- 1.29 -

143 16 0
                                    

Dari pagi-pagi sekali markas atau lebih pantas disebut sebagai kerajaan 'Yang Mulia' dikejutkan dengan kedatangan seorang pangeran.

Pangeran muda itu mengenakan baju serba hitam dan menatap Red Commander dengan tatapan yang tajam.

Orion membungkuk 90 derajat pada sang pangeran dan mengantarkan sang pangeran ke ruangan 'Yang Mulia'.

"Tidak perlu formal seperti itu, hyung. Ini bukan pertama kalinya kita bertemu."

Orion menggelengkan kepalanya, "Bagaimana pun juga, pangeran tetaplah adik dari Yang Mulia. Saya tidak mungkin berkata dan bertindak lancang di depan anda."

Sang pangeran menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk pundak Orion.

Corvus yang melihat sang pangeran pun membungkuk dan tersenyum pada sang pangeran. Sang pangeran membalas senyuman Corvus dan mengangguk senang.

Corvus mendekati sang pangeran dan mengacak-acak rambutnya.

"Tidak ku sangka kamu sudah sebesar ini."

"Aku tidak berubah banyak, hyung. Tapi kamu bertambah kuat, aku jadi iri..."

Corvus terkekeh, "Karena itu seringlah latihan."

Sang pangeran menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya yang dielus halus oleh Corvus.

Orion kembali membawa sang pangeran ke 'Yang Mulia'. Sang pangeran melirik ke arah Orion dan tersenyum.

"Apakah hyung dan kakak melakukannya lagi?" tanya sang pangeran.

Orion hanya memasang wajah datar tetapi jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

"Aku dapat mendengar suara jantungmu," ucap sang pangeran sambil terkekeh.

"D-diamlah!"

Mereka kembali berjalan ke ruangan 'Yang Mulia'. Sampai di sana, Orion mengetuk pintu ruangan itu.

"Masuk."

Orion dan sang pangeran memasuki ruangan tersebut dan melihat 'Yang Mulia' yang masih berbaring di kasurnya. Sang pangeran dapat mencium aroma yang sangat kental yang berasal dari Orion di ruangan tersebut.

Sang pangeran menyilangkan tangannya di depan dada, "Kalian semalam berapa ronde? Aroma di sini... sangat unik..."

'Yang Mulia' menatap sang pangeran kemudian terkekeh.

"Kenapa kamu ingin tau sekali, hm? Tertarik?"

Sang pangeran tersenyum miring, "Tentu saja."

Orion menggelengkan kepalanya, Kakak adik ini sama saja.

'Yang Mulia' tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia kemudian beranjak dari kasurnya dan menghampiri sang adik.

"Apa yang membuatmu datang kemari?" tanya 'Yang Mulia'.

Orion yang merasa tidak nyaman pun permisi keluar dari ruangan dan memberikan mereka waktu berdua sejenak.

Sang pangeran menatap kepergian Orion kemudian tersenyum pada sang kakak.

"Aku membawakanmu es krim stroberi," ucapnya polos.

"Sungguh?? Kamu baik sekali~" ucap 'Yang Mulia' sembari memeluk adiknya itu.

Sang adik hanya menatap sang kakak dan tersenyum kemudian memeluknya kembali.

"Suasana hatiku sedang baik. Lagipula, aku sudah lama tidak mengunjungi kamu."

'Yang Mulia' terkekeh kemudian mengecup pipi sang adik. Dia menggiring adiknya ke kasurnya kemudian mereka duduk di sana.

"Apa yang membuatmu sangat senang, hm? Jarang sekali aku melihatmu seperti ini," tanya 'Yang Mulia'.

Second Sight || Markson (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang