama sekali tidak lupa dengan ulang tahunnya tetapi di sisi lainnya, ia juga khawatir kejadian dulu menimpa gadis itu. Ia ingin marah pada Syahdan tetapi ia yakin tidak ada gunanya juga.

"Arkan? Kamu masih di sana?"

Arkan berdeham. "Mal mana yang kalian datangi?"

"Mal di pusat kota."

Arkan mematikan sambungan sepihak kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beruntung keadaan jalan tidak ramai dan bahkan bisa dikatakan begitu lenggang karena hanya ada beberapa mobil sehingga ia tidak perlu mendengar bunyi klakson yang biasanya ramai saat dirinya mengebut.

Arkan menghentikan mobilnya secara mendadak ketika ponselnya berdering dan layarnya menunjukan nama "Lele".

Suara tangis terdengar ketika ia mengangkat teleponnya dan itu membuat Arkan khawatir karena ia yakin ini suara Alletta.

"Le?"

"Arsen! Letta takut. Bantuin Letta!" mohon Alletta sambil menangis

"Tenang dulu! Jangan panik! Jangan nangis! Lo di mana sekarang?" tanya Arkan cepat.

"Letta gak tau."

"Share location sekarang!" perintah Arkan membuat Alletta segera melakukan yang diperintahkan olehnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

Alletta memeluk dirinya sendiri ketika ketukan di pintu mobil semakin keras. Ia begitu takut dengan orang-orang yang berada di luar dan terus saja memaksanya keluar. Lebih menakutkan lagi karena laki-laki yang ditolongnya tadi tidak sadarkan diri sehingga ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Rahasia Rasa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang