- 1.8 -

235 36 11
                                    

Empat namja itu memasuki kantor polisi untuk melakukan rapat investigasi dengan pihak kepolisian.

"Dari 2 korban yang sudah autopsi, keduanya sama-sama memiliki bekas gigitan di leher mereka," ucap papa Im sambil menatap keempat namja itu.

Papa Im kemudian melanjutkan.

"Di TKP tidak ditemukan alat atau benda tajam yang digunakan oleh pembunuh. Lokasi yang dipilih oleh pembunuh pun tidak terjangkau CCTV."

"Dengan kata lain, si pembunuh tidak ingin meninggalkan jejaknya sama sekali," ucap Jaebum setelah mendengar penjelasan papa Im.

"Tepat sekali," ucap papa Im membenarkan ucapan Jaebum.

"Ini sudah pasti pembunuhnya bukan manusia. Bagaimana pun juga ini pasti ulah vampir. Kalaupun ulah hewan buas, tubuh mereka pasti sudah tercabik-cabik, tidak mungkin hanya bekas gigitan," ucap Jinyoung yang sibuk melihat foto bekas gigitan pada leher korban.

"Kalau memang sang pelaku adalah vampir dan dia membuat skenarionya sedemikian rupa. Dia memang ingin manusia membenci vampir," ucap Jackson sembari memijat keningnya.

Suasana hening untuk beberapa saat. Kasus ini sangat rumit, entah apa motif si pelaku atas pembunuhan ini.

Mengapa pelaku sengaja merusak hubungan baik antara manusia dan vampir? Apa tujuannya? Siapa pelaku sebenarnya? Masih banyak potongan puzzle yang hilang dalam kasus ini.

Keheningan tersebut Jackson pecahkan. Dia membuka suara dan kembali berargumen.

"Saya memiliki sedikit informasi yang mungkin kalian perlukan," ucap Jackson sembari menunjukkan ponselnya.

Ada pesan yang cukup panjang dari Yugyeom.

Gyeomie Brown

Hyung, serangan selanjutnya 2 hari lagi di rumah sakit New Era Seoul. Kali ini tidak sendiri, dia akan membawa sekitar lebih dari 100 vampir untuk berperang. Apakah kita bisa bekerja sama dengan polisi?

Jackson mengambil kembali ponselnya dan menunggu balasan dari pihak polisi. Mereka semua membaca pesan tersebut.

"100 vampir melakukan penyerangan? Setidaknya kita butuh 2 sampai 3 kali lipat pasukan untuk melawan mereka. Vampir jauh lebih kuat daripada manusia," ucap Jaebum.

Papa Im menganggukkan kepalanya, "Akan saya usahakan pihak kepolisian membantu, secepatnya."

"Jangan lupa siapkan bawang putih atau bawang bombay sekalian," ucap Jackson.

"Kamu juga akan kena bodoh," ucap Mark menatap Jackson.

"Lebih baik melumpuhkan 100 vampir daripada menjaga 1 vampir yang berpihak pada manusia," ucap Jackson sembari menatap Mark dengan tatapan tajam.

Mark berdecih dan memalingkan wajahnya. Jaebum hanya bisa menghela nafas melihat tingkah keduanya.

"Oh, aku ada ide untuk Jackson," ucap Jinyoung semangat.

Semua yang ada di dalam ruangan itu melihat ke arah Jinyoung.

"Apa idemu?" tanya Jaebum penasaran.

"Mark-hyung, hyung ada masker?" tanya Jinyoung.

"Aku tidak membawanya sekarang, tapi di rumahku ada. Kenapa Jie?" ucap Mark.

"Bagus. Jackson, pakai saja masker Mark-hyung. Dengan begitu bau bawang tidak akan mengganggu penciuman Jackson dan Jackson dapat fokus bertarung. Yang perlu Jackson lakukan hanya fokus memilah aroma Mark-hyung dan aroma yang ada di sekitarnya selain bau bawang, ya kan?" tanya Jinyoung optimis.

Second Sight || Markson (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang