Bagian kesembilan (2)

1.7K 336 55
                                    

"Jadi jisung? Ayo bermain"

Jisung menyeringai. Tangannya dengan cepat mengambil tongkat baseball yang ia simpan di belakang pintu.

"Ayo, siapa takut"

Orang asing di depannya melebarkan seringaian nya dibalik topeng. "Ternyata dia berani juga" gumamnya.

Jisung yang menyerang duluan. Tapi nihil , serangan tongkat baseball itu sama sekali tidak mengenai orang asing yang ternyata gesit itu.

Jisung berdecih melihat orang asing yang terdiam dibelakang nya. "Jisung, aku tidak main-main" ucapnya.

Suara ini? Suara yang familiar di telinga Jisung. Mata nya membulat saat orang asing di depannya ini membuka topeng nya.

"Kau?"

"Kenapa? Kaget?" Orang itu terkikik

"Oh jadi selama ini kamu yang bunuh Kak Mark, Renjun sama Seungmin?" Tanya Jisung. Ia masih tak percaya

"Kamu pinter juga haha" tawa itu meledak. Suara tawa yang itu terdengar begitu menyeramkan membuat Jisung tiba-tiba bergidik.

"Dasar gila"

Orang itu berjalan mendekati Jisung. "Lain kali, omongan itu dijaga Park Jisung"

JLEB

Jisung membulatkan matanya saat merasakan benda tajam itu menusuk perutnya. Ia lengah, tongkat baseball yang tadi di pegangnya bahkan sudah jatuh.

"Tongkat baseball jatoh tuh" ejek orang itu

Jisung merasa pandangannya mulai mengabur, tubuh nya ambruk seketika. Tapi ia tidak bodoh, Jisung masih tersadar jika orang itu masih berjalan mendekatinya.

Dan apa yang dilakukan orang itu -lagi- membuat Jisung berteriak keras.

"ARGHHHH"

Jisung hampir tidak sadarkan diri saat tubuhnya masih saja di koyak kesana kemari dengan pisau tajam itu. Sampai suatu organ tubuh yang dikeluarkan dari tubuhnya membuat Jisung sukses tak sadarkan diri.

"Jisung sepertinya kau tak layak menjadi atlet baseball. Memegang tongkat nya saja tidak bisa haha" gumam orang itu.

Tanganya menatap suatu organ tubuh yang barusan dicabut dari tubuh Jisung. Ia tersenyum puas , seringaian nya makin melebar tak kala melihat Jisung yang tewas dengan maha karya yang indah menurutnya.

Orang itu mengambil tongkat baseball yang dipakai Jisung untuk memukulinya tadi dan menyimpannya diatas mayat Jisung

"Dasar bodoh"



















































Jeongin baru saja keluar dari supermarket dengan dua kantong keresek besar di tangan kanan dan kirinya. Selalu seperti ini di awal bulan.

Langkah kaki nya menyusuri jalan yang tampak lebih sepi. Ia melirik arloji di tangan kirinya. Jam 12.

Jeongin menghela nafas, ini sudah malam. Dan jarak rumah nya bahkan masih jauh. Sebenarnya ia sedikit takut. Takut jika pembunuh itu mengincar dirinya.

"Huft, bagaimana ini?" Gumamnya

Bruk

"Aw" Jeongin meringis. Ia memegangi lengan kanan nya yang terkilir.

"E-eh maaf" ucap orang itu

"Kalau jalan tuh liat-liat dong, pake nabrak orang sega-- eh Hanjis?"

"Hehe maaf Jeongin" Hanjis yang barusan menabrak Jeongin hanya terkikik. Tangan nya terulur untuk membantu Jeongin berdiri.

"Darimana? Kok lari lari?" Tanya Jeongin

"Ah cuma jalan jalan aja, yaudah aku duluan ya Jeongin dah" Jeongin mengernyit aneh.

Ucapan Hanjis tadi membuat nya bingung, orang mana yang mau jalan jalan di tengah malam seperti ini dan memakai baju serba hitam?

"Kok Hanjis aneh ya?"









































"Hampir aja"










































































































Jadi? Udah tau siapa pembunuh nya?









Please Vote and Comment
Next?

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang