Bagian ketujuhbelas

1.6K 291 35
                                    

Dr. Chris terdiam di kamarnya, menatap pantulan dirinya dalam cermin besar yang memang sengaja disimpan di sebelah lemari di kamarnya. Bibirnya tersenyum kecil. Mengingat kenangan beberapa lalu bersama bocah yang ia temui berusia  6 tahun saat itu.

"Hei, jangan lari-lari" ucapan dokter muda itu hanya dibalas dengan ledekan sang bocah yang diperingatinya tadi. Chris tersenyum melihat sang bocah yang begitu bersemangat setelah ia memberinya balon berwarna biru muda.

Bocah itu tak berhenti berlari, tangannya menggenggam balon erat. Mulutnya tidak henti mengeluarkan tawa. "Kak ayo kejar aku" teriaknya.

Chris merasa bersyukur saat itu. Bocah yang dirawatnya sedikit demi sedikit pulih dari sakitnya. Ia kembali tertawa dan kembali tumbuh menjadi sosok yang sama dengan bocah seusianya yang menghabiskan waktu nya untuk bermain.

"Kak?" Panggil sang bocah. Chris berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan bocah didepannya.

"Ada apa?" Chris melihat raut wajah bocah di depannya yang mendadak berubah tiba tiba membuat hati nya tidak tenang.

"Ibu udah jemput aku kak, aku gabisa main lagi sama kaka"

Oh. Sepertinya dugaan Chris benar. Bocah itu belum pulih. "Kita ke kamar yuk, udah waktunya kamu minum obat" ucapan Chris dibalas dengan gelengan kuat sang bocah. "Aku gamau! Ibu udah jemput aku kak. Ibu udah di depan"

Chris menahan lengan kecil itu yang hendak berlari. "Lepasin kak! Ibu udah nunggu aku" Chris tetap kukuh. Ia tetap menahan lengan bocah itu.

"Hei, dengerin kaka. Kamu harus minum obat dulu"

"GAMAU! AKU GAMAU MINUM OBAT! IBU UDAH JEMPUT AKU KAK!

Baiklah. Tidak banyak yang bisa Chris lakukan selain menggendong tubuh bocah itu. "Ibuuuuu aku diculik buu" bocah itu menangis keras tangan kecil nya memukul mukul bahu Chris.

Chris mendudukan bocah 8 tahun itu di ranjang. "KAK CHRIS JAHAT! AKU MAU KETEMU IBU!!" teriakan itu kembali terdengar.

"Ayo kita minum obat" Chris menyuntikan cairan pada lengan sang bocah. Selang beberapa menit, bocah itu mulai terdiam , matanya menatap Chris dengan tatapan sendu.

"Kak balon aku kemana?" Tanyanya polos. "Balon kamu terbang, nanti kaka beliin yang baru ya?"

Sang bocah menggeleng kuat, ia turun dari ranjangnya dan memeluk dokter dihadapannya dengan erat. "Kak, aku kangen ibu kak" isaknya.

Chris membalas pelukan bocah itu tak kalah erat. "Hei, kalau kamu kangen ibu, kamu bisa lihat bintang nanti malam" jawab Chris.

"Bintang?" Tanya sang bocah yang masih setia memeluk Chris

"Iya. Semua orang yang sudah pergi, akan menjadi bintang di langit" Sang bocah hanya mengangguk percaya mendengarkan perkataan dokter yang dipeluknya itu.

"Jadi, kamu jangan sedih lagi ya? Kaka bakal nemenin kamu terus" lanjut Chris seraya melepas pelukannya. Tangannya beralih mengusak rambut bocah yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu.

Chris tidak tau, malam itu akan menjadi malam terakhir ia merawat sang bocah. Karena saat pagi menjelang, suasana rumah sakit menjadi tidak karuan. Chris yang memang baru saja datang dengan membawa beberapa jelly untuk pasien nya itu mendadak terkejut saat suara kepala rumah sakit terdengar.

"Pasien ruangan 124 dinyatakan hilang"

Itu pasiennya. Bocah 8 tahun yang baru saja tersenyum malam itu. Chris mendadak berlari tak tentu arah.

"Anak itu hilang Chris" ucap salah satu dokter bernama Yugyeom yang tidak sengaja melihat Chris yang berdiri mematung di depan ruangan 124.

"Bagaimana bisa?" Tanya Chris

"Aku tidak tau, aku libur kemarin" jawab Yugyeom.

Chris masih tidak percaya dengan hilangnya pasien yang ia rawat. Ia menemukan bocah yang ia asumsikan berumur 6 tahun itu saat malam tiba disebuah taman yang tidak terpakai, bersenandung sendiri. Kata yang pertama Chris dengar dari bocah itu adalah "Ibu".

Maka dari itu Chris membawa bocah itu bersamanya. Chris sebenarnya ingin mengurusnya di rumah nya, tapi melihat kondisi sang bocah yang selalu berbicara sendiri, menangis dan bahkan melukai diri sendiri ia berinisiatif untuk membawa ke tempat kerjanya dan merawatnya disana.

Sebuah rumah sakit jiwa.

Bocah itu menjadi dekat dengan Chris. Chris pun tidak keberatan untuk merawat nya karena memang profesi nya adalah sebagai dokter di rumah sakit jiwa itu.

Chris merawatnya dengan sungguh-sungguh. 2 tahun lamanya ia merawat bocah itu. Hanya satu harapan Chris. Ia ingin melihat bocah itu sembuh dari segala halusinasi dan depresi yang menyakitinya. Hanya itu.

Tapi harapannya pupus.

Setelah 2 tahun merawatnya. Bocah itu sama sekali tidak sembuh. Bocah itu makin menjadi. Halusinasi dan depresi yang ia alami membuatnya pergi begitu saja dari ruang rawatnya.

Dan saat itu, Chris berniat mencarinya. Mencari bocah berusia 8 tahun yang bahkan ia sendiri pun tidak yakin akan menemuinya.

Chris mencarinya, karena ucapan sebelum bocah 8 tahun itu tidur menganggunya.

"Kak, ibu bilang sama aku. Aku harus bunuh orang yang udah bunuh ibu hehe. Aku bakal cari kak, aku bakal nurut sama ibu"

Chris kembali menghela nafas saat pikiran masa lalu nya datang menghantui. Pikirannya berkecamuk.

"Aku menemukannya" gumamnya pelan.

Benar. Chris memang menemukan sosok yang ia cari, sosok yang membuat rumah sakit pagi itu heboh karena berita kehilangannya. Ia menemukannya.

Anak itu, anak yang dirawatnya selama 2 tahun. Ia menemukannya.

Tring

Tring

Chris mengambil ponselnya yang tiba tiba saja berdering nyaring diatas nakasnya. Tanpa melihat siapa yang menelponnya selarut ini.

"Halo?"

"Halo dokter, kami membutuhkanmu"

"Memangnya ada apa?"

"Ada pasien baru diruangan 130 yang membutuhkan mu dokter. Nadi nya hampir terputus dan juga kepala nya mengeluarkan banyak darah"

"Baiklah saya segera kesana"

Chris mematikan sambungannya sepihak. Tangannya mengambil jas putih kebanggaannya. Sedikit berlari untuk sampai di mobilnya.

"Baiklah, sepertinya bocah itu berulah lagi"



































































































































Ada satu hal yang tidak diketahui. Bahwa Chris mengetahui semuanya.

Mengetahui jika bocah yang ia rawat selama 2 tahun dan berakhir kabur itu tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin.


















































































Jadi? Gimana hayo hehe

Udah tau siapa dalangnya?

PLEASE VOTE AND COMMENT

NEXT??

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang