Maaf guys, kalo banyak typo hehe.
enjoy reading!Kembali kepada hari dimana Byungchan pergi kerumah Hayoung demi sepotong pudding, tapi tentu saja tujuannya tak hanya itu. Byungchan memang sedang berusaha mendekati gadis mungil itu, doakan semoga berhasil, ya guys!
Byungchan segera memarkirkan vario hitamnya didepan pagar Hayoung, mengunci stang motornya agar tak diambil orang. Maklum sekarang sedang musim maling motor dan Byungchan tak ingin diamuk oleh mamanya selama satu semester karena menghilangkan vario milik mama tersayangnya ini.
Memorinya berputar kembali pada saat ia menghilangkan botol minum tupperware milik sang mama dengan tidak sengaja. Byungchan hanya lupa menaruh botol bewarna hitam biru itu dimana, sehingga namanya nyaris hilang dari kartu keluarga. Mulai saat itu Byungchan lebih memilih memakai botol yang dibelinya sendiri di miniso—meski bergambar we bare bears karena pilihan Hayoung— dan tak ingin lagi menggunakan tupperware sang bunda. Byungchan trauma.
Tangan kurusnya meraih bel yang tertempel didinding samping pagar, 2 kali pemuda berlesung pipi itu menekan hingga akhirnya seorang gadis mungil berlari dari dalam rumah untuk membukakan pagar. Gadis itu tampak semakin lucu dan menyegarkan dimata Byungchan, meski ia hanya menggunakan training adidas serta kaus polos berwarna peach yang tenggelam di badan mungilnya. Melihat gadis itu membuat lengkung bibir Byungchan sudah sedalam lengkung henle pada ginjalnya, benar-benar gadis ini bisa membuat Byungchan tersenyum layaknya orang gila setiap kali bertemu.
"Haiiiii," sapanya riang, seperti biasa.
"Iya, hai," balas Byungchan mencoba menjaga image didepan gadis pujaannya.
"Masukin aja motornya kedalam," ucap Hayoung sambil membuka sedikit lebih lebar gerbang rumahnya.
Menurut, Byungchan segera memindahkan vario milik mamanya kedepan rumah Hayoung. Langkahnya segera menyusul gadis mungil yang sudah berteriak menyuruhnya agar cepat, membuat lagi-lagi sebuah senyum muncul diwajahnya.
Rumah gadis itu cukup besar, dengan banyak potret di dindingnya yang putih gading. Lantainya marmer berwarna kuning pucat yang menambah kesan damai sekaligus mewah disana. Netra hitam jernih milik Byungchan menyelami potret-potret yang tertempel di dinding, ada Hayoung, orang tuanya, serta seorang laki-laki yang Byungchan pikir itu adalah kakaknya.
Kursi jati serta lemari kaca yang sama jatinya berada di seberang dinding penuh pigura, sekarang Byungchan tahu bahwa selera orang tuanya dan Hayoung benar-benar berbeda.
Byungchan mengingat lagi dirumahnya sangat penuh warna, dominan dengan pink, ungu, serta putih. Selera mamanya benar-benar sangat feminim, hanya kamarnya yang suram—begitu kira-kira komentar sang mama saat masuk kedalam kamarnya. Lagipula apa pedulinya coba, ia suka kamarnya yang dipenuh poster Naruto Shippuden serta One Piece. Tak lupa kaset-kaset milik band legend Metallica di rak seberang tempat tidur.
Panggilan Hayoung membuyarkan lamunan Byungchan, gadis itu menyuruhnya agar segera ke mini bar dekat dapur bersih. Lagi-lagi, impresi pertama Byungchan masih sama, rumah Hayoung bergaya klasik dan mewah. Maniknya menangkap Hayoung yang sedang menyajikan pudding, segera kakinya berjalan menuju kearah gadis mungil itu.
Pemandangan dari mini bar rumah Hayoung adalah jendela besar yang langsung menghadap kolam renang, cahaya matahari memenuhi ruangan yang menjadi pembatas ruang keluarga dan ruang makan itu. Lukisan-lukisan klasik menggantung di dinding, menambah kesan elegan. Pantas saja Hayoung juga sedikit estetik, ia tahu dari mana asalnya.
"Kenapa melamun?" tanya Hayoung sambil menuangkan lemon tea dengan es batu penuh kedalam gelas.
"Gue suka gaya rumah lo," ujar Byungchan sambil tersenyum kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Classmate 2.0 ✓
Humor"Gak ada yang namanya kelas buangan, kita bisa nunjukin kalau kita lebih mampu daripada mereka!" -97 line(s) ©winniedepuh, 2019