Three : It's You?

30 4 0
                                    

Mobil telah sampai di depan pintu masuk, Michael menurunkan Diana di depan lobi kantor karena Diana sudah di telepon HRD untuk segera menghadap ke bagian itu.

Setengah berlari ia lakukan agar lebih cepat sampai ke ruangan HRD. Sesampai di depan pintu, Diana menetralkan napasnya kemudian mengetuk pintu sebelum memutar knop.

"Anda mencari saya?"
Tanya Diana setelah ia masuk sepenuhnya.

"Kemana anda hari ini? Sekarang adalah jam kerja, mengapa anda tidak berada di dalam ruangan?" kedua mata Jessica melotot marah.

"Saya pergi ke pusat perbelanjaan tadi karena..." Ucapan Diana terhenti saat Jessica dengan galaknya memotong pembicaraan.

"Anda baru dua hari bekerja di perusahaan ini dan anda sudah melalaikan pekerjaan" Jessica mengangkat tangannya menghentikan Diana yang ingin menyela.

"Saya akan mengeluarkan Surat Peringatan, jika lain kali ada kejadian yang sama terulang maka kami tidak akan segan - segan mengeluarkan anda dari perusahaan ini" Jessica mengambil kertas yang di print keluar dan menanda tangani kertas itu sebelum memberikannya kepada Diana.

Diana tidak terima menerima SP itu, seumur hidup bekerja baru kali ini dia mendapatkan keluhan secepat ini, memang di setiap pekerjaan dia tidak berani menjaminkan kesempurnaan, akan tetapi dia selalu berusaha menyempurnakan hasil pekerjaan.

Diana mengambil kertas SP dan menatap lama, ini hal yang memalukan. Setiap sel darah yang mengalir di tubuhnya menolak berdiam diri mendapatkan surat ini.

Tanpa banyak bicara Diana melangkah keluar dari ruangan HRD, dia ingin mencari Michael untuk meluruskan masalah ini. Harga dirinya yang menjadi taruhan di sini.

***

Diana fokus menatap layar komputer menyelesaikan tugas sebagai seorang sekretaris, pekerjaannya kini menumpuk karena sudah berhari - hari sejak sekretaris lama meninggalkan tanggung jawab, laporan yang membutuhkan tanda tangan pimpinan harus terbengkalai di mejanya.

Ia mengurungkan niat awal mencari Michael untuk meluruskan masalah dia mendapatkan SP. Ia tidak ingin menambah kejelekan yang sebenarnya bukan kesengajaan.

Jemarinya lincah mengetik dan menggeser kursor mouse merapikan data perusahaan sesuai keinginannya. Beberapa jam berlalu kini tumpukan kertas sudah berkurang banyak walaupun belum selesai sepenuhnya. Diana menyandarkan punggung ke kursi kerja beristirahat sebentar dan memejamkan mata.

Knock knock

Ketukan pintu membuat Diana langsung terbangun dari bersandar, pintu terbuka menampilkan Jessica yang tadi pagi memberinya SP, memikirkan hal itu Diana kembali merasa dongkol. Namun, ia berusaha menahan dengan menghitung dalam hati.

"Tuan Walton menelepon saya untuk memberikan anda laporan ini" Jessica meletakkan setumpuk kertas yang tingginya menyamakan tumpukan awal.

"Silahkan di baca dan jika tidak ada masalah berikan kepada Tuan Walton untuk di tanda tangani" Jessica berbalik setelah selesai menyampaikan maksud tujuannya, meninggalkan Diana yang mengusap dahinya lelah.
'Walton?' Diana mengernyit.
'Sepertinya pernah mendengar nama itu' Diana menggeleng kepala membuyarkan pemikirannya
'Sudahlah lebih baik mulai pekerjaan yang semakin menumpuk ini'

Efek dia jatuh tadi pagi kini mulai terasa, tubuhnya ngilu di beberapa bagian terutama bagian pantat. Atau mungkin karena sehabis melakukan aksi heroik ia di paksa untuk tes bela diri oleh Michael.

Menghembuskan napas berat, Diana menarik sebuah map yang di staples dan memahami isinya. Malam ini sebelum pulang sepertinya dia harus ke rumah sakit memeriksa tubuh.

Love Between Us (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang