Pintu kayu yang hanya bermodalkan kunci putar sudah berhasil Michael bobol dengan mudah. Ia mengetuk pintu kontrakan Diana berkali - kali namun tidak ada yang membuka, hingga akhirnya Michael memutuskan menggunakan jepitan kertas untuk membukanya.
Untung bagi Michael tempat murah seperti ini jarang memasang cctv sehingga ia bisa melakukan pembobolan tanpa menciptakan catatan kriminal.
Kaki Michael melangkah masuk ke dalam ruangan kecil setelah menutup pintu hasil bobolan. Matanya menyusuri setiap sudut ruangan dengan cat yang sudah pudar. Dapur kecil yang menjadi satu dengan ruang tamu itu terlihat berantakan.
Tangan Michael terulur menekan gagang pintu kamar satu - satunya di ruangan ini. Suara Alaska mengeong menyambut kedatangan Michael.
Mata Michael langsung menangkap sesosok perempuan yang bergelung di dalam selimut hingga hanya menyisakan kepala, padahal suhu ruangan terasa hangat merangkap pengap.
Michael meneruskan langkah kaki tanpa suara mengambil tempat duduk di ranjang kecil yang keras. Alaska tidak acuh akan tamu yang tidak di undang itu, ia kembali bergelung di karpet berbulu melanjutkan tidur yang terganggu.
Michael menatap wajah Diana yang terlihat berantakan, rambutnya di gelung ke atas dengan anak rambut yang berantakan di setiap sisinya. Handuk yang mengering jatuh ke atas bantal, alis mata Diana mengkerut dalam. Pipi Diana terlihat semakin tirus dan bibirnya merah menyala.
Tidak tega dengan kondisi Diana yang begitu menyedihkan, Michael mengambil handuk kecil yang terjatuh dan membasahi dengan air hangat yang baru sebelum kembali mengompres dahi Diana.
Baru berapa hari tidak bertemu, Diana telah berubah drastis. Ketika Diana menemuinya dua hari yang lalu ia tidak menatap wajah Diana dengan seksama.
Michael menghela napas kecil, ia melepaskan jaket kulitnya dan di gantungkan ke tempat gantung baju di sebalik pintu dan berlalu ke dapur setelah menutup pintu kamar Diana.
Dapur yang tadi berantakan dengan cepat menjadi rapi kembali setelah Michael bersihkan. Bekas panci, mangkuk dan beberapa alat dapur yang lainnya telah di simpan ke tempat semula.
Michael membuka kulkas kecil di bawah meja pantry mengecek isi dalam, memikirkan kira - kira apa yang bisa ia buatkan untuk makan malam Diana. Mata Michael menangkap sebuah kotak bening yang ber isi, tangannya langsung menarik keluar kotak itu dan membukanya. Ikan asam manis permintaan Hillary, ternyata Diana tidak melupakan permintaan adiknya, Diana tidak bisa mengantar seperti biasa karena sedang jatuh sakit.
Mungkin sebaiknya Michael memesan dari luar saja, tidak ada bahan makanan yang tersedia untuk Diana.
Michael menutup kulkas tanpa mengembalikan kotak di tangannya seperti semula, ia berencana membawa pulang masakan Diana untuk Hillary.
Selesai memberi perintah kepada salah satu bawahannya, Michael kembali masuk ke kamar Diana mendapati perempuan itu tidak berada di atas ranjang lagi.
Suara muntahan terdengar dari kamar kecil yang terletak di dalam kamar tidur, Michael bergegas masuk ke sana dan mendapati Diana menunduk di mangkuk toilet mengeluarkan isi perutnya.
Tangan Michael terjulur memijat tengkuk Diana yang sontak membuat sang empu terkejut. Telapak tangan Diana memegang pergelangan Michael dan kepalanya menoleh melihat si pemilik tangan.
Diana membelalak, ia berbisik lirih hampir tidak terdengar "M-Michael"
Diana bangun dari duduk, ia menekan tombol menyiram muntahan di toilet dan segera mencuci mulutnya yang masih terasa pahit dari bekas liur dan isi perutnya tadi.
Michael meraih handuk kecil yang di gantung dan mengulurkan kepada Diana.
"Terima kasih" ucap Diana, tidak lirih tapi terdengar tidak bertenaga. Diana mengelap wajahnya yang basah secara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between Us (End)
RomanceSpin off dari cerita Dengarkan Suaraku. Diana Aikawa, kembali ke Los Angeles setelah satu tahun menghabiskan waktu bersama keluarganya di Jepang. Ia melamar pekerjaan di World Shelter sebagai pelatih, yang dimana mempertemukannya dengan Michael Walt...