Twenty Five : Kidnap

18 2 0
                                    

Diana mencondongkan pundak melihat pantulan dirinya di cermin yang terletak di walk in closet. Ia baru saja selesai membersihkan tubuh setelah kembali dari makan malam bersama Kendall.

Kulit lebam berwarna hijau keunguan yang berada di punggung sedikit di bawah pundak tercetak jelas. Penyebab timbul lebam ini jika bukan Tod maka adalah Leona, keduanya terbiasa melakukan tendangan di tempat yang sama.

Diana mengambil botol kecil salep yang pernah ia oleskan di tubuh Michael dari dalam lemari yang menyimpan pakaiannya, ia masih belum mengenakan kimono yang biasa ia kenakan setelah mandi, yang berarti tubuh Diana hanya berbalut handuk tebal yang menutup bagian dada hingga paha saja.

Jemari lentik Diana mengoles salep dari wadah kecil, kemudian ia menjulurkan tangan ke belakang punggung dengan susah payah mencoba memijit pelan bekas lebam di kulitnya.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Suara Michael menggelegar memenuhi ruangan hingga Diana terlonjak kaget, tidak sengaja jemarinya menekan keras bekas lebam di punggung, membuat Diana berdesis ngilu.

Diana berbalik menghadap Michael yang sudah melangkah mendekatinya "Kamu sudah pulang"

Michael mengangguk, ia membalikkan tubuh Diana hingga bisa melihat punggung telanjang Diana. Namun yang menjadi fokus matanya adalah lingkaran berwarna hijau keunguan yang kini menghiasi kulit mulus itu.

Jantung Diana berdetak kian kencang saat jemari Michael memegang pundaknya memberikan rasa hangat pada kulit telanjangnya. Diana menelan ludah seakan bisa merasakan tatapan intens Michael yang tanpa ragu mampu melobangi punggungnya.

"Kemarikan salepnya" Michael menjulurkan tangan yang kemudian Diana letakkan botol kecil itu di telapak tangan Michael.
"Duduk"

Diana menurut saja saat Michael menunjuk ke sofa tanpa sandaran yang terletak di tengah ruangan.

Jemari Michael mulai mengoleskan salep itu ke bekas lebam di punggung Diana perlahan "Katakan jika sakit"

Diana mengangguk, mulutnya terkatup rapat meski hanya untuk berbicara ataupun meringis.

Suasana ruangan hening, Michael sibuk memijat pelan punggung Diana, sedangkan Diana sibuk menenangkan detak jantungnya sembari mencengkeram handuk yang membalut tubuhnya agar tidak merosot.

"Ada lagi?" Michael memeriksa punggung Diana yang mungkin masih ada bekas lebam yang lain.

"Saya tidak tahu" Diana menggeleng, ia tidak berani menoleh ke belakang.

"Buka handukmu" perintah Michael.

Sontak Diana menoleh ke belakang dengan mata melebar, ia hanya mengenakan handuk, garis bawahi handuk. Jika ia lepas belitan handuk ini maka terpampang nyata tubuh Diana tanpa sehelai benangpun. Memang Michael telah melihat seluruh tubuhnya dalam keadaan tanpa busana, tapi kondisi sekarang berbeda. Diana sedang berada di dalam keadaan sesadar - sadarnya dan dia juga sudah memiliki rasa cinta, juga karena masalah siang tadi, Diana menjadi sedikit takut pada Michael.

Diana menggelengkan kepalanya berkali - kali menolak permintaan Michael "Tidak, saya rasa tidak ada lagi bekas lebam di punggung. Kamu tidak perlu repot"

Michael membuang napas dengan kesal, siapa yang punya waktu untuk berbuat mesum ketika wanita yang ia sukai sedang dalam kondisi tidak baik "Aku tidak akan melakukan apa - apa, cepat" perintah Michael lagi.

Bahu Diana merosot, dengan enggan jemarinya mengendurkan balutan handuk di tubuh, kemudian dengan hati - hati Diana menutupi bagian dada sedangkan bagian punggung sudah terbuka hingga pinggul.

Diana menelan ludah lagi sadar akan tatapan Michael yang sedang menyusuri punggung telanjangnya. Ia sedikit terlonjak dari duduk saat jemari Michael tiba - tiba menyentuh bagian pinggul mendekati paha depan.

Love Between Us (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang