#Hyunjin#

1.6K 268 40
                                    

Full of flashback (hyunjin side)

"Mama hiks mama mau ninggalin Hyunjin disini?" Tangisan bocah berumur 6 tahun itu terdengar disalah satu rumah berpagar coklat pagi ini. Sang mama hanya tersenyum mendengar isakan kecil putra nya.

"Hyunjin, mama gak ninggalin kamu kok sayang, mama mau nemenin papa dinas di Bandung"

"Lama gak?" Tanya nya, sang mama terkekeh, tangannya terulur untuk mengusap rambut coklat sang anak.

"Cuma 1 minggu kok sayang, nanti mama janji deh. Pulang dari Bandung, mama mau beliin Hyunjin sepeda gimana?" Mendengar kata 'sepeda' mata Hyunjin berbinar, tapi sedetik kemudian mata berbinar itu kembali sendu

"Hyunjin mau sepeda, tapi gamau mama sama papa ke Bandung"

"Pangeran nya papa kok nangis sih? Nanti gajadi papa beliin sepeda loh. Pangeran itu gaboleh nangis, nanti ganteng nya ilang" canda sang papa. Niat untuk mengambil beberapa potong baju lagi terhenti karena sang anak yang masih saja terisak.

"Eungh? Jadi Hyunjin itu pangeran papa?" Tanya nya polos.

"Iya dong, jadi jangan nangis ya? Selama mama sama papa ke Bandung, kamu nginep dirumah Jeno dulu oke?"

"Hyunjin gaboleh ikut?" Tanya nya. Oh bahkan mama dan papa nya berasumsi jika Hyunjin masih saja seperti bayi walaupun usia anak laki-laki itu sudah menginjak umur 6 tahun.

"Gaboleh sayang. Kamu sama Jeno aja disini ya? Nurut sama mama ya? Janji deh nanti mama bawain sepeda buat pangeran nya mama"

Dengan terpaksa Hyunjin mengangguk. Kedua tangannya terangkat, Hyunjin membawa kedua tangan orang tuanya untuk menggenggam tangannya. Air mata nya kembali turun.

"Mama sama papa, Hyunjin gabutuh sepeda hiks , Hyunjin cuma pengen mama sama papa pulang kerumah cepet. Hyunjin gamau ditinggal lama lama hiks"

Kembali. Hyunjin menangis kembali, jika tadi Hyunjin hanya terisak kecil, kini bocah berusia 6 tahun itu menangis keras. Tubuh kecil nya ia bawa untuk memeluk mama dan papa yang juga terisak.

"Hyunjin sayangnya mama, jangan nangis terus ya? Mama sama papa janji bakal pulang cepet"

Maka itu lah janji mereka. Janji kedua orang tuanya sebelum mereka pergi ke Bandung dan meninggalkan sang anak yang menangis tersedu di depan pagar.

"Hyunjin? Kok ngelamun?" Tanya seorang bocah didepannya. Tangannya menggenggam bola yang terlihat kotor.

Hyunjin menunduk "Papa sama mama belum pulang" gumamnya pelan. Ia sedikit melihat temannya yang masih berdiri didepannya "padahal ini udah hari ke tujuh. Mama bilang cuma 1 minggu, terus pas dihitung 1 minggu kan 7 hari" lanjut Hyunjin.

"Yaudah, mungkin mama sama papa kamu lagi dijalan. Kita main bola aja yuk? Nanti mama sama papa pasti pulang kok Hyunjin"

Tapi hari itu Hyunjin sama sekali tidak tenang, maka ia memutuskan untuk kembali kerumahnya, berharap mama dan papa nya sudah pulang ke rumah dan membawa sepeda seperti apa yang mereka janjikan.

Namun semuanya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. "Hyunjin? Kenapa?" Pertanyaan Jeno yang nyatanya sedari tadi pulang bersama Hyunjin diabaikan begitu saja.

Hyunjin menggeleng kuat melihat pemandangan didepannya. Ia memang hanya bocah 6 tahun, tapi ia tidak bodoh untuk tidak mengetahui apa maksud dari bendera kuning yang tertancap rapi di samping pagarnya.

Hingga sebuah suara yang cukup familiar ditelinga nya, membuat Hyunjin menangis keras sore itu.

"Hyunjin, Tante turut berduka cita ya sayang"

.
.
.
.

Pemakaman itu berjalan dengan lancar. Isak tangis bersautan dengan kicau burung pagi ini.

"Mama hiks, papa hiks.. Katanya janji mau pulang cepet hiks, terus katanya mau beliin Hyunjin sepeda hiks.. tapi kenapa mama sama papa bohong sama Hyunjin? Papa sama mama bohong hiks Hyunjin gasuka hiks"

Sungguh. Memilukan.

"Hyunjin gasuka dibohongin! Mama sama Papa bangun hikss"

"MAMAAAAAAAAA"

"PAPAAAAAAAAAAA"

"BANGUN GAK! MAMA SAMA PAPA HARUS BANGUN! HYUNJIN GAAKAN SEKOLAH LAGI KALAU MAMA SAMA PAPA GAK BANGUN HIKSS!"

Dan hari itu, langit mendung menjadi saksi bisu seorang bocah berusia 6 tahun menangis keras memeluk dua nisan yang terpasang rapi.

"Hyunjin sayang, hyunjin masih punya tante, om sama Jeno. Hyunjin jangan nangis lagi ya? Nanti papa sama mama nya Hyunjin sedih disana"













Semuanya seperti mimpi buruk yang terus berkelanjutan. Ditinggal kedua orang tua diusia yang sangat belia membuat Hyunjin masih belum bisa menerima kenyataan.

"Orang tua Hyunjin mengalami kecelakaan lalu lintas. Rem yang dikendarai nya blong dan berujung pada mobil itu menabrak pembatas jalan dan meledak"

Hyunjin mendengar semua ucapan menyakitkan itu. Dirinya hanya bisa menahan tangis dibalik pintu kamarnya. Ia sudah tinggal dirumah Jeno dan memanggil kedua orang tua Jeno dengan sebutan Om dan Tante.

"Mas, katanya kecelakaan itu udah direncanakan, ada yang sengaja membuat rem mobil mereka blong dan hilang kendali"

Rahang Hyunjin mengeras mendengarnya. Ia memang menguping sedari tadi. Tapi emosi nya memuncak saat mengetahui jika kecelakaan itu sudah direncanakan.

Maka, saat dimana Jeno ingin membawanya bersekolah di Bandung. Hyunjin tentu senang, karena nyatanya yang menyuruh Jeno untuk bersekolah di Bandung adalah dirinya.

Dirinya yang berniat untuk mencari pembunuh kedua orang tuanya.

Dirinya yang berniat membalaskan dendam kepada pembunuh kedua orang tuanya.

Dan berakhir dengan datang nya mimpi buruk.

Dirinya memang tidak berhasil menemukan pembunuh itu.

Tapi dirinya berhasil memancing pembunuh -yang membunuh kedua orang tuanya- itu keluar dari persembunyiaannya.

Hyunjin yakin, pembunuh orang tuanya sama dengan pembunuh teman-temannya. Maka dari itu Hyunjin terpaksa, terpaksa melakukan hal bodoh yang justru membahayakan temannya.


















































Dan rencana bodoh itu adalah dengan mengorbankan seseorang yang ia kenal.

"Hyun, sebenernya kamu tadi pesen apa sih?" Pertanyaan Haechan membuat Hyunjin mengangkat kepala nya yang sedari tadi tertunduk

"Gue cuma pesen coffee latte doang, gue juga belum minum si jeno main nyamber aja"

Percayalah. Jika semua itu hanya omong kosong. Hyunjin sengaja tidak meminumnya. Karena saat Jeno mengambil minumannya begitu saja, seseorang menatapnya dengan tatapan dingin dan Hyunjin menyeringai.





























































PLEASE VOTE AND COMMENT GUYS HUHU :")

Next?

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang