Twenty Nine : (Not) Secure

18 2 0
                                    

Diana membuka setiap kamar yang ia temui dan memeriksa ke dalam, mengecek adakah pintu rahasia atau dinding rahasia. Suara keributan yang awalnya bersumber dari kamar, lama - lama mulai bergerak menuju tangga ke bawah.

Sepertinya Michael dan yang lain sudah berangsur mencari jalan keluar. Beban di pundak Diana berangsur ringan, fokus dia sekarang adalah mendapatkan bukti kriminal pemilik rumah ini.

Diana mengumpat kesal saat kamar yang ia periksa sekarang juga bersih. Ia baru akan melangkah keluar, sebelum langkahnya terhenti, rombongan Michael berlalu melewati depan pintu kamar ia berdiri. Diana bersembunyi di sebalik pintu membiarkan kerumunan itu lewat.

Setelah di rasa aman, Diana melongokkan kepala melihat ke kanan kemudian ke kiri, tatapan mata Diana berhenti saat melihat sepasang sepatu boot hitam berdiri di sebelah kirinya. Diana mengangkat kepala, matanya membulat saat menyadari Leona pemilik sepatu itu.

Leona melayangkan kepalan tangan namun dengan cepat Diana menghindar. Sepertinya Leona tidak mengenali Diana dari penampilan yang membungkus wajah hingga hanya menyisakan kedua mata.

Diana hanya mengambil posisi bertahan di setiap serangan dari Leona, tidak berniat membalikkan serangan sama sekali. Diana tidak mempunyai waktu banyak meladeni Leona, ia harus segera menemukan ruangan rahasia Koutaro.

Diana membawa tubuh Leona ke lantai dan mengunci tubuh Leona agar tidak bisa bergerak. Keduanya berguling hingga ke pagar pelindung yang membatasi lantai atas dan bawah. Leona berusaha membuka kuncian Diana namun sia - sia, yang ada hanyalah membuat Leona kehabisan napas.
"Lepaskan"

Leona kembali menggeliat hingga wajahnya bersitatap dengan wajah Diana yang tertutup. Seketika keduanya terdiam saling memandang, Leona mengenali mata yang berada di depannya.

"Di- Diana?" Leona bergumam kecil masih menatap manik cokelat itu.

Terdengar suara Tod yang memanggil Leona membuat keduanya memutuskan acara tatap - tatapan dan menghadap ke sela besi pagar secara bersamaan. Tod memandang ke atas, ke tempat dimana Leona sedang di tindih oleh seseorang.

Tod bergegas naik ke atas membantu Leona yang terpisah dari formasi mereka, Diana tidak ingin mengambil resiko di kenali Tod, ia langsung melepaskan Leona. Diana berlari menyusuri lorong panjang dan menghilang ke dalam salah satu ruangan.

Tod membantu Leona bangun, kemudian berniat mengejar orang yang menahan Leona tadi, tapi lengan Tod di tahan oleh Leona.

"Biarkan saja, kita harus segera pergi" Leona menarik lengan Tod untuk keluar melewati atap, karena pintu utama sudah penuh dengan anggota Koutaro.

Dengan enggan Tod pun mengikuti tarikan di tangannya. Leona menoleh sekilas ke arah lorong gelap yang menelan sosok serupa Diana, kemudian Leona melanjutkan lari bersama Tod meninggalkan kediaman Koutaro.

***

Michael tiba di apartemen dengan selamat bersama Hillary dalam pelukan hangatnya. Theodore menyambut kepulangan kedua adik dengan tangan terbuka lebar bersama sang istri berdiri di samping.

"Syukurlah kalian berdua baik - baik saja" Theodore memeluk Michael sekilas setelah Michael membaringkan Hillary yang sedang tidur ke atas sofa.

Theodore memandang wajah adik perempuan satu - satunya yang terlihat acak - acakan. Jemari besarnya mengelus wajah Hillary dan mengecup dahi adiknya.
"Maafkan kakak. Tidak becus menjagamu, Hill"

Michael menghempas tubuh, duduk di sofa kosong menghela napas lega. Tadi mereka sempat mengunjungi rumah sakit guna memeriksa tubuh Hillary. Tidak ada luka fisik, hanya saja mungkin sedikit trauma. Ia akan membuat janji dengan Psikiater dalam waktu dekat.

Love Between Us (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang