Nineteen : First

21 1 0
                                    

"Siapa laki - laki itu?" Suara Michael yang ketus sangat menggambarkan suasana hatinya kini.

Diana menoleh menatap Michael dengan bingung "Yang mana?"

Michael mencengkeram erat setir mobil "Yang duduk di sampingmu"

Diana mengedip mata sekali "Dia Anthony, kakak Queen"

"Kamu ada hubungan apa dengannya?" Michael memutar setir ke kanan.

Diana mengernyit tidak mengerti dengan arah pembicaraan Michael "Dulu saya pernah menjadi sekretaris di perusahaan Accola Co, dia adalah atasan saya"

"Kenapa kamu berhenti dari perusahaan itu" Seakan tiada henti Michael terus memberi pertanyaan untuk Diana.

Diana menerawang ke saat - saat dimana dia menjadi bodoh karena cinta pertamanya "Saya membuat kesalahan yang tidak termaafkan"

"Interaksi kalian berdua tadi sama sekali tidak membuktikan ucapan kamu" lampu merah membuat Michael menginjak rem mobil, Michael langsung menoleh memandangi Diana.

Diana memandangi Michael yang menatapnya dengan tatapan seakan menyalahkan dia tentang sesuatu yang tidak di lakukan "Apa maksudmu, untuk apa kamu menanyakan hal yang sudah lama berlalu"

Michael menarik tangan kiri Diana "Katakan kesalahan apa yang kamu buat, kamu jatuh cinta padanya? Atau kamu mempunyai hubungan khusus dengannya? Oh, atau kalian berdua malah sudah melakukan hubungan seks"

Plak

Sebuah tamparan yang cukup kuat Diana layangkan ke pipi kiri Michael, dalam waktu yang sama membuat Michael sadar dengan apa yang telah terucap dari bibirnya. Diana menarik tangan kirinya kuat dari genggaman Michael, air mata sudah berkumpul di kelopak matanya. Jantungnya serasa di tusuk berkali - kali oleh belati tumpul, mendengar tuduhan yang tidak - tidak tentang dirinya apalagi orang yang menuduhnya adalah Michael, lelaki yang kini telah ia suka.

Michael merasakan pipinya memanas dan perih saat di sentuh, namun hatinya lebih perih saat melihat Diana mengusap air mata di wajah. Ia tidak bermaksud menyakiti Diana dengan ucapan bodohnya, dia merasa cemburu dengan Diana yang tersenyum manis kepada Anthony dan mereka berdua terlihat sangat akrab, apalagi setelah tahu Diana pernah menjadi sekretaris Anthony membuat kecemburuan Michael semakin menjadi. Anthony pernah sangat dekat dengan Diana, Anthony juga pasti pernah menikmati kopi buatan Diana yang enak sebelum dirinya.

Suara klakson mobil di belakang mereka menyadarkan Michael dari penyesalan yang terlambat, ia segera mengendarai mobil menjauh dari tempat itu.

Diana menyandarkan kepala ke jendela, ia menutup mulut mencoba menahan suara tangisan yang semakin keras namun gagal, air mata berjatuhan dari kedua matanya, rasa sakit di dada seakan muncul sekaligus melukainya.

Ia teringat saat dimana perlakuan tidak sopan Hillary, bagaimana cinta pertama melukai hatinya, bagaimana ucapan Michael yang tajam menancap tepat ke jantungnya. Dan kesadaran perasaannya terhadap Michael membuat Diana tidak bisa berbuat apa - apa selain menangis.

Sekalipun ia ingin menghindar, dia adalah sekretaris Michael. Dia sama sekali tidak bisa lari kemanapun, takdir mengikatnya kuat di hadapkan kepada seorang Michael.

Diana sadar mobil terparkir di depan sebuah toko seven eleven, ia tidak berniat mengetahui ataupun bertanya kepada Michael tujuan mereka berhenti di tengah jalan. Ia terus menghadap jendela menghindar dari melihat keberadaan Michael di sampingnya.

"Nana" Michael menyentuh pundak Diana yang bergoyang karena menangis.

Perlahan Diana menarik tangan Michael dari pundak dan melepaskan sentuhannya.

Love Between Us (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang