Akhirnya setelah satu semester menunggu, Pak Aron masuk kelas juga. Seperti biasanya, tidak membawa buku apalagi alat tulis. Bapak niat ngajar gak sih, pak?
Pak Aron ini guru gaul sebenarnya, cuma beliau rada mageran aja. Trus karena ngajarnya seni budaya sering ngeles bilang ke guru-guru yang lain, 'seni itu bebas, jadi mereka saya bebasin berkreativitas'. Ya bener sih bapaknya, tapi seharusnya diawasi dong, ya kan? Ini si bapak malah sibuk ngedit video yang bakal di-upload ke youtube sekolah mereka.
"Jadi, tugas untuk semester ini kalian akan membuat film. Kalian bebas nentuin genrenya apa dan bapak mau semua anak kelas terlibat tanpa kecuali," ujar pak Aron, anak-anak di kelas langsung ada bisik-bisik, "sekarang kalian diskuin sutradaranya bersama jajaran, bapak kasih waktu," lanjut pak Aron trus jalan keluar kelas sambil nyengir.
"Apa sih??? Dateng-dateng gak jelas trus ngasih tugas aneh," julid Solbin sambil memperhatikan langkah bapak yang mengajar seni budayanya itu menjauh. Tapi kira-kira beginilah isi kepala anak Mipa 8.
"Trus gimana?" tanya Donghyuk selaku ketua kelas membuka percakapan antara mereka, "dimohon kepada Oceu gak usah nyaranin gue sebagai sutradara. Gua gak bisa," ujar Donghyuk pas ngeliat Rose baru saj membuka mulutnya dan menunjuk Donghyuk. Kini, Rose memanyukan bibirnya kesal.
"Kenapa gak bisa, yuk?" tanya Binnie kepo seperti biasanya.
"Gua udah lelah ngurus kelas, Bin, ya kali ditambah lagi?" ujar Donghyuk mengerahkan seluruh kefrustasiannya didepan warga kelasnya.
"Ada yang punya usul gak?" tanya Jaehyun selaku wakil ketua kelas.
"Gua saranin Jaehyun biar dia keliatan kerja selama jadi wakil ketua," ujar Hayoung langsung dipelototin sama Jaehyun.
"Setuju gua," tumben sekali oknum Jungkook ikutan komentar, hm.
Setelah perdebatan panjang, terpilihlah Jaehyun sebagai sutradara dan Minghao sebagai asisten sutradara, kemudian Jiho dan Rose yang bersedia sebagai penulis naskah, dan lain-lain. Untung banget si Jaehyun ini orangnya lumayan teratur, dia bakal netapin deadline-deadline agar tugas buat film ini lancar Jaya.
"Ya udah itu doang, kan? Pulang," ujar Mingyu kemudian menyandang tasnya, brgegas ingin segera pulang. Karena ternyata Mingyu mau menagih utang Chaeyeon yang katanya mau beliin patbingsu kalau Mingyu tidak melarang-larang Chaeyeon dengan Eunwoo. Padahal mah Mingyu setuju-setuju aja, cuma biar ditraktir doang makanya sok-sokan ngelarang, "Eunwoo, Chaeyeon hari ini sama gua dulu ya pulangnya? Ada urusan saudara hehe," ujar Mingyu nyengir terus narik Chaeyeon.
Chaeyeon akhirnya dadah-dadah ke Eunwoo terus mukul punggung Mingyu saking keselnya. Huft!
Di lain sisi, tampak Jungkook yang sedang menunggu Eunha berbenah. Maklum cewe mah ribet banget, Eunha aja bisa bawa dua kotak pensil ke sekolah. Tapi ajaibnya gak pernah ada yang mau maling.
"Udah?" tanya Jungkook, Eunhanya ngangguk doang trus mereka jalan menuju parkiran sekolah. Hari ini Jungkook membawa motor beat street putihnya.
"Dadah kalian hati-hati, ya?" ujar Lisa yang kebetulan parkir motor tepat disamping motornya Jungkook.
"Iya, Lis. Dadah," balas Eunha cukup lesu, membuat Lisa bertanya ada apa. Perasaan disekolah tadi baik-baik aja, bahkan nilai kuis biologi tadi Eunha yang paling tinggi. Hm, jujur aja nih, jiwa kepo Lisa membuncah. Apa lagi berantem sama Jungkook? Lah, tadi makan bareng, duduk bareng, sama ngobrol biasa aja kok. Hadeh, aneh.
"Woy, eneng Lilis! Kamu mau jalan apa engga, ini saya teh nungguin kamu lho," ujar seseorang dibelakang motor Lisa, sementara Jungkook dan Eunha sudah berlalu sedari tadi. Lisa menoleh kearah sumber suara, ditemukannya Kookheon anak Ips 3 yang menatap bingung Lisa dengan helm bogonya.
"Aduh, Kookheon. Maapin aing, ya? Nih jalan, hehe," cengir Lisa terus lajuin motornya buat pulang, sementara Kookheon geleng-geleng kepala dan lanjut jalanin vespa kuning andalannya.
Mari lupakan Lisa dan kita kembali pada Eunha dan Jungkook. Kali ini mereka berdua terlihat berhenti disuatu tempat, Eunha segera melengos pergi dan memesan makanannya. Iya, mereka berhenti di warung mie ayam langganan mereka. Jungkook suka makan disini sih katanya.
"Na, kamu masih marah?" tanya Jungkook ketika baru saja dirinya menduduki bangku disana.
"Menurut kamu aja," balas Eunha terus lanjut scroll instagramnya.
"Astaga, Na. Kan aku udah bilang kalau handphone-ku dibajak Beomgyu, kamu tahu dia yang naksir si Yein itu bukan aku," jelas Jungkook memelankan suaranya, takut terdengar oleh pengunjung lain.
"Tapi akhirnya kamu ladenin juga, kan? Kamu tuh kenapa, sih? Kemaren pas Kak Wonwoo ngechat, kamu habis-habis marahan sama aku padahal dia cuma minta save back. Sekarang bahkan kamu dm-an sama si Yein itu malah nyalahin Beomgyu, aku kenal kamu, Kook. Aku hapal typing-mu gimana," ujar Eunha lagi semakin kesal.
Jungkook menghela napas sesaat, tangan kanannya yang bebas meraih tangan Eunha, "aku minta maaf, ya, Na? Maaf karena dm-an sama adek kelas itu sampe lupa waktu, aku cuma kebawa suasana. Kita jangan berantem lagi, ya?"
Eunha hanya menatap Jungkook sebentar lalu kembali menatap ponselnya, "iya," cicit Eunha pelan kemudian menyimpan ponselnya. Jungkook tidak suka diabaikan.
"Aku pikir kamu udah baik-baik aja, soalnya disekolah kaya gak ada kejadian apapun," ujar Jungkook.
"Aku gak enak nunjukin kita berantem sama anak-anak, tau sendiri mereka mandang kita sebagai 'couple goals' yang gak pernah berantem. Tapi ya kita juga pasangan biasa, pasti ada aja kurangnya, punya masalah juga, kita gak sesempurna itu. Lagian buat apa aku umbar-umbar masalah kita ke orang lain? Aku juga gak mau keadaan jadi canggung kalau mereka tahu kita berantem," ujar Eunha lagi. Jungkook ngangguk tanda mengerti.
Duh, memang dirinya tak salah memilih.
---
guten morgen, all!!! 🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Classmate 2.0 ✓
Humor"Gak ada yang namanya kelas buangan, kita bisa nunjukin kalau kita lebih mampu daripada mereka!" -97 line(s) ©winniedepuh, 2019