Bagian keenam

2K 371 36
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi 30 menit yang lalu. Suasana sekolah yang sudah sepi membuat Renjun mengeratkan pegangan pada tas nya. Sedikit berlari untuk mencapai gerbang. Karena, entah kenapa Renjun merasa diikuti oleh seseorang.

Puk

Renjun terkejut hampir saja tersandung kaki nya sendiri. Ia mendelik kesal saat wajah Jaemin muncul di sebelahnya.

"Ck. Ngagetin aja" protes Renjun

Jaemin hanya terkekeh menanggapinya. Ternyata temannya ini masih marah padanya.

"Mau pulang?" Tanya jaemin

"Iya"

"Hati-Hati"

Renjun menoleh, entah kenapa teman disamping nya ini menjadi diam. Ditambah senyum miring yang menakutkan membuat Renjun sedikit takut dan bingung

"Aku bukan anak TK"

Menampik rasa takutnya Renjun kembali melangkah dengan tenang  karena sedari tadi mereka berbincang di depan gerbang omong-omong. "Dasar gajelas" gumam Renjun








"Bukan anak TK ya? , Let's see Huang Renjun"
















Tok

Tok

Tok

"Ck. siapa sih ganggu aja orang mau tidur" Renjun berdecak sebal, sungguh ia mengantuk tapi suara ketukan pintu itu menganggunya. Renjun melirik sebentar jam di ponsel nya.

Pukul 22.00

"Aish, sepertinya aku ketiduran"

Tok

Tok

Tok

"IYA SEBENTAR, SABAR KENAPA SIH" Baiklah renjun emosi, biasanya yang mengetuk pintu seberisik itu adalah Triple H (Hyunjin , Haechan dan Hanjis) . Jika benar yang mengetuk pintu itu salah satu dari mereka , ingatkan Renjun untuk memenggal kepala mereka

Cklek

Sepertinya dugaan Renjun salah, seseorang dengan pakaian hitam berdiri di depan pintu bukan Hyunjin , bukan Haechan dan juga bukan Hanjis.

"Siapa?" Renjun menelisik penampilan orang didepan nya ini. Sampai ia menyadari jika orang asing ini memakai topeng.

Tunggu?

Topeng?

"KAMU MALING YA?" Oke. Sepertinya Renjun lupa jika ini sudah malam, dengan seenaknya berteriak seperti itu.

"Huang Renjun? Mau main bersamaku?"

Renjun membulatkan mata nya, bukan karena ucapan aneh dari orang asing tadi. Melainkan matanya menangkap barang yang kini di genggam erat oleh orang di depannya kini.

Pisau



Oh sepertinya ini lebih berbahaya dari sekedar maling. Dengan cepat Renjun menutup pintu dan mengunci nya. Sungguh ia takut sekarang, kaki nya ia bawa berlari menuju kamarnya , mengambil ponsel untuk setidaknya mencari bantuan.

"Chenle , iya aku harus telfon dia"

Tut

Tut

Tut

Renjun menjambak rambutnya , panggilannya tak kunjung dijawab. Tangannya bergetar untuk mencari kontak teman teman nya.

Renjun tersenyum saat panggilan nya tersambung. Tapi senyum itu tidak bertahan lama


























"Hai Huang Renjun , sudah siap dengan kematian mu? Ayo kita main"




































Renjun mengeratkan pegangan nya pada ponsel nya. Mata nya memanas melihat orang asing yang -sepertinya mendobrak pintu- kini kian mendekat ke arahnya.


















"Jadi Renjun siap menyusul Seungmin?"

Mata Renjun memanas, nafas nya tercekat saat benda tajam itu menyapa perut nya. "To... tolong ja...jangan" Renjun menahan tangan orang asing di depannya yang makin gencar memainkan pisau di perut Renjun.

Renjun merasakan pisau yang berada di perut nya kini ditarik horizontal secara cepat. Garis lurus menghiasi perutnya yang masih terbalut kaos hijau.

Sampai saat pisau itu di tarik keluar Renjun ambruk dengan tubuh dilumuri darah. Sepertinya orang asing itu belum puas dengan karya menggambar garis lurus di tubuh Renjun.

"Kalau seperti ini , sempurna" ucapnya bangga.

Renjun tewas dengan posisi sama seperti Seungmin. Dengan posisi tergantung dengan darah yang terus menerus keluar dari perutnya.


















































"Renjun? Halo Renjun kamu tuh nelfon tapi kok pertanyaan aku gak di jawab? RENJUNNN"

Terlambat.
















PLEASE VOTE AND COMMENT
NEXT?

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang