RR 16

353 62 70
                                    

"Rasa yang gue punya harus gue bunuh karena rasa ini tidak ada harganya dibanding senyumannya saat ini."

⭐⭐⭐⭐⭐

"Balik sama gue."

"Tapi, Letta mau ke perpustakaan dulu."

"Mau ngapain?"

"Beli gorengan."

"Ailah bercanda mulu."

"Kadang-kadang Arsen lelet mikirnya. Perpustakaan itu tempat pinjam buku."

"Lo kan gak suka baca, ngapain pinjam buku?"

"Emang gak boleh pinjam buku kalau gak dibaca?"

"Terus mau lo apain?"

"Terserah Letta dong, gak ada peraturan yang pinjam harus baca, kan?"

"Terus?"

"Terus apaan, sih? Letta gak ngerti."

"Lo mau pinjam buku apa?"

"Matematika sama fisika."

"Lo beneran mau pinjam itu?"

"Iya."

"Kalau gak dibaca mending gak usah pinjam."

"Arsen tuh apaan, sih. Letta tuh mau belajar yang rajin. Syahdan juga bilang Letta tuh gak bodoh, tapi cuma malas."

"Tanpa guru, lo bakal lebih pusing."

"Syahdan bilang dia mau belajar bareng Letta pas istirahat."

"Istirahat itu dipakai istirahat, lo gak lelah belajar mulu?"

"Letta mau pinter."

"Buat apa?"

"Biar sama kayak Syahdan. Kata orang jodoh itu kan cerminan diri."

"Maksud lo?"

"Letta mau berjodoh sama Syahdan."

Arkan hanya terdiam menatap Alletta yang tersenyum lebar. Hatinya sedikit sakit mendengar perkataan Alletta dan sesaknya hati Arkan tidak hilang walau dia menghela napas panjang beberapa kali.

"Rasa yang gue punya harus gue bunuh karena rasa ini tidak ada harganya dibanding senyumannya saat ini," batin Arkan.

"Arsen!"

"Hah?"

"Kok melamun?"

"Gak apa-apa, kok."

"Di mana letak perpustakaannya?"

"Gak tau," bohong Arkan.

"Masa?"

"Beneran."

"Padahal Letta lagi mode rajin," ucap Alletta dengan nada sedih.

Arkan menghela napas untuk kesekian kalinya, ia tidak tega membohongi Alletta, tapi jika ia bilang ia tahu perpustakaan, Alletta pasti benar-benar membacanya dan lupa istirahat.

"Udahlah. Ayo! Kita pulang. Ini udah sore."

"Iya."

Di perjalanan Alletta terlihat murung dan Arkan tahu itu pasti karena ulahnya. Ia sangat tidak suka dengan perasaannya hari ini. Sesak di dadanya masih belum hilang dan sekarang ia merasa sedih karena Alletta murung seperti itu.

"Bunda udah pulang," ucap Arkan mencoba mencairkan suasana yang terasa canggung itu.

"Hm."

"Mau pulang ke rumah lo?"

Rahasia Rasa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang