Bagian kedua

2.9K 447 80
                                    

Jeongin melamun, ucapan Haechan beberapa jam yang lalu kini terngiang di telinganya.

"Bagaimana bisa Seungmin tidak tahu kalau keluarga Jisung sudah tidak ada" gumamnya. Tangannya mengangkat cangkir bubble tea taro yang dipesan nya beberapa menit lalu.

Jeongin memandang keluar cafe , setelah selesai dengan acara pemakaman Seungmin,  Jeongin tidak langsung pulang. Pikirannya berkecamuk , memikirkan bagaimana bisa Seungmin terbunuh? Dan fakta jika Jisung berada di rumah Seungmin malam itu? Dan juga Haechan?

Oh? Bahkan Jeongin lupa menanyakan kepada kaka kelas nya itu. Bagaimana bisa Haechan menguping pembicaraan keduanya tanpa ada niat membantu nya.

Jeongin menghela nafas kasar, sungguh kematian kedua ini membuat kepala nya pening.

Fakta bahwa Seungmin adalah korban kedua membuat Jeongin sedikit was-was dengan teman teman nya, ditambah ucapan Haechan benar-benar menguatkan. Jika Jeongin harus hati hati.








Karena Jeongin tahu , setelah Jisung mendatangi rumah Seungmin malam itu. Seseorang tengah sibuk mencabut listrik dari luar rumah Seungmin.

.
.
.
.
.
.
.

Renjun mendudukan dirinya di sofa rumah Jaemin, setelah ikut mendoakan jenazah Seungmin di pemakaman Renjun memilih tidak pulang ke rumah nya.

"Jun, udahlah jangan terlalu dipikirin" Jaemin datang seraya menenteng toples berisi kue coklat yang langsung di ambil oleh Renjun.

"Tapi kematian Seungmin gak wajar" Renjun menatap kue dipangkuan nya dengan tidak minat. Air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya tumpah.

Seungmin adalah teman terbaik menurut Renjun, teman belajar , teman makan dan teman menonton film. Renjun tak menyangka teman baik nya itu pergi meninggalkan nya.

"Renjun, aku tau Seungmin itu temen baik bahkan sahabat deket kamu. Tapi udahlah kamu gak usah nangisin orang yang udah mati , gaada guna nya juga kan? Toh air mata kamu gaakan bikin Seungmin hidup lagi"

PRANG

"MAKSUD KAMU APA JAEMIN? SEUNGMIN JUGA TEMEN KAMU!"

"Ya aku tahu Seungmin temen aku , maksudku kamu gausah nangisin Seungmin lagi, dia udah mati"

Renjun kembali terisak , penuturan Jaemin sungguh membuat hati nya sakit. Bagaimana bisa Jaemin berkata seperti itu pada temannya sendiri?!

"Kau selalu berlebihan Huang Renjun"

"Terserah, aku pergi"

Sepeninggal Renjun , Jaemin kembali mendudukan dirinya disofa, mata nya menelisik ke segala arah. Dirinya masih tak menyangka jika Renjun bisa membentak nya seperti itu hanya karena membela orang yang sudah mati dan oh yang lebih parahnya emosi Renjun membuat toples kue coklat yang tidak bersalah itu dilempar hingga isi nya tersebar dimana mana.

"Jika Seungmin memang sahabatmu , aku akan membuat kau menyusul Seungmin disana Renjun"











Tanpa Jaemin tau, seseorang tengah membeku di depan pintu rumah nya.

"Kita lihat siapa yang akan tergantung malam ini"

.
.
.
.
.
.

Next?
Don't forget vote and Comment

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang