45. Menuju UAS

2.4K 306 27
                                    

Akhir-akhir ini seluruh kelas sebelas disibukkan dengan ulangan, kuis, serta pengulangan materi. Alasannya adalah karena dua minggu lagi mereka sudah melaksanakan ujian akhir semester.

Jadwal les Rose, Mina, dan Eunha kini ditambah dengan pelajaran tambahan. Kebetulan mereka bertiga berada disatu tempat les yang sama.

"Serius? Ih gimana dong nasib gue?" ujar Eunha setelah mendengar cerita Haseul, anak Mipa 6 yang satu tempat les dengan mereka. Kata Haseul ulangan terkahir biologi berbentuk lisan.

"Pasti bisa lo, Na. Pinter kok," ujar Haseul menenangkan Eunha yang udah panik-panik ajaib duluan.

Hyunjae yang duduk didekat mereka nyeletuk, "udah, Na. Besok kan lo bisa masuk kuliah pakai orang dalem," sehingga kini punggung pemuda itu sudah habis dipukuli oleh Eunha.

Hyunjae dan Eunha memang tak pernah akur, setiap les atau bertemu di sekolah selalu saja bertengkar. Seperti ada saja hal yang harus mereka ributkan. Tak lama guru les mereka, Bu Jisoo, masuk buat ngajar kimia.

Begitulah kegiatan Eunha, Rose, dan Mina yang selalu dapat les tambahan menjelang UAS.

---

Tak jauh beda dari ketiga perempuan tadi, keempat orang disini juga les, hanya beda tempatnya saja. Saerom, Jiho, Roa, dan Minghao berada di satu tempat les yang tak kalah terkenal dari tempat les Eunha, Mina, dan Rose.

Malam ini diisi dengan matematika yang diajar oleh Bu Nayeon, si ibu ramah yang suka bawain makanan buat anak-anak yang sedang diajari olehnya. Perempuan yang berprofesi sebagai guru serta pengajar les itu berpikir bahwa matematika dapat dipahami jika kita merasa nyaman saat mempelajarinya, makanya ia tidak terlalu menekan para muridnya. Hal ini juga menimbulkan rasa menghormati para murid yang lebih besar kepadanya.

"Akhirnya!!" Saerom segera meregangkan badannya hingga tangannya mengenai wajah Myeongji yang duduk disampingnya.

"Heh, muka gue!" kesal gadis yang mirip bule itu sambil menyingkirkan dengan kasar tangan Saerom.

"Ampun," cengir Saerom. Mereka berdua ini terbilang sangat dekat meski tidak satu kelas, Myeongji berada dikelas Mipa 5.

"Jangan lupa PR sejarah dikerjain,"Roa mengingatkan teman sekelasnya sebelum kembali ke rumah, membuat dengusan sebal keluar dari Saerom dan Jiho.

"Tinggal kerjain doang, ribet amat lu pada," ujar Minghao sebelum menaik motornya. Jiho benar-benar memukul punggung Minghao kencang, membuat si empunya meringis kesakitan. Tenaga kuda , cuy.

Waktu menjelang UAS keempat orang ini diisi dengan mengejar les juga.

----

Disudut kota yang lain, sekumpulan pemuda masih sibuk menghisap sebatang tembakau yang sudah dibakar pada ujungnya. Menghisap kemudian membuangnya, membuat kepulan asap berada dimana-mana. Amat menyesakkan.

Meskipun UAS sudah berada di depan mata, tampaknya mereka tetap santai nongkrong sambil bermain game online, seolah-olah ujian bukanlah suatu hal besar dan perlu ditakuti.

"Kook, bang Hanbin nanyain lu kemana, kok gak pernah keliatan di sirkuit," ujar salah satu teman mereka, Gyujin.

"Udah gak balap lagi gua, Jin. Si Junhoe sama Byungchan masih dah kayanya," jawab Jungkook sambil memakan roti gepengnya. Diantara mereka yang duduk disini hanya Jungkook yang tidak merokok, katanya sih lagi berusaha berhenti.

Banyak yang tidak menyangka kalau orang kaya Byungchan menggeluti dunia liar di lintasan itu, karena banyak dari mereka hanya melihat sisi tidak berdaya seorang Byungchan saja.

"Iya, ketemu tuh sama gua juga kemaren," ujar Taeyang, "btw, Junhoe tuh ada masalah apa sih sama gua? Kaya gak suka mulu anjir tiap liat gue," tanya Taeyang yang hari itu nongkrong di Bang Jack. Mulut Mingyu udah panas banget pengen nge-spill mumpung gak ada Junhoenya, cuma ditahan sama Jaehyun.

"Emang gitu anaknya, baik kok dia sebenarnya," jawab Dokyeom pada akhirnya, meski kedua tangan sibuk memainkan games, tapi telinganya masih bisa menangkap percakapan teman-temannya.

"Lu jadian sama Yuju ya, Tae? Gua pikir sama Rose anjir," pancing Mingyu pada akhirnya. Emang kurang banget akhlak pemuda yang satu ini.

"Hah?" Dokyeom yang semula fokus pada gamenya mendadak mengangkat kepala saat mendengar nama Yuju, kalian tahulah kenapa.

"Yuju Ips, bukan si Ujuy," koreksi Woong yang juga lagi main game sama Dokyeom. Entah karena apa, mendadak ia menghela napas lega, membuat Woong ikutan bingung.

"Tau dah si anjing, semua aja lo gebet. Fakboi bangsat," maki Jacob langsung di depan Taeyang yang diem  doang.

"Gak gitu, Jacob babi," bela Taeyang. Mingyu sudah menyiapkan kacang sukro serta sebotol teh pucuk untuk mendengarkan berita hangat ini, membuat Jaehyun dan Jungkook kompak geleng-geleng kepala, "Rose tuh—"

"—terlalu baik buat gua," sela Younghoon yang baru datang kemudian mengambil sedikit kacang sukro milik Mingyu.

"Bangsat lu, Hoon," kesal Taeyang, Mingyu pun jadi ikutan kesal pula, "pokoknya gue sama Rose tuh gak pantes atau gue yang gak pantes sama dia."

"Ya, emang," sahut sebuah suara. Seorang pemuda yang baru tiba dengan leather jacket hitam serta ripped jeans andalannya. Siapa lagi kalau bukan Junhoe Syafandu?
























"Jae, big match," bisik Mingyu.

"Ayo ribut, gua suka keributan," kali ini giliran Jungkook yang berbisik.

Jaehyun mendadak pening sendiri. Bukannya mempersiapkan ujian akhir semester, para lelaki ini malah mengadakan keributan.

"Punya pala pening, gak punya pala serem," —Ahmad Jaehyun Maulana yang tiba-tiba sakit kepala.







----





haiiiii jangan lupa vomment yaaaa!!! 🌸🌸

Classmate 2.0 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang