Bagian keduabelas

1.7K 316 36
                                    

Chris mendudukan diri nya diruangan yang serba putih itu. Pikiran nya menerawang jauh. Momen saat dirinya merawat satu anak laki-laki berumur 5 tahun yang memiliki kelainan mental itu satu persatu datang ke pikirannya.

Sebelum anak itu melarikan diri dari rumah sakit jiwa. Beberapa kali Chris mendapati anak yang dirawat nya itu hampir melakukan percobaan bunuh diri.

Chris ingat, mata anak itu selalu sendu dan bibir nya selalu menggumam kan kalimat yang sama setiap hari nya.

"Aku kangen ibu kak"

Kalimat yang sama , dan selalu diiringi isak tangis menyakitkan. Tapi sedetik kemudian anak itu tertawa

"Hahahahaha kak ibu tadi bilang sama aku kalau aku harus bunuh orang yang udah bunuh ibu. Dah kak"

Setiap ucapan anak itu tergiang di pikiran dokter tampan itu.

Tok

Tok

Tok

"Masuk"

"Maaf Dr. Chris pasien di ruangan nomor 072 kondisi nya menurun" ucap salah satu suster

"Baik, saya segera kesana"















































"Bun , bunda lagi masak apa?" Pertanyaan bocah berusia 5 tahun itu hanya dibalas senyuman manis sang ibu

"Bunda lagi masak ayam goreng kesukaan kamu" mata sang anak berbinar mendengar nya. "Aku mau bun aku mau"

Sang bunda hanya terkekeh melihat anak nya kini meloncat loncat untuk menggapai ayam goreng di meja dapur.

"Kalau mau, kamu tunggu di meja makan ya? Bunda mau bawa ayam gorengnya kesana" titah sang bunda. Sang anak hanya tersenyum lalu berlari kecil menuju meja makan. Dengan susah payah ia menaiki kursi nya yang menurutnya tinggi itu.

"Bunda ayo cepet bunda" sang bunda yang mendengar teriakan sang anak hanya terkekeh, tangannya membawa sepiring ayam goreng yang langsung disambut oleh sang anak.

"Panas bunda" rengek sang anak. "Makan nya pelan-pelan dong nak"

Acara makan itu berlanjut dengan tenang, dengan sesekali sang anak yang mengoceh jika ayam goreng nya sangat enak. Sampai ketukan pintu diluar membuat sang ibu menghentikan kegiatan makannya.

"Kamu lanjutin ya makannya, bunda mau ke depan dulu"

Tok

Tok

Tok

"Iya sebentar"

Cklek

"Eh siap-----"

"Oh ternyata kamu selingkuhan suami saya!" Bentakan wanita paruh baya didepannya membuat nya tersentak.

"Apa maksudmu?"

"Kau jalang! Dasar tak tau malu. Kau bahkan tidak tau maksudku? Kau berselingkuh dengan suamiku sendiri!!"

"Aku tidak mengerti apa maksud ucapan mu"

"Pak direktur, kau tidak ingat?" Ucapan wanita paruh baya di depannya ini membuat tubuhnya seketika menegang. Tanpa diberi tau nama lengkap nya pun ia tau maksud dari "direktur" itu siapa.

"Kau bermain bersama suamiku! Dan aku tau kau kemarin datang ke rumahku hanya ingin meminta uang kepada suamiku untuk membiayai hasil menjalang mu itu kan?" Lanjut nya

Sakit. Air mata itu menetes, sungguh ini adalah sebuah kecelakaan. Dirinya hanya seorang office girl dikantor nya. Tidak pernah terfikir untuk merebut pak direktur yang merupakan pemilik dari perusahaan itu. Hanya sebuah kecelakaan dan berakibat fatal.

Dirinya hamil karena sang direktur mabuk berat saat pesta kecil-kecilan yang dibuatnya karena perusahaan yang baru saja dibangun itu sukses besar.

Dan berujung pada dirinya yang mengurus anak yang dikandung nya sendiri.

"Maaf nyonya. Saya tidak bermaksud, saya hanya ingin pak direktur mengakui anaknya dengan memberi nya uang bulanan untuk kami. Dan itu disetujui oleh beliau"

"Bunda?" suara itu mengalihkan dua wanita paruh baya yang sedang memanas.

"Sayang, kamu masuk kamar ya nak"

"Engga mau bunda, tante ini siapa?"

"Ck. Drama macam apa ini?" Wanita didepannya kini geram. "Younghee akan lebih baik jika kau mati"

"Bunda , tante ini jahat" teriak sang anak

"Jangan mengurusi urusanku bocah, minggir"

Duk

"Aw, bunda hiks" tangisan sang anak yang baru saja di dorong dan terantuk rak sepatu dibelakangnya sukses membuat Younghee geram ia tak terima anak nya diperlakukan seperti itu.

"Apa maksudmu dengan mendorong anak ku seperti itu nyonya?"

"Itu balasan, kau merusak keluarga ku Younghee. Kau harus mati!"

Wanita paruh baya itu mendorong Younghee hingga terjatuh kebelakang dan kepalanya terantuk kaki meja.

"Enak hm? Setelah kau buat keluarga ku hancur begitu saja hah" Wanita itu kembali mendekat. Tangannya merogoh saku celana , mengambil benda yang sedari tadi disimpannya.

"Aku tidak merasa merusak keluarga mu nyonya, suami mu yang membuat ku seperti ini. Aku tidak meminta suamimu untuk menikahiku, aku hanya meminta suamimu memberi beberapa uang karena mau bagaimana pun anak yang kau dorong tadi adalah darah dagingnya" jelas Younghee seraya memegangi kepala nya yang berdenyut nyeri.

"Ck. Pembohong! Lebih baik kau mati Younghee"

JLEB

"BUNDA" teriakan sang anak membuat atensi Younghee -sang bunda- teralih. Younghee mengusap rambut sang anak. Mata nya tersenyum tapi tubuh nya menahan sakit.

"Sayang, kepala nya sakit gak hm?" Rintih sang bunda. "Engga gak sakit! Aku anak yang kuat bunda. Bunda , bunda juga kuat kan?" Sang anak kemudian berdiri. Matanya menatap garang wanita di depannya ini

"Dasar tante jahat!"

Teriakan bocah itu tidak dihiraukan nya. Tangannya kembali menarik pisau yang menancap di tubuh Younghee

"Tante jangan hiks , jangan lukai bunda" bocah itu menarik narik baju wanita yang sedari tadi memarahi bunda nya.

"Ck. Lepasin"

Duak

"Aw" untuk kedua kalinya bocah 5 tahun itu kembali didorong, kepala nya kembali berdenyut karena terantuk tembok. Pandangannya mengabur, tapi ia masih menyadari bagaimana bunda nya dibunuh oleh wanita jahat.

"Hiks bunda"

"Bunda"







































"BUNDAA!" Teriakan itu menggema di rumah bercat biru itu. "Huft hanya mimpi" lanjutnya.

Tangannya dipakai untuk menyeka keringat yang bercucuran. Matanya menatap jam dinding yang tertempel apik di tembok

Pukul 20.00

"Sepertinya aku ketiduran" gumamnya. Ia mengusak wajah nya kasar. Menghela nafas berkali-kali hingga tatapan sendu itu berubah menjadi tatapan menyeramkan.



















"Nyawa harus dibayar nyawa. Let's play the game"


























Please Vote and Comment

Next?

"Hello" || SKZ × DREAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang