Bagian kelimabelas

1.5K 301 28
                                    

"Hyun, datang kerumah ku malam ini atau kau berakhir tergantung diatap rumahmu dengan luka sayatan di sekujur tubuhmu!"

Ucapan Felix masih terngiang dipikiran Hyunjin. Setelah sedikit tenang Hyunjin diantar pulang oleh Haechan.

"Udah aku aja yang anter, ntar takut si Hyunjin loncat dari bis gara-gara nangis terus kan gak lucu"

Itu kata-kata Haechan sebelum menarik lengan Hyunjin dari pemakaman Jeno dan Jaemin.

Kini Hyunjin termenung di kamarnya. Memikirkan apakah ia harus mengikuti saran Felix untuk datang kerumah nya atau tidak.

Tring

Tring

Suara dering ponsel itu membuyarkan lamunannya. Hyunjin sudah bisa menebak jika yang menelfon nya tak lain dan tak bukan adalah Felix. Maka dengan malas ia mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasurnya.

Mata Hyunjin membola. Hanya sebuah nama yang tertera di ponsel nya membuat Hyunjin terdiam.







Jeno's bokap calling









Chenle berjalan menyusuri rak demi rak makanan. Hari ini ia memutuskan belanja untuk mengurangi penatnya.

Tangannya mengambil beberapa box sereal coklat, dan kembali dimasukkan pada keranjang yang tampak sudah penuh oleh cemilan.

Chenle kembali menyusuri rak demi rak, niat ingin membeli roti tawar juga selai coklat terhenti saat netra nya menangkap sosok yang dikenal nya di depannya. Langkah nya kembali membawanya untuk menghampiri sosok itu

"Hanjis?"

Hanjis menoleh, menatap Chenle dengan terkejut "eh Chenle, kirain siapa" ucap Hanjis

Chenle mengernyit. Ini bukan Hanjis yang dikenalnya. Memang akhir-akhir ini Hanjis terlihat pendiam menurut Chenle dan itu menjadi tanda tanya besar bukan hanya untuk Chenle melainkan untuk teman teman lainnya.

"Kamu kenapa?" Chenle kembali bertanya. Matanya mengikuti arah tangan Hanjis yang mengambil sesuatu

Obat penurun demam?

"Kamu demam?" Chenle kembali bertanya.

"Seperti yang kamu lihat" ucap Hanjis dengan suara pelan.

"Kamu gak dateng ke pemakaman Jeno sama Jaemin karena demam?" Hanjis mengangguk lemah.

"Aku baru tau orang berisik kaya kamu juga bisa demam haha" tawa canggung Chenle hanya dibalas dengan delikan Hanjis.

"Aku duluan ya" ucapan Hanjis dibalas anggukan Chenle. "Yaudah hati-hati" balas Chenle.

Chenle kembali ke niat awal, mengambil roti tawar dan selai coklat. Tidak menyadari jika seseorang menatap nya dengan tatapan yang sulit diartikan



















"Kamu yang hati-hati Chenle"

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang