#Haechan#

1.4K 269 29
                                    

Haechan mengedarkan pandangannya keseluruh bangunan bertingkat tiga itu. Matanya berbinar.

"Ini sekolahku?" Gumamnya pelan. Beberapa kali tangannya menggenggam tali tas nya. Ia gugup

"Hai?"

Haechan menoleh dan mendapati seorang siswa lainnya berdiri disampingnya. "Ha--hai?" Balas Haechan terbata.

"Gausah gugup gitu, kenalin nama aku Felix. Kamu siapa?"

Haechan membalas uluran tangan orang didepannya. "Aku Haechan"

"Murid baru ya?" Tanyanya riang.

Haechan mengangguk. Sadar jika sedari tadi berdiri didepan gerbang sekolahnya. Haechan melangkahkan kaki nya untuk masuk lebih dalam yang tentunya diikuti Felix.

"Emm Felix. Ruang kelas 8-A dimana ya?" Tanya Haechan saat menyadari jika ia belum terlalu hafal dengan sekolah barunya itu.

"Woah kamu kelas 8-A juga? Itu kelas aku. Yaudah kita bareng aja" Haechan menghela nafas lega. Fikiran buruknya tentang ia akan tersesat disekolah barunya sirna mendengar penuturan Felix.

Haechan sempat terhuyung kedepan saat dirasa tangan kanan nya ditarik begitu saja oleh Felix. Berlari menuju kelasnya yang ternyata berada di lantai dua.

"DASAR ANAK HARAM! MASIH PUNYA MALU SEKOLAH DISINI HAH?"

Bruk

"Duh, Felix" rutuk Haechan, tangannya sibuk mengusap dahi yang tadi sempat terantuk kepala Felix. Salahkan Felix yang berhenti mendadak. Sungguh Felix itu menyebalkan menurutnya.

"Ck. Pembuli itu lagi" Gumam Felix.

"Siapa yang dibully?" Tanya Haechan.

Felix menghela nafas kasar. Ia melepas pegangan tangannya pada kemeja Haechan. "HEI! HENTIKAN ATAU AKU AKAN MELAPORKAN KALIAN SEMUA PADA KEPALA SEKOLAH!"

Teriakan Felix membuat segerombolan pembuli itu mendecak kesal. "Kau membela anak haram ini? Cih. Menjijikan" ucap salah satu perempuan berambut ikal.

Felix mendelik malas. Ia mendekati perempuan itu dengan angkuh "Jika kau ingin tau, sebenarnya kau yang lebih menjijikan. Sudah pergi sana, kalian menghalangi koridor" Sarkas Felix.

Haechan melihat semuanya. Dimana saat gerombolan itu memilih pergi. Ia melihat siswa dengan seragam yang sudah terlihat kusut, juga dengan beberapa lebam diwajahnya.

Haechan meringis. Ini hari pertama ia masuk sekolah dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah tindakan pembullyan.

"Haechan ayo ke kelas" panggil Felix.

Haechan yang menyadari bahwa sedari tadi ia hanya melamun. Mempercepat langkahnya.



















































Haechan merebahkan tubuhnya di kasur lipat. Hari pertama sekolahnya tidak terlalu buruk, walaupun sempat melihat tindakan pembullyan. Haechan bernafas lega, setidaknya teman-teman di sekolah barunya. menerima kedatangannya

Hari-hari terus berlalu. Haechan yang kala itu lulus dari sekolah menengah pertamanya mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas. Masih bersama dengan Felix dan orang yang terkena tindakan bully.

Haechan bersyukur. Tumbuh di lingkungan tanpa kasih sayang orang tua membuat dirinya menjadi sosok yang kuat. Terbukti saat Haechan mengetahui jika kedua orang tua Felix telah tiada. Haechan dengan setia menemani teman pertamanya itu. Lagipula Felix selalu membantunya.

Tapi, semuanya berubah.

Felix berubah menjadi pribadi yang dingin.

Karena kematian kakak nya.

Haechan merasa kehilangan sosok teman. Teman-temannya yang selalu dekat dengannya selain Felix pun sama. Mereka semua berubah.

Hingga malam itu. Kepulangannya dari sebuah supermarket membuatnya terkejut.

Ia melihat temannya berkunjung ke rumah yang ia kenal. Penasaran, maka Haechan memutuskan untuk menguping. Haechan mendecih, pembicaraan yang penuh dengan kebohongan menurutnya.

Lelah menguping, ia memilih untuk pergi. Tapi lagi-lagi langkah nya terhenti saat melihat rumah yang sempat ia sambangi untuk menguping itu gelap gulita.

Lagi. Haechan memilih sembunyi pada pohon besar disebrang jalan. Mata nya sukses membulat saat tau siapa orang yang keluar dari rumah itu. Keluar dengan tangan bersimbah darah.

Felix, teman pertamanya.

Sesaat Haechan mematung. Ia sungguh tidak percaya dengan apa yang dilakukan temannya.

Maka, Haechan memilih untuk terus mengawasi dan mengikuti Felix kemanapun ia pergi.






"Maksud kak haechan , jisung yang bunuh kak Seungmin gitu?"

"Mungkin" Mata Haechan menatap Jisung dari kejauhan yang tampak menangis disamping Renjun. "Aku sempet denger kalau kedatangan Jisung ke rumah Seungmin itu karena masalah keluarga"

"Kalau mau tahu, keluarga Jisung udah meninggal karena kecelakaan pesawat"

Nyatanya, semua ucapan Haechan bohong. Tentang kematian Seungmin dan tentang kematian orang tua Jisung.

Haechan berbohong.

Haechan mengetahui semuanya. Tapi ia memilih bungkam. Memasang topeng dimukanya untuk berlagak tidak tau apa-apa.

Ia melakukan itu karena satu alasan. Hanya sebuah alasan klasik.














































































































"Aku? Membantu mereka? Cih. Merepotkan saja. Aku tidak suka direpotkan omong-omong"














































Please vote and comment

Haechan jahat ya:(

Ps. Jisung yang diomongin disini tuh Han jisung ya ^^






Next?

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang