42. Pak Sutradara

3K 327 19
                                    

Hari demi hari terlewati, anak mipa 8 sekarang benar-benar fokus pada project mereka untuk film ini. Kaya mereka tuh mau ngebuktiin kalau ada yang bisa dibanggain dari kelas mereka, mereka beneran capek deh selalu dikatain kelas yang gak pernah mau dengerin gurulah, kelas yang malesan lah, asli udah capek banget. Jadi, dari project film ini mereka mau nunjukin kalau mereka juga berusaha keras.

Buktinya saja selama seminggu ini, Jaehyun, Jiho, Rose, Minghao, Junhoe, dan Eunwoo sudah kesana kemari buat survei lapangan. Ngurus perijinan, belum properti, masalah aktornya, asli pusing banget. Tapi bersyukur mereka kaya menikmati saja apa yang dilakukan, bikin capeknya jadi gak kerasa sama sekali. Segala sesuatu memang harus kita nikmati terlebih dahulu baru bisa disajikan ke khalayak.

Setelah dua minggu mengurus naskah, kemudian seminggu mengurus perizinan dan survei lokasi, akhirnya mereka mulai melakukan shooting. Kebetulan anak kelas 12 sedang ujian dan mereka mendapatkan libur selama seminggu, bukan main-main tekad mereka pada project kali ini. 

Jaehyun sendiri sudah menargetkan bahwa bulan ini akan banyak libur karena agit akan ujian, jadi sebisa mungkin dimanfaatkan oleh mereka untuk shooting.  Target Jaehyun karena ini film singkat, seharusnya satu bulan sudah cukup lama sekali untuk pengambilan video. Jadi setelah itu editor sudah bisa bekerja dibalik laptopnya dan menyelesaikan project.

Hari ini hari ke sebelas mereka take, perkiraan bahwa besok akan take scene terakhir dan mereka selesai. Jadi, kalau udah selesai yang lain bisa fokus pada kegiatan yang lain. Agak terhambat oleh beberapa tugas dan juga sekolah yang full day sehingga shooting hanya bisa dilakukan hari jum'at, sabtu, minggu, dan libur ujian anak agit.

"Aaaaaaaand action!" teriak Jaehyun. Hal kaya gini udah gak asing lagi ditelinga crew alias murid mipa 8.

Sekarang mereka take scene 12 dirumah Byungchan. Asli disini lumayan adem, gazebo rumah Byungchan luas sekali, ditambah mamahnya yang baik hati. Saerom yang bertugas sebagai kameramen sudah berpeluh sekali, mengingat hari ini sangat terik sekali mataharinya. Dari tadi gantian sama Mina sih, cuma tetep aja capeknya kerasa.

Dengan peluh yang mengucur dari pelipisnya, Saerom masih fokus untuk merekam temannya yang sedang beradu peran. Tiba-tiba Saerom rasakan sebuah tisu mendarat di jidatnya, hampir saja Saerom oleng saat mengetahui bahwa Hyunbin pelakunya. Mungkin jika ia tidak mengingat bahwa sedang memegang kamera, beneran oleng kali, ya?

"Ok, cuuut!!" teriak Jaehyun kemudian mulai monitoring lagi bersama Jiho dan Minghao.

"Makasih," ujar Saerom pelan saat dirasanya tangan Hyunbin sibuk mengelap keringatnya. Betapa bodohnya ia ketika lupa mengikat rambutnya, sehingga berulang kali ia mengangkat rambutnya keatas. Sedari tadi meminta karet rambut tapi gak ada yang punya.

"Panas?" tanya Hyunbin.

"Banget," jawab Saerom.

"Diem dulu," ujar Hyunbin kemudian berdiri dibelakang Saerom. Dapat Saerom rasakan bahwa tangan kekar Hyunbin meraih rambutnya, mengumupulkan keatas, kemudian mengambil karet dari sakunya, terakhir mengikat cepol rambut gadis itu supaya tidak kepanasan lagi.

Saerom mematung, jantung nya terasa hampir lepas dari tempatnya. Tidak dapat dipungkiri ia senang diperlakukan begini oleh Hyunbin, "makasih."

"Pakai topi, panas," Hyunbin melepas topi balenciege-nya kemudian memasangkan ke kepala Saerom.

"Nanti lagi ya pak, buk, kita mau lanjut nih," interupsi Jiho membuat Saerom dan Hyunbin segera membuang wajah. Hyunbin menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian begerak menuju gazebo, sementara Saerom sibuk mengatur kamera.

Setelah 3 jam berlalu, akhirnya shooting hari ini selesai. Seperti biasa mereka akan review dan do'a sebelum pulang dengan dipimpin Jaehyun. Kali ini semakin spesial ketika mamahnya Byungchan memeberikan 3 teko es sirup yang seger banget. Peluh Dokyeom dan Hanse bukan main-main setelah memegangi lighting dan mic.

"Kerja bagus semuanya. Besok kita inshaa allah take scene terakhir di basement kantor pak Suho yang udah diberikan izin kepada kita. Jadi, gue mohon kalau besok gak ada yang ngaret lagi, gak ada yang males-malesan lagi. Properti, tata busana, sama tata rias jangan lupa persiapkan apa yang harus dipakai dan dibawa besok, gak ada lagi kejadian ini tinggal atau itu gak ada, gue gak mau denger yang kaya gitu. Trus juga buat aktor, besok puncak kalian, jangan lupa dalemin lagi karakternya. Ok, guys kayanya itu aja dari gue. Dari lo ada gak, hao?" tanya Jaehyun melirik kearah Minghao si asisten sutradara.

"Gak ada," Minghao menggeleng.

"Ok deh kayanya itu aja, sekian dari gue," ujar Jaehyun kemudian menutup review mereka.

"Yok jargon dulu," ujar Dokyeom kemudian memajukan lengannya, tanpa aba-aba anak mipa 8 menempelkan tangan mereka menjadi bertumpuk.

"Mulai, Jae," ujar Junhoe.

"XI MIPA 8??"

"ACTIOOOOOOON!!!"

---

Setelah shooting, tim inti tidak benar-benar pulang. Mereka mampir dahulu ke kafe milik mamahnya Jiho, gak tahu mau ngapain juga.

Cuaca diluar sudah tidak seterik tadi, tapi panasnya masih tetap terasa. Kafe ditengah kota ini tampak sedikit ramai, mereka memilih duduk di pojok sana. Rose segera menyenderkan kepalanya ke lengan sofa, berdiam diri merasakan udara dingin yang keluar dari AC.

"Gak kerasa project kita udah mau selesai," ujsr Eunwoo pertama kali diikuti anggukan setuju oleh teman-temannya.

"Gue... benar-benar berharap banyak sama project ini," ujar Jaehyun menerawang kedepan.

"Kenapa gitu?" tanya Jiho.

"Gue cuma mau buktiin aja ke orang lain kalau kita itu bukan kelas buangan yang kaya mereka pikir, kita cuma suka berada dijalan masing-masing," jawab Jaehyun diikuti anggukan setuju oleh yang lain.

Mereka cuma mau membuktikan saja bahwa dibeberapa aspek mereka masih unggul, mereka hanya ingin menunjukkan bahwa mereka juga bisa lebih dari yang lain.

"Makasih, guys udah mau bertahan sama project ini," ujar Jaehyun menatap kelima temannya yang lain.

"I don't wanna cry right now!!" rengek Rose sambil menyeka air mata nya yang sudah menggenang.

"Cengeng banget, bu," Junhoe segera menyodorkan tisu diatas meja kearah Rose.

"Terimakasih sudah mau repot-repot jadi sutradara, ngurus kami yang suka gak dengerin omongan lo, bertanggung jawab disetiap tindakan juga. Kalau gak ada lo mungkin project ini gak akan jalan, Jae. You did great," Jiho segera menepuk-nepuk pelan pundak Jaehyun.

Memang diantara mereka Jaehyun yang merasakan beban paling banyak, semuanya dia yang ngatur. Berhadapan dengan guru, mengurus perijinan kesana-kemari, bicara dengan pemilik tempat yang mau dipakai, menghandle secara langsung teman-temannya juga. Tanggung jawab yang ia rangkul rasanya besar sekali.

"Good job, pak sutradara!"

"You did well, bro."

"Gak usah sok terharu lo, hahaha."

"Pak sutradara, terbaik!!!!"



Terima kasih, pak sutradara.







----


guys, classmate 3.0 mau di publish kalau ini udah tamat atau langsung aja sejalan sama buku ini?

btw, jangan lupa vomment yaaaaa 🌸🌸

Classmate 2.0 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang