Seminggu lebih Junhoe tidak masuk sekolah, akhirnya hari ini dia kembali bersekolah. Tentu saja diantar jemput, karena tangannya masih sakit banget.
Pas masuk kelas udah ada Jihyo yang lagi piket. Iya, hari ini selasa dan jadwal piketnya Jihyo.
"Udah mendingan belum, Jun?" tanya Jihyo menghampiri pemuda dengan garis wajah yang keras itu.
"Iya, udah kok lumayan lah," jawab Junhoe trus duduk di bangkunya.
Jihyo ngangguk-ngangguk trus lanjutin acaranya nyapunya, satu persatu anak-anak sapi alias anak mipa delapan udah pada dateng, kerjaan Jihyo juga lebih cepat selesai karena dibantuin Jiho yang piket di hari yang sama.
"Ketua kelas sama sekretaris dipanggil sama Miss Seo, disuruh ke mejanya," ujar Hanse yang lagi baca grup kelas.
"Lu aja ya, Hyo? Gua masih nyalin catetan MTK nih," ucap Rose yang masih fokus pada buku didepannya.
"Ish, mager ah," asli mager banget soalnya kantor sama kelas mereka tuh jauh.
"Ayo, sekretaris ikut gua," ajak Donghyuk pada dua orang itu.
"Jihyo aja, Yuk. Gua masih nyalin ini," ujar Rose. Akhirnya Jihyo juga yang pergi nemuin Miss Seo bareng Donghyuk.
Selama perjalanan menuju kantor mereka diem-dieman aja kaya orang lagi marahan, padahal emang lagi bingung harus ngomong apa.
Donghyuk emang naksir Jihyo, gadis dengan perawakan baik, tulus, santun, ramah, dan pintar itu memang menjadi idaman setiap kakak kelas ataupun adik kelas.
Termasuk Donghyuk.
Berada dikelas 10 yang sama, membuat pemuda itu tahu betapa baiknya gadis yang tengah berjalan disampingnya ini. Parfumnya tak pernah berubah, Donghyuk sampai hafal.
Tapi, sayang seribu sayang, belum sempat mengungkapkan, Donghyuk sudah tertikung dengan orang yang bahkan tidak terlalu mengenal gadis ini.
Sakit hati? Jelas, siapa yang tak sakit hati ketika melihat gebetan alias cidahanya sendiri tertikung didepannya. Tapi, Donghyuk bisa apa? Donghyuk bukan siapa-siapa.
"Ambil di gudang, ya? Pak Suho naro disana, gak ngerti juga, Miss," ujar Miss Seo pada dua orang ini. Donghyuk sama Jihyo ngangguk paham.
Jadi Pak Suho baru balik dari luar negeri tuh, katanya ada oleh-oleh buat anak kelas mereka, tapi malah ditaruh di gudang belakang kantor. Gudang ini biasanya buat nyimpen alat-alat olahraga.
"Emang Pak Suho mau ngasih apa ya?" tanya Jihyo pada Donghyuk.
"Kayanya cokelat atau apa gitu," jawab Donghyuk.
Mereka memasuki gudang itu, sebenarnya bukan gudang sih tapi lebih kearah tempat penyimpanan alat olahraga. Mereka lihat ada box gitu yang tulisan 'sebelas mipa delapan' trus langsung aja mereka ambil box itu. Gak berat banget sih, cuma mereka berdua udah kepo duluan isinya apaan.
"Buka dulu, Yuk, kepo," pinta Jihyo, maka dengan senang hati Donghyuk membukanya.
Ada banyak paper bag yang udah dilabeli nama masing-masing mereka. Jihyo melihat kearah isinya trus langsung kaget gak percaya.
Dalam paper bag itu ada kotak yang berisi parfum dari beberapa merek terkenal di dunia.
"Hyuk sumpah, gue mau nangis," ujar Jihyo pas liat isi paper bag nya.
"Hah? Nangis? Kenapa?" tanya Donghyuk mendadak panik.
"Channel No. 5, huhu ya allah sayang banget sama Pak Suho," ujar Jihyo sambil memeluk hadiahnya.
Donghyuk ketawa santai aja liat Jihyo begini. Gadis dengan potongan rambut bondol itu berdiri dari jongkoknya, tapi karena kesenangan mendadak ia hilang keseimbangan, segera saja Donghyuk yang berdiri disana menangkap pinggang gadis itu.
"Ih, Donghyuk makasih ya, kalau gak mungkin udah pecah ini botol," ujar Jihyo kemudian memasukkan lagi paper bag nya kedalam box itu.
Lihat? Memang cinta Donghyuk selama ini tak akan pernah terlihat dimata Jihyo. Jadi, biarkan saja Donghyuk kubur perasaannya pada gadis ini. Begini saja sudah cukup untuk Donghyuk.
---
Mereka lagi ngerjain tugas bahasa Indonesia, sedari pergi ke kantor Jihyo sama Donghyuk belum balik. Udah hampir setengah jam padahal.
Sementara kelas masih begitu saja, apa lagi jika mendapat jamkos begini. Ada yang ngerumpi, nonton, makan, main game, bahkan tidur.
Rose memejamkan matanya, ngantuk banget. Tapi, belum semenit memejamkan mata, suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Donghyuk dan Jihyo datang dengan box besar.
"Apaan tuh?" tanya Jungkook sambil mencoba mengintip isi box.
"Duduk dulu, dengerin gua," instruksi Donghyuk, anak-anak sapi ini pada nurut dan langsung duduk di bangku mereka.
"Udah, hyuk. Mulai," ujar Hayoung. Donghyuk ngangguk doang.
"Jadi ini ada hadiah buat kita semua dari Pak Suho, nanti bukanya sama-sama jangan dibuka duluan, oke?" ujar Donghyuk yang disahut 'oke' oleh anak kelas.
Jihyo membagikan hadiah mereka sesuai label nama, Rose memekik kaget ketika dilihatnya tulisan 'Victoria Secret' pada paper bag nya.
"Jangan seneng dulu, Ceu. Siapa tau itu paperbagnya doang trus isinya ternyata tahu gejrot," ujar Minghao yang duduk disamping Rose, padahal dia kepo juga soalnya paper bagnya ada logo Gucci.
"Nah udah dibagikan semua, pas dibuka jangan teriak, ya? Dalam hati aja teriaknya," ujar Donghyuk.
Mereka langsung membuka hadiahnya. Meski telah diperingatkan oleh Donghyuk, mereka tetap berteriak histeris. Gile aja cuy, ini parfum terkenal dari beberapa brand ternama. Dan wali kelas mereka memberikannya secara cuma-cuma, gile-gile.
"Mau nangis aja aku, huhu," Mina menatap tak percaya hadiah didepannya itu.
Jadi Pak Suho memberikan mereka masing-masing parfum. Yang cowok kalau ga dikasih Gucci Guilty Black ya dapet Burberry Brit Men. Kalau yang cewek dapet yang Channel No. 5 atau Victoria Secret Bombshell Eau De Parfum.
"Pak Suho terbaik, huhu love you, pak," ucap Saerom kemudian mencium hadiahnya.
"I love you, pak. To the moon and back."
"Orang kaya mah sabeb, cuk."
"Loh, Gyu? Lo kan orang kaya juga."
"Hah? Dibanding Pak Suho mah gua apaan anjir."
"Orang kaya monyet, maksudnya."
"Yuju, kampreeeeeeeeet."
"HAHAHAHAHAHA."
---
selamat siang dari aku 🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Classmate 2.0 ✓
Humor"Gak ada yang namanya kelas buangan, kita bisa nunjukin kalau kita lebih mampu daripada mereka!" -97 line(s) ©winniedepuh, 2019