Akane POV
Ballroom masih sepi ketika aku dan kedua sahabatku sudah selesai berdandan.
Harusnya aku senang.
Namun, bukannya merasa senang, rasa kesal lah yang memenuhi benakku. Aku tidak berhasil menghajar si busuk Atsuko saat istirahat tadi karena dia diijinkan pulang dengan alasan sakit. Dia hanya melebih-lebihkan! Padahal kami bahkan belum mulai menghajarnya.
Awas saja kalau sampai dia berani menampakkan wajahnya kemari.
Eh, tapi mungkin dia bahkan tidak bisa melewati dua satpam yang berjaga di luar hotel, sih. Aku sudah memberikan ciri-cirinya pada mereka, jadi pasti dia akan dicegat bahkan sebelum bisa menapakkan kaki di area hotel.
"Tamu mulai berdatangan, ayo sambut mereka dengan senyuman." kata Mizuki sambil menepuk pelan bahuku.
Perkataan Mizuki seakan mengembalikan seluruh semangatku yang sempat luntur.
Aku segera membuka pintu utama untuk mempersilahkan para tamuku masuk ke dalam. Hanya butuh hitungan menit sampai ruangan ini terisi penuh, dan acaraku langsung dibuka oleh Mizuki, sebagai MC kami hari ini.
Semuanya berjalan dengan lancar dan meriah hingga tiba-tiba...
BLAR...
Suara petir yang amat keras terdengar menggema di dalam ruangan tempat kami berpesta, seakan-akan petir itu memang menyambar bagian dalam ruangan kami—yang tentu saja mustahil. Seluruh penerangan yang ada mati, termasuk sound system yang digunakan untuk memeriahkan pestaku juga ikut mati.
Yang tersisa hanyalah teriakan kesal anak-anak yang tadinya sedang asyik berdansa.
"Hey! Aku tak membayar mahal untuk restoran dengan lampu yang rusak seperti ini!" pekikku kesal.
"Semuanya jangan panik! Sebentar lagi lampu akan menyala, paling hotelnya lupa bayar listrik!" gurau Mizuki berusaha menenangkan kerumunan yang sudah ribut sendiri.
Tap... Tap... Tap...
Suara gesekan heels dengan lantai menggema dari kejauhan, membuat kami semua menoleh ke arah sumber suara. Dari arah pintu utama, seiring dengan berjalannya masuk sosok itu, lampu kembali menyala seakan menyambut kedatangannya.
"DIA PENGUNTIT ITU!" teriak Mizuki menyuarakan isi hatiku, membuat seluruh orang yang ada di sana kecuali kami bertiga melongo kebingungan.
Dengan segenap tenaga yang kumiliki, aku berteriak sekencang-kencangnya, "S-SECURITY!!!"
"Tak perlu memanggil mereka, mereka sudah tertidur pulas sampai-sampai sekeras apapun suaramu tak akan menjangkau mereka." sahut gadis itu tenang tanpa berhenti melangkah.
Lagi-lagi, ia menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.
"BERHENTI DI SANA!" hardikku.
Anehnya, ia berhenti.
"Aku tidak mengundangmu, bahkan aku tidak mengenalmu. Kau mau apa di sini? Dengan baju lusuh begitu, kau nggak pantas berada di pestaku. Atsuko, kan yang mengirimmu? Tidak ada tempat untuk si busuk itu maupun temannya di sini." caciku.
"Apa yang kau sembunyikan di belakang tubuhmu itu?" hardik Mizuki sambil berjalan mendekati si gadis bertopeng.
"Oh, ini? Ini hadiah, dari Atsuko." sahutnya dengan suara serak yang tampaknya dibuat-buat untuk menakuti kami.
"Sudah kubilang, kan. Semua yang berasal dari si babi itu tidak kuterima!" pekikku kesal.
"Otanjoubi omedetou, Aka-chan." katanya sambil menunjukkan benda yang ia sembunyikan di balik tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KUMPULAN CERPEN] Stacy's Curses
Horror#35 Cerpen out of 3.5k (26.1.20) #24 Sahabat out of 2.26k (26.1.20) #23 Horor out of 1.8k (26.1.20) #20 Misteri out of 1.47k (26.1.20) #22 Urban legend out of 1.22k (26.1.20) Kumpulan cerita seram tentang teror Stacy Rosemary, hantu berdarah dingin...