"Kami sudah sampai di lokasi. Satu korban, satu saksi mata, ganti."
"Ambulans sedang dalam perjalanan, bagaimana kondisi saksi mata?"
"Tidak terluka, saya akan mengurusnya."
Seorang polisi menatap sang saksi mata dengan tatapan tajam.
"What are you doing here brat?"
Namja tersebut menghela nafasnya.
"Just passing by."
"Hyung, katakan yang sebenarnya."
Namja yang bersama dengan polisi itu menghampiri namja yang menjadi saksi mata dan menunggu balasan darinya.
Sang saksi mata kembali menghela nafasnya.
/ / / /
*12 jam yang lalu*
"Sandwich? Atau kimbab?"
"Kimbab."
"Wow, sepertinya lidah Amerikamu sudah mulai terbiasa dengan makanan Korea," ucap namja bersurai hitam itu sembari membeli kimbab.
Namja yang diajak bicara hanya mendengus kesal seakan-akan sahabatnya baru saja mengejeknya.
"Ini kimbab untuk mu LA gangster, Mark Tuan."
"Thanks, bro."
Namja tersebut menganggukkan kepalanya dan mengajak sahabatnya yang bernama Mark Tuan itu untuk duduk di salah satu meja kantin.
"Ada berita yang menarik?" tanya namja bersurai hitam itu sembari meminum susu stroberinya.
"Aku memimpikan sesuatu," jawab Mark sembari menopang dagunya di atas meja.
"Mwo? Apa kali ini?" tanya namja tersebut dengan penasaran.
"Seorang vampir melakukan pembunuhan," Mark menatap wajah namja tersebut.
Namja itu membelalakkan matanya dan menatap Mark. Dia segera menelan susu stroberinya dan mengusap bekas susu pada bibirnya.
"Aku sendiri tidak percaya tapi itulah yang terjadi, bum."
"Mungkin itu hanya mimpi biasa. Aku tidak pernah mendengar kasus vampir membunuh manusia sejak appa menjadi polisi," ucap Jaebum sembari menyeruput susu stroberinya lagi.
"Bagaimana kalau itu benar-benar terjadi? Kamu tau 'kan kemampuan yang ku punya." Mark memandangi kimbab yang belum dia sentuh sama sekali.
Jaebum merangkul bahu kecil Mark dan menatapnya.
"Kalau hal tersebut terjadi, segera telefon polisi. Pasti ada yang salah dengan perjanjian antara kaum vampir dan kaum manusia," ucap Jaebum dengan nada yang serius.
Mark menghela nafasnya. Dia benar-benar khawatir mengenai mimpinya itu. Mungkin dia harus memeriksanya sendiri malam ini.
"Gwaenchana hyung," ucap Jaebum sembari memeluk Mark.
Mark menganggukkan kepalanya.
"Bummie!"
Jaebum menoleh ke asal suara dan melihat Jinyoung yang sedang memajukan bibirnya. Jaebum segera melepaskan pelukannya dan menghampiri Jinyoung.
"I-itu, aku bisa jelaskan!"
"Jinyoung tidak butuh penjelasan, Jinyoung ngambek!" ucap Jinyoung sembari mengembungkan kedua pipinya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Mark terkekeh melihat keduanya. Pasangan ini benar-benar menggemaskan. Mark kemudian mengalihkan pandangannya keluar.
"Semoga malam ini tidak terjadi apa-apa," gumamnya.
/ / / /
Mark membuka matanya dan menyalakan ponselnya. Matanya terbelalak ketika dia melihat angka 23.00 pada ponselnya.
Dia segera memakai jaketnya dan bergegas menuju China Town. Mark ingat benar bahwa tempat kejadiannya di China Town pada jam 23.15, yang artinya dia hanya memiliki waktu 15 menit.
Mark berlari secepat mungkin sampai dia dapat merasakan jantungnya berdetak dengan cepat, keringat membasahi punggungnya dan dia mulai terengah-engah.
Dia berusaha mengatur nafasnya tetapi berlari dengan cepat menghabiskan energinya dengan cepat pula. Nafasnya mulai tidak teratur tetapi kakinya tidak berhenti berlari.
Mark menghentikan langkahnya dan menatap tepat pada sepasang mata yang berwarna merah.
"Kamu-"
Vampir tersebut segera mendekap mulut Mark dan membawanya ke tempat yang gelap, Mark dapat merasakan hembusan nafas vampir itu pada lehernya.
"Percayalah padaku, bukan aku yang melakukannya."
Mark berusaha untuk tetap tenang tetapi pandangannya tertuju pada tubuh manusia yang tergeletak lemah di depannya dengan bekas gigitan pada lehernya. Vampir tersebut menarik nafas yang dalam dan melepaskan Mark.
"Kamu bukan manusia biasa. Kekuatan apa yang kamu punya?" tanya vampir tersebut.
"Untuk apa ku beritau, vampir?" tanya Mark sembari menjaga jarak antara dia dan vampir itu.
Vampir itu menghela nafasnya, "Semoga kita bertemu lagi. Jangan curigai aku. Bukan aku yang melakukannya."
Mark menatap vampir tersebut dengan tatapan tidak percaya, tetapi suara sirine mengalihkan perhatiannya dan saat dia akan melihat vampir itu lagi, vampir tersebut sudah menghilang.
/ / / /
"Setelah itu kalian datang, apakah anda dapat memercayai saya?" tanya Mark sembari menatap sang polisi yang kini sedang memijat keningnya.
"Appa, Jaebum saja yang urus Mark-hyung."
Papa Im menahan Jaebum dan menggelengkan kepalanya.
"Saya akan memercayaimu untuk sekarang ini. Kalau kita bertemu lagi di kasus selanjutnya, saya akan berusaha memasukkanmu dalam tim investigasi. Good luck kiddo," ucap papa Im sembari menepuk-nepuk pundak Mark.
Dia segera mengurus jenazah yang ada dan Jaebum segera mendekati Mark.
"Apa maksud dari semua ini?" tanya Jaebum.
Mark kembali menghela nafasnya.
"Peperangan antara vampir dengan manusia akan dimulai"
/ / / /
Note:
Halo ini author Luvien! Kali ini aku sama xkai_6 collab buat wp ini. Semoga kalian suka :D, aku kangen pembacaku ㅠㅠ.
Ini pertama kalinya kita berdua buat wp Markson jadi mon maap kalo ada kesalahan :(
- Luvien
Hai, ini Kai! Ini wp pertamaku, tapi langsung collab sama LuvienL 😂.
Perkenalan singkat aja, aku masih sekolah, multifandom. Cat lover, anti fanwar 🚫, the laziest human being :D.
Kalo wp ini ada kurang, maaf ya. Diterima kritik dan sarannya 🙏🏻.
- Kai
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sight || Markson (DISCONTINUED)
Fanfiction"Struggle for the win, find the balance." "I won't let go of the light called 'you'." I'm gonna win this fight. Vampir dan manusia telah hidup berdampingan selama berabad-abad. Tetapi, kasus pembunuhan kejam dimana pelakunya yang diduga sebagai vamp...