Jackson memasukkan password apartemen Mark lalu masuk ke dalamnya. Semuanya masih sama, tidak ada yang berubah sedikit pun dari apartemen itu. Kecuali pemiliknya yang sekarang tidak ada di sana.
Jackson mengelilingi seluruh apartemen itu tanpa melewatkan satu sudut pun. Dia sangat merindukan suasana di apartemen itu walau sudah kosong selama 2 bulan. Dia memasuki kamar Mark dan menidurkan dirinya di sana.
Jackson mengambil salah satu bantal Mark dan memeluknya dengan erat. Dia menelusupkan wajahnya pada bantal itu dan menghirupnya dalam-dalam. Jackson dapat mencium wangi khas Mark yang masih menempel di sana.
Wangi manis dan lembut vanilla yang bercampur dengan wangi madu yang segar juga memabukkan. Jackson sangat menyukai wangi itu. Dia sangat merindukan pemilik aroma itu.
Jackson menghela nafasnya dan memejamkan matanya sejenak. Dia memikirkan bagaimana kondisi Mark saat ini di sana. Apa dia baik-baik saja? Apa dia terluka? Apa dia ketakutan sekarang?
Jackson merasa dirinya kurang becus menjaga Mark. Seandainya malam itu dia bisa lebih cepat menemui Mark, dia pasti ada di sini sekarang, di dalam dekapannya.
"I'm sorry, Mark. I miss you so much.. Apa yang harus ku lakukan sekarang?" monolog Jackson.
Jackson meletakkan bantal Mark dan mulai membersihkan apartemen Mark. Dia tidak ingin apartemennya berdebu dan kotor.
Dia tidak ingin bau kotor dan lembab memenuhi tempat itu sehingga wangi khas Mark menghilang begitu saja.
Ketika dia membersihkan apartemen sederhana Mark, dia mengingat waktu-waktu yang dia lalui. Dia mengonstruksi ulang momen-momennya bersama dengan Mark.
Walaupun semua itu hanya kenangan, sudut bibirnya mulai terangkat dan menunjukkan senyuman kecil.
"Aku harap kamu baik-baik saja, Yi En.."
Sampai pada akhirnya dia kembali ke dalam kamar Mark, dia mulai membersihkan meja belajar Mark.
Matanya tidak dapat lepas dari satu hal yang ada di atas meja tersebut, yaitu bingkai foto yang dihadapkan ke arah meja.
Jackson yang penasaran pun mengambil bingkai foto tersebut dan nampaklah foto keluarga Mark.
Sekilas wajah Jackson terlihat sedih tetapi dia menaruh kembali foto tersebut.
"Apa sebenarnya perasaanmu padaku, Mark Tuan..?"
/ / / /
"Kamu sudah menemukannya?"
Yugyeom menggelengkan kepalanya. Bambam menghela nafas dan menghampiri Yugyeom yang masih fokus menatap layar di depannya.
"Kamu tidak lelah? Kamu menghabiskan hampir semua waktumu dengan komputer itu," ucap Bambam dengan nada yang sedikit kesal.
Yugyeom tetap bergeming dan tidak membalas ucapan Bambam yang terlihat lebih kesal sekarang.
"Hey, aku tidak sedang berbicara dengan tembok."
"Aku sibuk, bam."
"Tidak bisakah kamu beristirahat sebentar?"
"Tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sight || Markson (DISCONTINUED)
Fanfiction"Struggle for the win, find the balance." "I won't let go of the light called 'you'." I'm gonna win this fight. Vampir dan manusia telah hidup berdampingan selama berabad-abad. Tetapi, kasus pembunuhan kejam dimana pelakunya yang diduga sebagai vamp...