Jam pertama dihari kamis ini adalah biologi. Bahkan sebelum Buk Bora masuk, Dokyeom audah menguap berkali-kali. Cuaca diluar berawan, dengan abu-abu mendominasi, mungkin akan hujan. Pepohonan disamping kelas tampak oleng oleh angin yang berembus kuat, kalau Dokyeom mengharapkan hujan turun tampaknya ia tak salah.
"Masih pagi, pak!" komentar Sujeong yang menjadi teman sebangku Dokyeom—lagi.
Miss Seohyun akhirnya kembali memindahkan mereka sesuai urutan duduk yang sudah diacak. Ada yang senang seperti Bambam, Binnie, dan Winwin yang kebagian didepan AC. Ada pula yang sedih seperti Yugyeom yang takut canggung dengan bangku depannya.
Tapi semua kembali harus disyukuri, contohnya saja si Junhoe yang mendadak rajin mengerjakan tugas karena duduk disamping Gyuri.
Kembali pada Dokyeom dengan segala ngantuknya yang sudah meluap kemana-mana, pemuda dengan hidung mancung itu hanya membalas ucapan Sujeong dengan cibiran kecil, membuat Sujeong meringis sebal mempunyai teman sebangku seperti Dokyeom ini. Bukannya memacu semangat belajar malah memacu semangat tidur setiap pelajaran.
Jihyo tertawa melihat Sujeong yang marah-marah pada kelakuan Dokyeom, matanya melirik kepada bangku di serong kanan belakangnya itu. Sujeong lucu sekali kalau sudah ngomel-ngomel, mata Jihyo tak sengaja bertabrakan dengan iris cokelat gelap milik ketua kelasnya, Donghyuk.
Bukan Jihyo tidak tahu pemuda berkharisma itu menyimpan rasa padanya, sementara ia tak menganggap hubungan mereka lebih dari teman. Jihyo suka semua perhatian yang Donghyuk berikan kepadanya, apalagi dahulu saat mereka berada dibangku kelas sepuluh, kebetulan mereka sekelas pada saat itu.
Tapi Jihyo tetap tak bisa memaksakan perasaannya pada pemuda itu, karena dari awal Jihyo juga sudah menyukai kakak kelasnya yang bernama Daniel Ramadhan itu. Hingga akhirnya mereka diperkenalkan oleh kakaknya Jihyo dan berakhir jadian. Jihyo masih merasa tidak enak pada perasaan Donghyuk, tapi sekali lagi ia tak bisa berbuat apa-apa. Kita tidak bisa memaksa perasaan seseorang 'kan?
"Heh, menung mulu!" tegur teman sebangku Jihyo, Yugyeom.
"Hehehe," cengir Jihyo kemudian kembali membenarkan posisi duduknya sambil menunggu guru biologinya masuk.
Netra teduh Jihyo menatap pemuda disampingnya yang hanya diam sambil memperhatikan ponsel, Jihyo tahu bahwa pemuda ini sangat tidak menyukai duduk disini. Dari gerak-geriknya saja terlihat jelas sekali bahwa ia sedang cemburu dengan Hanse yang tengah menjahili Solbin.
"Udah atuh, Gom. Ikan dilaut gak cuma satu," Jihyo menepuk-nepuk pundak Yugyeom. Sudah tahu belum kalau Jihyo adalah ibunya Mipa 8? Iya, gadis dengan rambut bondol ini merupakan ibunya Mipa 8, tempatnya anak-anak kelas menuangkan keluh kesah mereka.
"Apa gue main tinder aja, ya?" ujar Yugyeom random banget.
"Dih, emangnya lo udah 18 tahun?" tanya Jihyo sambil terkekeh pelan, ada saja jalan pikir Yugyeom ini.
"Cariin cewek makanya," ujar Yugyeom sembari melihat kearah Jihyo. Dua orang didepan mereka segera berbalik saat mendengar ucapan Yugyeom.
"Cieeeeeeee," ledek Hanse pertama kali, sementara Solbin tersenyum meledek sembari menyembunyikan rasa ingin tahunya. Solbin memang merasa bersalah pada pria ini, tidak seharusnya ia mengabaikan rasa Yugyeom padanya. Tapi ia juga tidak tahu mengapa dirinya tidak bisa menerima perasaan pemuda itu.
"Diem lu," kesal Yugyeom pada Hanse. Hubungan pertemanan mereka baik-baik saja, tidak sekekanak-kanakan itu bertengkar hanya karena seorang gadis. Tidak elit sekali, begitu pikir mereka.
"Dih, hahahaha," tawa Hanse lagi.
Yugyeom berbalik kearah bangku belakangnya, dimana ada Eunha yang sedang menyantap nasi gorengnya dan Jungkook yang sibuk mengganggu gadisnya, "Una, jadi ceweknya Ugom mau gak?"
Jungkook yang mendengar itu segera memasukkan timun yang ada dipiring kekasihnya kedalam mulut Yugyeom, "diem lu, anjing."
"Mau jadi yang kedua?" tanya Eunha balik membuat Jungkook terkaget.
"Na????"
"Hehehe, gak bisa, Gom. Pawangnya gue galak banget melebihi Profesor Snape," tolak Eunha membuat Jungkook menghela napas lega meski dikatain kaya Severus Snape. Yugyeom mengangguk kemudian melihat kebangku sebelahnya, bangku milik Eunwoo dan Chaeyeon.
"Chaeyeon, jadi pacar gua, yuk?" ajak Yugyeom sambil senyum lebar banget, Eunwoo yang lagi sibuk nyalin catatan Fisika Chaeyeon yang mau dikumpulin nanti mulai mengeluarkan laser dari matanya.
"Hah?" bingung Chaeyeon.
"Gak jadi deh, Chae. Galak banget cowok lu," ujar Yugyeom trus balik menghadap depan.
"Hah?" tampaknya Chaeyeon dengan cosplay jadi tukang keong.
"Gom, tembak gue dong," pinta Sujeong yang melihat ketidak jelasan Yugyeom, padahal gadis itu masih sibuk memantau online shop-nya.
"Gak ah, males sama Sujeong," ujar Yugyeom. Udah jomblo milih-milih pula, untung gak Sujeong timpuk sama kotak pensilnya.
"Udah gila emang," Jihyo geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan temannya, "mau gue cariin cewek gak?"
"Mau lah!" jawab Yugyeom dengan semangat, dengan cepat memperbaiki posisi duduknya menghadap kearah Jihyo.
"Namanya Miyeona Salwa Khoirunnisa, anak Mipa 6," ujar Jihyo, Yugyeom tampak begitu tertarik.
"Yang mana tuh? Kok gak pernah denger?"
"Bentar, gue tunjukin fotonya," Jihyo segera mengobrak-abrik isi ponselnya, mencari foto gadis bernama Miyeona itu, "nah ini dia."
Mulu Yugyeom terbuka, kaget ngeliat teman Jihyo yang satu ini, "njir tapi kok gak pernah keliatan?"
"Mata lo aja yang ketutup sama Solbin mulu," Jihyo jawabnya sambil mesem aja.
"Hyo, kenalin dong," pinta Yugyeom sambil tetap memperhatikan foto di ponsel Jihyo.
"Kan udah gua bilang, ikan dilaut gak cuma satu."
"Jadi mak comblang gue dong, Hyo!"
"Ih, nyusahin banget. Ya udah iya."
"Eits, makasih banyak, maknya mipa 8," jawab Yugyeom sambil nyengir. Bener sih kata Binnie semalem, emang lebih baik menyelamatkan apa yang ada daripada menangisi apa yang hilang. Yugyeom cuma mau menyelamatkan perasaannya, itu saja.
---
mic check, 1 2 3
karena umur buku ini tidak lama lagi, jadi... kalau aku bikin classmate series lagi, kalian mau line berapa, temenku???
btw, tulis lagu yang sering kalian dneger dong akhir-akhir ini. aku gabut banget nih...
jangan lupa vomment yeorobun 🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Classmate 2.0 ✓
Humor"Gak ada yang namanya kelas buangan, kita bisa nunjukin kalau kita lebih mampu daripada mereka!" -97 line(s) ©winniedepuh, 2019