RR 25

305 57 171
                                    

Alletta memberengut kesal ketika Arkan tidak menanggapi kata-katanya dari tadi dan Alletta lebih kesal lagi karena pilek serta bersinnya tidak juga reda.

Arkan berhenti di pinggir jalan membuat Alletta diam dan menatap laki-laki itu.

"Turun!"

"Kalau tahu bakal turunin di sini Letta gak bakal ikut Arsen."

"Turun Lele!"

"Iya iya."

Alletta turun dengan muka sebal dan menutup pintu mobil keras membuat Arkan tersentak kaget tapi kemudian tersenyum. Arkan turun dari mobil dan melihat Alletta yang masih diam di tempatnya.

"Yuk ikut bentar!" ajak Arkan sambil menarik tangan Alletta yang hanya mengikutinya malas.

"Bu pesan satu!" ucap Arkan ketika sampai di suatu toko yang terlihat sederhana.

"Siap, dibungkus atau di sini?"

"Dibungkus aja!"

Alletta hanya menatap malas ke arah Arkan sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan sesekali mengusap hidungnya yang terasa gatal.

"Yuk masuk mobil lagi. Lo masih kedinginan gak? Mau beli jaket dulu?"

"Ini kan pake jaket Arsen. Ngapain beli lagi?"

Arkan tidak menjawab pertanyaan Alletta dan hanya membuka pintu mobilnya agar Alletta segera masuk ke mobilnya kemudian setelah itu berlari ke pintu kemudi dan segera masuk ke dalamnya.

"Minum ini!"

Arkan menyodorkan minuman yang tadi dibelinya membuat Alletta menatapnya heran.

"Minuman apa itu?"

"Wedang jahe."

"Untuk apa?"

"Biar badan lo anget."

Alletta mengambil gelas minuman yang disodorkan Arkan dengan ragu-ragu, ia mencium aromanya, dan kemudian meminumnya perlahan. Ia mengernyit ketika merasakan rasa hangat dan aroma jahe menguar dari minuman itu.

"Anget?"

"Iya, Arsen mau minum juga?"

"Gak."

Arkan melirik ke arah Alletta yang tidak menawarinya lagi dan kemudian ia tersenyum ketika melihat Alletta begitu menikmati wedang jahenya.

"Lain kali kita ke sini lagi, boleh?"

"Boleh kok."

Alletta tersenyum ceria lagi dan menghabiskan wedang jahenya sedangkan Arkan tersenyum sambil mengusap peluh di dahinya. Ia tengah sakit tapi ketika menelepon Hana dan mengetahui Alletta tengah pilek akhirnya ia memutuskan untuk sekolah dan beruntung gadis itu belum berangkat ke sekolah.

⭐⭐⭐⭐⭐

Pelajaran olahraga yang menyebalkan untuk Arkan karena rasanya ia ingin pingsan saat ini juga tapi lagi-lagi cuma karena Alletta ia tidak mau ketinggalan olahraga kali ini.

Basket.
Olahraga itu sangat disukai Arkan tapi dalam keadaannya yang sakit kali ini rasanya basket menjadi urutan pertama yang ia hindari apalagi ini tengah hari dan bisa dipastikan panasnya begitu menusuk kulot dan membuat kepalanya makin berdenyut.

Ini sudah satu babak permainan basket 11 IPA 3 dan menunjukan grup Arkan lebih unggul dari grup Syahdan.

"Satu babak lagi, gue pasti bisa!" batin Arkan menyemangati dirinya sendiri bahkan jalannya pun terlihat sempoyongan.

Rahasia Rasa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang