Bagian kesebelas

1.7K 321 61
                                    

Suasana rumah sakit tampak lengang. Tidak seramai saat mereka berlarian di koridor rumah sakit beberapa jam yang lalu. Setelah mendengar jika Jeno baik baik saja , semuanya menghela nafas lega. Hanya saja kondisi nya memang sedang kritis karena efek racun yang tidak sengaja di minumnya saat meminta minuman Hyunjin di cafe tadi.

"Untung aja gak kenapa kenapa" ucap Chenle yang kini mendudukan dirinya di sebelah Jeno yang tertidur pulas di sampingnya.

Semuanya mengangguk setuju. Keheningan kembali tercipta, hanya suara detik jam dan beberapa alat rumah sakit yang menjadi musik latar nya.

"Hyun, sebenernya kamu tadi pesen apa sih?" Pertanyaan Haechan membuat Hyunjin mengangkat kepala nya yang sedari tadi tertunduk

"Gue cuma pesen coffee latte doang, gue juga belum minum si jeno main nyamber aja" Jelas Hyunjin, sedikit kesal mengenai fakta jika Jeno meminum minumannya tanpa izin, tapi juga sedikit lega karena bukan dirinya yang meminum coffee latte itu dan berujung berbaring di ranjang rumah sakit.

"Masa pelayan cafe nya yang naruh racun?" Gumam Chenle.

"Ya bisa jadi, atau bisa aja kan pelayan cafe nya dibayar sama salah satu dari kita buat nyelakain Jeno?" Saut Hanjis

"Han, yang hampir keracunan itu Hyunjin bukan Jeno, kalau aja Jeno gak minum coffee latte itu yang masuk rumah sakit sekarang itu Hyunjin. Kayaknya pelaku nya ngincer Hyunjin" Ucapan Felix membuat tubuh Hyunjin tersentak. Ingat kan? Ucapan Felix tidak pernah meleset.

"Lix jangan nakut nakutin dong" ucapan Hyunjin membuat semua nya bergidik jijik.

"Harus ya ngomong nya pake monyong monyongin bibir?" Protes Jaemin. Hyunjin yang mendengar nya hanya terkekeh.

"Terus gimana dong?" Tanya Jeongin yang sedari tadi diam menatap teman temannya

"Gimana kalau kita bagi tugas? Jeongin, Chenle sama Haechan hari ini jagain Jeno. Jaemin , Hyunjin,  Hanjis dan aku bakal jagain besok? Gimana?" Usul Felix.

"Aku setuju" jawab Jeongin dan Chenle berbarengan. Haechan yang melihat nya hanya mendengus "Aku? Disuruh jaga sama dua anak berisik?"

Tak

"Gak ngaca!" Haechan meringis merasakan pundak nya dipukul kencang oleh Chenle.

"Aku juga setuju" ucapan Jaemin membuat Felix lega. Setidaknya teman temannya kini tidak bertengkar seperti di cafe tadi

"Oke kalau gitu , Haechan , Jeongin sama Chenle tolong jagain Jeno ya kita pulang dulu" sahut Hyunjin.

"Oke"

Mereka tidak menyadari jika ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka. Senyum nya melebar. "Siap untuk kejutanku selanjutnya?" Gumamnya.

"Halo selamat malam"

Sapaan itu membuat mereka ber empat mau tak mau tersenyum.

"Halo pak dokter" sapa Hyunjin

Dokter itu hanya tersenyum menanggapi "Bagaimana kondisi teman kalian tadi? Apa dia baik baik saja? Ku dengar teman kalian keracunan"

Mereka ingat, sebelum bertemu dokter yang baru saja merawat Jeno. Mereka bertemu dengan dokter muda ini hanya saja tugas nya harus dialihkan ke dokter lain karena suatu hal. Sehingga yang merawat Jeno bukanlah dokter muda ini.

"Kondisi nya baik kok dokter, cuma masih kritis aja" sahut Jaemin.

Dokter itu hanya tersenyum menanggapi nya "oh iya saya Dr. Chris kalau kalian butuh bantuan bisa temui saya diruangan lt3"

DEG

"A--aku du--duluan"

"Loh temen kalian kenapa?" Tanya Dr Chris

"Gak tau dok, dia emang aneh hehe" jawab Hyunjin. "Oh iya dok kita pulang dulu ya" lanjutnya.

Dr Chris hanya bisa terdiam ditempat saat ke tiga laki-laki itu menjauh dari pandangannya. Senyum nya melebar tak kala mengetahui siapa orang yang baru saja menghindarinya.




















































"Anak itu. Anak yang melarikan diri dari rumah sakit jiwa. Akhirnya aku menemukannya"









































































"Sialan, kenapa dari sekian banyak dokter aku harus bertemu dengan Dr. Chris!"




































PLEASE VOTE AND COMMENT

NEXT?

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang