Akhir

2.2K 295 125
                                    

Hyunjin menyusuri tanah luas didepannya dengan langkah pelan. Dua hari mendekam di rumah sakit membuat Hyunjin akhirnya bisa bernafas dengan lega karena tepat hari ini ia sudah diperbolehkan pulang.

Senyumnya mengembang di wajah tampannya. Rambutnya berkali-kali disapu angin pagi. Hyunjin menghela nafas pelan sebelum langkahnya terhenti di beberapa gundukan tanah yang saling bersebelahan.

Ia berjongkok hanya untuk menyimpan buket bunga yang sedari tadi ia genggam. Menyusuri gundukan tanah itu untuk menyimpan buket bunga satu persatu.

Setelah selesai, Hyunjin memilih berdiri , pandangannya berubah menjadi sendu, matanya memanas.

Netra nya memandang satu persatu gundukan tanah yang sudah menghijau. "Gue kangen kalian" gumamnya sendu.

Suara cicitan burung dan angin yang menyapu beberapa dahan sepertinya ikut andil dalam kesedihan yang dirasakan Hyunjin. Air matanya turun, ia menatap nisan teman-temannya satu persatu.

"Kalian pasti udah bahagia kan disana? Gue mau minta maaf sama kalian semua. Gue gak bisa jagain kalian. Hari itu, hari dimana Jeno masuk rumah sakit sebenernya gue udah tau siapa pembunuhnya. Tapi gue malah diem. Gue bego ya?" Gumam Hyunjin pelan.

Hyunjin mengadah, menahan air matanya untuk tidak mengalir begitu saja. Suara cicitan burung sudah tidak terdengar lagi, bahkan beberapa burung memilih untuk pergi dan tidak ingin menemani Hyunjin yang berdiri menahan tangis.

"Sebelum gue balik ke Jakarta. Sekali lagi gue mau ngucapin terimakasih untuk kalian. Terutama Felix, makasih lu udah jagain gue di rumah sakit ----

Hyunjin menjeda ucapannya. Netra nya beralih untuk memandang gundukan tanah disamping Felix. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah. "Dan untuk lu Jeno. Orang yang udah gue anggep sebagai kaka gue sendiri, makasih. Makasih udah mau ngurus gue. Makasih udah nemenin gue saat orangtua gue gaada hiks dan gue minta maaf"

Hyunjin menyeka air matanya, memilih untuk tersenyum sendu untuk terakhir kalinya sebelum langkah nya menjauh dari area pemakaman

"Kalian tetep jadi temen gue, sahabat gue, keluarga gue. Gue pamit ya, gue mau balik ke Jakarta"

Hyunjin memegangi dadanya yang terasa sesak, air matanya kembali bergerumul di pelupuk matanya. Dengan langkah berat, ia meninggalkan area pemakaman. Setelah berdoa dan sedikit mengungkapkan perasaannya. Hyunjin bisa bernafas lega.

Tring

Langkah Hyunjin terhenti saat ponsel nya berbunyi nyaring. Dengan cepat ia merogoh ponsel dari saku jaket nya.

Satu pesan baru

"Pak Jaebum?" Hyunjin mengernyit bingung. Pesan yang dikirim oleh Jaebum membuat Hyunjin aneh. Maka dengan cepat ia membuka pesan itu dan membacanya.


























"Hello Hyunjin"

Hyunjin menegang ditempatnya. Ia mengadah dan mendapati seseorang yang sangat ia kenal berada didepannya. Hyunjin menepis berbagai pikiran buruk yang tiba tiba saja melintas di kepalanya.

Ia balas tersenyum pada orang yang sempat memanggilnya tadi. Mengabaikan rasa takut di sekujur tubuh nya, Hyunjin memilih untuk mendekati lawan bicaranya dengan seringaian yang terpatri di wajahnya.

"Long time no see--


Pak Jaebum

Hyunjin sebaiknya kau berhati-hati. Temanmu kabur dari sel tahanan. Dan sepertinya ia mencarimu. Jaga dirimu, saya dan tim saya akan turun tangan untuk mencari anak itu.






















"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang