Diana berendam di bak mandi yang sudah bercampur bath bomb pemberian Queen, ia memejamkan kedua mata menikmati hangat air yang bersentuhan dengan kulit eksotisnya dan wangi menenangkan yang memanjakan indera penciumannya.
Hembusan napas berat keluar bebas dari bibir merah Diana, yang dimana berakibat dari beban pikiran yang sering menghantui seiring kesehariannya tinggal di apartemen mewah ini.
Kenapa ia harus cemburu dengan wanita yang pernah berbagi kehangatan dengan Michael kekasihnya, sedetik pikiran Diana kosong, kalimat itu terdengar wajar jika di atur sedemikian rupa. Wajar ia merasa cemburu, kekasihnya sudah pernah berbagi kehangatan dengan perempuan lain sedangkan dia, baru pernah menyentuh bibir Michael.
Saat Diana hanya mengenakan handuk Michael juga tidak bereaksi, bahkan melihatnya pun tidak. Apakah tubuhnya tidak menarik? Pikiran Diana melayang.
Well, Michael pernah menyentuhnya lebih dari itu, tapi itu tidak termasuk hitungan karena Diana tidak dalam keadaan sadar sepenuhnya.
Kedua mata Diana terbuka memperhatikan lampu gantung di langit - langit kamar mandi yang menjadi hiasan indah. Tidak, tidak, Diana menggeleng kepala samar, dia tidak menyukai Michael oleh karena itu dia tidak berhak untuk cemburu.
Argh, batin Diana berperang satu sama lain, suara hati dan kepalanya tidak pernah kompak, selalu berbeda pendapat.
Hah...
Tidak, seharusnya dia tidak mengacuhkan Michael hanya karena masa lalu, tapi dia juga kesal saat Kendall mengungkit cinta pertamanya juga saat Michael memeluk pinggangnya erat di depan Kendall. Diana memejamkan mata kembali, hati dan pikirannya berperang.
Dia harus membuat janji untuk mendatangi Queen secepatnya, sebelum dia benar - benar menggila seperti orang - orang yang dia lihat di Itali dulu.
Diana keluar dari bak mandi, sudah cukup dia berendam, waktunya mengguyur seluruh tubuh dengan air dingin.
***
Diana menarik gulingnya dari ranjang setelah siap mengganti handuk yang menutupi tubuhnya menjadi kimono tidur, ia membuka selimut dan menyelinap naik ke atas ranjang membaringkan tubuhnya.
Michael sedang memainkan ponsel tidak melirik sedikitpun ke arah Diana. Entah apa yang di lihat di layarnya sehingga mengangguri wanita cantik yang di sukainya itu. Diana mendekap guling panjang yang di tariknya, kemudian memejamkan mata.
Detik berlalu menjadi menit, Diana tidak bisa tidur, padahal biasanya aktivitas harian Diana juga sama kenapa malam ini ia tidak bisa terlelap, bahkan ia sudah memeluk guling kesayangannya.
Diana membuka mata mendapati telinga Michael di pasang handsfree via bluetooth, Diana bangun dari rebahan membuat Michael menoleh ke arahnya tapi hanya sebentar, ia kembali memalingkan wajah ke arah depan.
Diana menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang, ia melihat tontonan yang menyita perhatian Michael, ternyata film The Expendables.
Diana ikut menonton film bisu itu dalam diam, mungkin ia bisa tertidur di tengah - tengah film. Lama waktu berlalu, Diana merasa isi film semakin menarik. Aktor di dalam sana sedang mencari teman untuk ikut berperang. Diana menoleh ke arah Michael sekilas, otaknya berputar. Kemudian ia turun dari ranjang keluar dari kamar. Semua itu tidak lepas dari pengawasan Michael, meskipun Michael terlihat tidak peduli tetapi pada kenyataannya, setiap gerakan Diana ia perhatikan dari sudut mata.
Tidak berapa lama, Diana kembali muncul membawa semangkuk plastik besar berisikan popcorn, Diana meletakkan mangkuk itu ke pangkuan Michael membuat sang empu spontan memegang agar tidak terbalik. Diana kembali masuk ke dalam ranjang dan merebut mangkuk itu ke pangkuannya sambil meraih segenggam popcorn dan di suapkan ke dalam mulut sedikit demi sedikit, matanya kembali fokus pada isi film.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Between Us (End)
RomanceSpin off dari cerita Dengarkan Suaraku. Diana Aikawa, kembali ke Los Angeles setelah satu tahun menghabiskan waktu bersama keluarganya di Jepang. Ia melamar pekerjaan di World Shelter sebagai pelatih, yang dimana mempertemukannya dengan Michael Walt...