Akane POV
"Akane-chan! Akane-chan!" Mizuki mendobrak pintu kelas dengan heboh dan langsung menghampiriku yang masih memikrikan kejadian semalam.
Ia tampak berantakan.
"Gadis bertopeng aneh itu... Gadis itu..." ia menggantungkan kalimatnya di udara sambil menatap mataku dalam-dalam.
"Minna!" pekik Suzune sambil masuk ke dalam kelas dengan heboh dan langsung menghampiri kami berdua. "Kemarin aku melihat gadis aneh di apartemenku! Mengerikan sekali! Dan anehnya bagaimana dia bisa tahu password apartemenku!" sambungnya.
**Minna : "Teamn-teman" dalam bahasa Jepang.
"Akane-chan kan sudah ngomong di grup." sahut Mizuki sambil menepuk dahi.
"Oh, ya!? Aku tidak buka Line kemarin! Begitu pulang les langsung masuk apartemen, ketemu cewek itu lalu tidur!" sahut Suzune heboh.
"Kau bisa tidur setelah melihat ada orang asing masuk ke rumahmu?" tanyaku tidak habis pikir.
"Kan sudah pergi." sahut Suzune santai dengan tampang tanpa dosanya yang ingin sekali kutampar. "Lagipula dia tidak melakukan apa-apa. Buktinya aku masih sehat-sehat saja."
"Iya, sih, kemarin dia cuma nakutin Kuro." paparku sambil manggut-manggut.
"Dia menguntitku sampai pulang, tapi langsung pergi begitu aku naik ke kamar." Mizuki menambahkan.
"Ya, kan? Di tempatku, dia cuma makan kornet." sahut Suzune polos, membuatku ingin menjedorkan kepala ke dinding terdekat.
"Serius Suzuchan!? Kau memberi orang aneh itu kornet!?" pekik Mizuki tidak percaya.
"Aku tahu kamu kadang bodoh, tapi aku nggak menyangka kamu sebodoh ini." sahutku sambil menepuk jidat.
Ia menggeleng lalu menggigit bibir bawah. "Bukan memberinya makan secara harafiah. A-Aku melemparinya kaleng kornet dan dia menghilang begitu saja!"
Alisku langsung menaut.
Aneh sekali orang ini. Ia menguntit Mizuki, menakuti Kuro-ku, dan... Makan kornet di rumah Suzune? Orang aneh mana yang melakukan semua itu?
"Tunggu, jam berapa tepatnya kalian diteror?" Mizuki tiba-tiba menyeletuk.
"Sekitar jam sembilan kurang lima belas menit." "Sekitar jam sembilan lebih sedikit?" Aku dan Suzune menyahut bersamaan.
"Aku bertemu dengannya jam sembilan tepat." sahut Mizuki dengan wajah syok yang tidak pernah kulihat sebelumnya.
"Terus?" tanyaku tak paham.
"Rumah kita lumayan jauh, lho. Bagaimana caranya ia berpindah tempat secepat itu? Lagipula bagaimana dia bisa masuk ke rumahmu, dan bahkan tau password apartemenmu, Suzuchan?" jelas Mizuki.
Benar juga.
Kami semua hanya bisa membisu sambil saling menatap penuh teror.
"G-Gimana kalau kita lapor polisi?" usul Suzune dengan suara bergetar, air mata tampak menggenang di wajahnya yang super ketakutan.
"Nggak bisa, sayangnya. Kita nggak punya bukti, lagipula orang itu nggak ngapa-ngapain di rumah kita. Dia nggak ngerusak apa pun. Kita mau lapor atas dasar apa?" paparku.
"Lebih baik, kita jangan berpencar dulu. Aku sering menonton film, kalau penculik biasanya tidak akan berani melancarkan rencananya apabila kita bersama-sama di tempat yang ramai." jelas Mizuki menganalisa.
Kami hanya bisa mengangguk pasrah sambil menghela napas.
"EH!" Mizuki tiba-tiba memekik, membuat kami berdua mleonjak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KUMPULAN CERPEN] Stacy's Curses
Horror#35 Cerpen out of 3.5k (26.1.20) #24 Sahabat out of 2.26k (26.1.20) #23 Horor out of 1.8k (26.1.20) #20 Misteri out of 1.47k (26.1.20) #22 Urban legend out of 1.22k (26.1.20) Kumpulan cerita seram tentang teror Stacy Rosemary, hantu berdarah dingin...