"Bapak bisa langsung mendatangi pihak rumah sakit untuk keterangan lebih lanjut"
Suara dari lelaki itu menyadarkan Michel dari lamunannya, kemudian dia mencoba mencari alasan agar bisa menghubungi Queen "Maaf sebelumnya, bolehkah menghubungkan telepon ini kepada dokter Queen? Saya ingin meminta beberapa nasihat untuk penyakit saya"
"Baik. Mohon anda menunggu sebentar saya akan menanyakan kesediaan dokter Queen"
Suara panggilan menunggu terdengar memberi angin segar kepada Michael dengan secuil harapan.
"Halo? Ada yang bisa saya bantu?"
Suara perempuan, Michael berdehem "Maaf apakah anda dokter Queen?"
"Benar saya sendiri, saya dengar anda membutuhkan beberapa tips untuk penyakit anda, bisakah anda memberi saya beberapa gejala yang anda alami?"
Suara lembut Queen benar - benar bagaikan oasis di gurun pasir, tanpa basa basi Michael langsung berkata "Maaf sebelumnya, tapi saya ingin minta bantuan tentang Diana, saya sedang mencarinya"
Hening sesaat hanya bunyi jantung Michael yang terdengar, hingga suara Queen mengalun di telinga Michael "Anda Michael?"
"Benar" Michael sangat berharap Queen bekerja sama dengannya setelah dia menghabiskan waktu cukup lama dengan resepsionis tadi.
"Diana sedang berada di rumah orang tua saya, akan saya kirimkan alamatnya, bisa saya catat nomor anda?"
Harapan Michael tidak sia - sia, ia mendiktekan nomor teleponnya kepada Queen, tidak lama kemudian sebuah alamat tempat tinggal masuk ke nomornya.
'XXX Street, No XX.
Sebentar lagi saya ganti shift, anda boleh berangkat terlebih dahulu dan tunggu saya di luar'Michael mengetik balasan ucapan terima kasih, kemudian langsung menancap gas ke alamat yang di kirimkan Queen.
***
Diana sedang menikmati momen membaringkan kepala di atas pangkuan Marie yang sedang mengelus kepalanya sambil mengemil biskuit yang dipanggang khusus. Dan Kuro berbaring di dekat perut Diana sambil sesekali di elus.
Saat menginjakkan kaki ke rumah ini, Diana langsung di sambut pelukan hangat oleh Marie yang sekaligus mengomeli Diana kenapa sudah lama tidak menjenguknya.
Diana mengucapkan maaf serta mengatakan kepada Marie bahwa dia di usir oleh yang punya rumah dan tidak mempunyai tempat tinggal dan menanyakan kesediaan Marie dan Frank untuk menampungnya sementara. Tentu saja kedua orang berumur itu mengiyakan permintaan Diana dengan senang hati.
Bahkan Diana di siapkan makanan yang luar biasa enak, ia pun meminjam piyama milik Queen untuk diganti. Masa yang paling santai setelah kembali dari Jepang.
"Kamu suka kukisnya, Diana" Tanya Marie masih mengelus rambut cokelat Diana.
Diana mengangguk, mulutnya masih mengunyah sedangkan tangannya sudah memegang kepingan baru. Marie terkekeh, betapa bahagianya dia, selain Anthony dan Queen dia masih memiliki empat anak yang juga menyayanginya.
"Diana, jika ada yang menyakitimu katakan saja pada, Papa. Papa akan membunuhnya dengan ini" Frank mengangkat Gunner ke pahanya dan mengelus - elus senapan itu sambil menyeringai.
"Simpan istri kedua mu, Frank. Kamu lupa Diana ini adalah pengawal profesional. Dia bahkan sudah memukul jatuh orang yang menyakitinya saat kamu masih berusaha membidik" Marie menggelengkan kepala pusing melihat semua itu.
Diana terkekeh melihat pasangan lansia ini, seperti biasa hubungan mereka berdua sangat membuat iri orang di sekitar "Terima kasih, Papa. Tapi, Mama benar, aku pasti akan memukul mereka hingga masuk rumah sakit jika ada yang berani menyakitiku. Tapi aku akan simpan tawaran Papa untuk kejadian di luar rencana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between Us (End)
RomanceSpin off dari cerita Dengarkan Suaraku. Diana Aikawa, kembali ke Los Angeles setelah satu tahun menghabiskan waktu bersama keluarganya di Jepang. Ia melamar pekerjaan di World Shelter sebagai pelatih, yang dimana mempertemukannya dengan Michael Walt...