Bagian keduapuluh satu

1.5K 262 48
                                    

Haechan termenung ditempat duduknya. Ia memandangi tubuh Hyunjin yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Setelah mendengar kabar dari Felix jika kondisi Hyunjin semakin memburuk, ia bergegas datang ke rumah sakit.

"Malem itu, coba aja aku gak ikut Dr. Chris. Kejadiannya gak akan kaya gini"

Haechan menoleh, mendapati Felix yang menjinjing beberapa kantung makanan. "Udah lah gausah nyalahin diri sendiri gitu" jawab Haechan seadanya.

Matanya lalu beralih pada sosok yang sama, terdiam ditempatnya dengan sorot mata yang kosong. Haechan memandangi teman di sebrangnya itu dengan tatapan lelah. "Aku baru liat kamu lagi. Kamu kemana aja?" Tanya Haechan.

Orang itu -Hanjis- tersenyum kecut "Aku sakit" jawabnya pelan.

Felix yang mendengar itu mendecih "Alesan klasik" balas Felix sarkas

"Sakit apa?" Tanya Haechan. Berusaha tidak memperdulikan Felix yang beberapa menit lalu memilih mengupas apel disampingnya.

"Sakit biasa"

Felix kembali mendecih "Tinggal bilang kalau kamu sakit jiwa apa susahnya" jawaban sarkas Felix membuat Haechan kembali terdiam.

"Jangan bicara sembarangan Felix"

Felix tidak menggubris ucapan Haechan. Ia memilih melahap apel yang baru saja dikupasnya. Matanya menatap tajam Hanjis yang juga menatap nya dengan tatapan sama.

"Tapi kau menghilang akhir-akhir ini" lanjut Haechan

"Aku berobat"

Felix tersenyum remeh "Pembohong" katanya.

Lagi. Haechan memilih memijit pangkal hidungnya. Entah kenapa suasana ruang rawat Hyunjin menjadi menegang seperti ini hanya karena ucapan Felix.

"Lix, kamu bisa diem kan?" Tanya Haechan. Felix mengangkat bahu nya acuh "Untuk apa aku diem? Toh, pembunuh nya itu dia kok. Alesan sakit dan berobat nya cuma sekedar alibi" Sarkas Felix.

Haechan mematung mendengar ucapan Felix "Kau tidak boleh menuduh orang sembarangan. Seharusnya kau berkaca Felix, siapa yang membunuh Seungmin malamitu huh?"

Kali ini giliran Felix yang terdiam. Bahkan apel yang ada ditangan kanan nya pun ia remas kuat. Didepannya Hanjis tersenyum menang.

"Apa maksudmu Haechan?" Pertanyaan Felix membuat Haechan yang berada disampingnya mengangkat bahu.

Felix geram. Ia memilih beranjak dan melayangkan pukulan telak dipipi kanan Haechan.

"Kau menuduhku hah?" Sarkas Felix. Haechan yang terkejut karena pukulan tiba-tiba itu meringis karena ujung bibir nya yang sobek.

"Kau merasa?" Pertanyaan Haechan sukses membuat Felix mematung ditempatnya.

"Felix. Kau. Memang. Pembunuh" Ucapan Hanjis sukses membuat emosi Felix kembali menguar. Tanpa aba-aba ia mengambil pisau yang sempat ia pakai untuk mengupas apel beberapa menit lalu.

"Kau juga pembunuh Han Jisung" Felix mengacungkan pisau dan menempelkan benda silver itu di pipi Hanjis.

"Oh ya?" Pertanyaan mengejek itu membuat Felix naik darah. Ia hampir saja menusuk pipi Hanjis jika suara pintu ruang rawat Hyunjin terbuka dan mengalihkan atensinya.

"Aku akan melaporkan tindakan kriminal kalian berdua"

Haechan. Hampir saja terbebas dari ruang rawat itu jika saja ia tidak merasakan benda tajam itu menggores nadi lehernya. "Kau tidak bisa lari"

Haechan ambruk dengan darah yang terus mengalir dari lehernya.

"Permainan yang cukup bagus Han Jisung"

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang