Bagian keduapuluh

1.5K 295 54
                                    

Hyunjin terbangun dari tidurnya -ah masa kritis lebih tepatnya- , matanya menyusuri ruangan serba putih yang tampak sepi. Hyunjin melirik sekilas tangannya yang diperban, otak nya berusaha memproses apa yang terjadi sebelumnya.

Tapi sia-sia, pening menderanya. Hyunjin menyerah untuk mengingat. Matanya kembali menyusuri ruangan itu dengan pelan, dan tatapan nya berhenti pada jam dinding yang menggantung disebelahnya. Pukul 1.50

"Eungh" Lenguhnya pelan.

Hyunjin meringis saat pening itu kembali mendera nya. Memutuskan untuk kembali tidur jika saja pintu ruang rawat terbuka dan menampilkan sosok yang tidak ia kenal berdiri di depannya.

"Si--siapa?" Tanyanya terbata. Sungguh Hyunjin hanya ingin kembali memenjamkan matanya, karena pening dikepala nya begitu menyiksa.

"Hello Hyunjin" jawabnya pelan. Sosok itu berjalan mendekati ranjang yang ditempati Hyunjin. "Bagaimana keadaanmu?" Tanya nya.

"Memangnya aku kenapa?" Bukannya menjawab Hyunjin malah kembali bertanya. Oh sungguh mengingat satu hal pun Hyunjin tidak bisa karena rasa pening yang lebih mendominasi

"Kau dibawa ke rumah sakit, kudengar kau depresi? Berniat bunuh diri?" Hyunjin mengernyit bingung "sudahlah jangan terlalu difikirkan" lanjutnya santai.

"Baiklah" jawab Hyunjin acuh.

"Hyunjin, sudah siap?" Pertanyaan sosok didepannya membuat Hyunjin kembali membuka matanya yang hampir saja tertutup setelah ucapan acuhnya.

"Apa yang kau -----

JLEB

"ARGHHHHHHHHH

Dan semuanya gelap.


















Felix menangis keras di lorong rumah sakit. Setelah mendengar teriakan Hyunjin yang membuat suasana rumah sakit menjadi bising, perasaan Felix jadi semakin tidak tenang. Belum habis masalah Chenle dan juga Jeongin yang beberapa menit lalu membuat Felix sukses membeku di tempatnya. Kini ia harus dihadapkan dengan permasalahan baru dengan orang yang berbeda, Hyunjin.

"Felix?" Panggilan itu membuat Felix menghentikan tangisannya. Ia mendongak dan mendapati sosok teman yang tidak pernah ia lihat akhir-akhir ini didepannya dengan tangan yang menenteng beberapa kantung plastik. "Ini buat Hyunjin, kudengar dia sakit"

Felix menatap orang didepannya ini dengan tatapan marah. Ia lantas berdiri, butuh beberapa menit untuk menyadari jika Felix dengan cepat menarik kerah kemeja orang didepannya.

"KAU?! KAU PASTI YANG MEMBUNUH SEMUA TEMAN KU KAN? JAWAB!"

Felix mengguncang guncang tubuh orang didepannya ini dengan keras "Kupikir kau baik, tapi nyatanya kau busuk!" Tangan Felix dihempas begitu saja oleh orang didepannya. Matanya menatap nyalang Felix yang berurai air mata.

"APA YANG KAU MAKSUD LEE FELIX?"

Felix mendecih, "KAU MEMBUNUH SEMUA TEMANKU! DAN SEKARANG KAU DATANG DENGAN WAJAH SOK POLOS MU? DASAR PEMBUNUH!"

Orang didepannya menggeram rendah, matanya menatap tajam Felix. Kantung plastik yang sedari tadi ada di tangan kanan nya ia taruh disalah satu kursi kosong.

Felix melihat orang didepannya berjalan mendekati nya. "Kau bilang aku pembunuh? Tidak kah kau bercermin Felix? KAU YANG PEMBUNUH!" Felix membulatkan matanya saat orang didepannya ini menyebutnya dengan sebutan pembunuh.

"Aku? Aku pembunuh katamu? KAU MENUDUHKU? HARUSNYA KAU YANG BERCERMIN! KAU MEMBUNUH SEMUANYA!"

Orang didepannya ini terkekeh meremehkan "Kau tidak ingat perlakuan ibu jahat mu itu Felix?" Tanyanya dingin.

"Jangan pernah libatkan ibuku! Dan apa kau bilang? Ibuku jahat? Mulutmu sepertinya harus dicuci agar tidak mengejek orang yang lebih tua" Felix mendorong orang didepannya dengan keras yang membuatnya mundur beberapa langkah.

"Ibumu baik hanya sekedar topeng" Sukses. Ucapan itu sukses membuat rahang Felix mengeras. Dan butuh beberapa menit untuk melihat sosok didepannya ini tersungkur karena tonjokannya.

"Jaga ucapanmu! Tau apa kau soal ibuku? Orang tua saja tidak punya sok-sokan menghina ibuku! Ah aku lupa, bukannya dulu kau adalah topik utama sekolah? Dengan tema "seorang anak jalang", untung hari itu kau bertemu denganku. Jadi aku menolongmu" ucapan Felix sukses membuat orang didepannya yang masih diam karena pukulannya termenung.

"Lihatlah anak jalang itu, jika aku jadi dia, aku akan malu"

"Cih jangan pedulikan dia"

"Dasar anak haram"

Semuanya memenuhi pikirannya. Hinaan itu, cacian yang ia terima seakan mimpi buruk saat Felix mengungkit nya kembali. Ia dapat melihat Felix yang menatap nya dengan senyuman mengejek nya. Maka beberapa detik kemudian ia berdiri menatap Felix dengan tatapan tajam nya.

"Jangan pernah sebut ibu ku jalang, karena nyatanya orang tua mu lebih buruk dari ibuku Lee Felix"

Felix mengepalkan tangannya erat, ia akan meninju orang didepannya ini jika saja pintu ruang rawat tidak terbuka. Menampilkan Dr. Chris dengan rambut yang sedikit acak-acakan. "Hyunjin koma Felix" ucapnya tanpa sadar.

Felix menunduk setelah mendengar ucapan Dr. Chris, ia mengalihkan pandangannya dari orang didepannya dan lebih memilih menghampiri Dr. Chris "Hyunjin masih bisa selamat kan?" Pertanyaan Felix dibalas oleh helaan nafas lelah.

"Kita berdoa saja" gumam dr. Chris pelan.





























"DIMANA DIA HAH? AKU HARUS BERTEMU DENGAN ANAK SIALAN ITU" oh baiklah Dr. Chris hanya bisa memijit pelan pelipisnya saat dilihatnya seorang karyawan berlari kearahnya. "Dr. Chris, di depan ada seorang paman dari salah satu pasien, ia terus marah marah, bagaimana ini?" Tanya seorang karyawan yang bername tage "Soobin" itu dengan khawatir.

"Paman? Memang nya siapa yang paman itu cari?" Dan jawaban Soobin sukses membuat Felix membulatkan matanya terkejut.



















"Paman itu mencari seorang pasien bernama Hwang Hyunjin"

Chris kembali memijit pangkal hidung nya, sungguh ia ingin beristirahat. Tapi sepertinya ini akan menjadi hari yang panjang baginya "Suruh dia diam, saya akan mendatanginya sebentar lagi"

Soobin mengangguk, ia lalu berlari untuk menghampiri pria paruh baya yang sedari tadi tidak berhenti berteriak.

"Felix sebaiknya kau jaga Hyunjin didalam" Langkah Chris terhenti saat melihat sosok didepannya. Setelah memastikan Felix memasuki ruang rawat Hyunjin , Chris mendekati sosok itu, senyum nya semakin merekah saat ia mengetahui siapa orang didepan nya ini.

Lain dengan Chris yang menampakan senyumnya, orang didepannya ini malah menampilkan wajah datarnya.

"Saya juga mau menjaga Hyunjin, permisi" Lagi, langkah itu terhenti saat mendengar bahwa Dr. Chris tertawa hambar.

"Long time no see ---

Orang itu kembali menoleh, dan mendapati Dr. Chris menyeringai lebar dihadapannya.


























































































"----Han Jisung"



















































































































Gak kerasa bentar lagi book ini selesai huhu :(

Ayo dong ramein vote and comment nya :") biar makin semangat nulis nya hehe..

Next?

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang