Mark merasakan jarinya dijilat oleh sesuatu. Matahari yang terik membuat Mark sedikit kesulitan membuka matanya.
Mark menatap makhluk kecil yang sedang mengibas-ngibaskan ekornya sembari mengajak tangan Mark untuk main.
"Coco..?"
Coco menjawab panggilan Mark dengan gonggongan kecil. Mark yang gemas langsung menggendong Coco dan menciumnya.
"Lucunya~"
Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu yang membuat Mark harus menurunkan Coco dan membuka pintunya.
Namja yang bernama Youngjae itu tersenyum lebar dan menyapa Mark.
"Pagi hyungie!"
"Pagi juga Youngjae" balas Mark sambil tersenyum juga.
Coco yang tadinya di sebelah Mark sudah duduk manis di samping Youngjae dan dengan senang pula Youngjae menggendong Coco.
"Gomawo hyung sudah menjaganya! Apa Coco merepotkanmu hyung? Maaf aku baru menjemputnya sekarang, kemarin aku tidak datang karena aku ada urusan dengan appa," ucap Youngjae dengan wajah yang merasa bersalah.
Mark menggelengkan kepalanya dan mengusak rambut Youngjae.
"Tidak apa-apa Youngjae, Coco sangat baik di sini, benar 'kan Coco?" ucap Mark sembari mengelus Coco yang dibalas dengan gonggongan dari si anjing.
Youngjae kemudian tersenyum, "Gomawo hyungie! Aku pergi dulu ya!"
Youngjae berpamitan dan meninggalkan kediaman Mark. Mark menutup pintu rumahnya dan melirik jam rumahnya. Sudah pukul 08.30. Dia harus bersiap-siapa menuju kantor polisi.
/ / / /
"Bisa kamu ceritakan apa yang terjadi semalam di TKP?" tanya Papa Im kepada Mark.
Mark menceritakan semua kejadian semalam tanpa melewatkan satu detail pun kepada Papa Im.
Papa Im berusaha mencatat semua yang telah Mark sampaikan. Kemudian pertanyaan yang mungkin saja dihindari oleh Mark malah dilontarkan oleh Papa Im.
"Bagaimana dengan Jackson? Apakah pihak kepolisian dapat memercayai vampir itu?" tanya Papa Im menguji Mark.
Mark terdiam dan berpikir sejenak. Dia sendiri tidak tau apakah Jackson dapat dipercaya sepenuhnya atau tidak. Tapi, Mark meyakinkan dirinya kalau Jackson bisa dipercaya.
Mark menganggukan kepalanya, "Bisa."
Terdengar suara ketukan pintu yang mengalihkan perhatian Papa Im dan Mark.
"Masuk!" sahut Papa Im.
Sosok yang baru saja dibicarakan menampakkan dirinya dan melihat Mark.
Jackson tersenyum dan mengalihkan pandangannya kepada Papa Im. Tidak lupa untuk membungkuk sebagai tanda hormat.
Dia mendaratkan bokongnya pada kursi di sebelah Mark dan menatap Papa Im.
"Apakah ini giliran saya untuk menceritakan kronologi kejadian dari sudut pandang saya?" tanya Jackson.
Mark mengalihkan tatapannya dari Jackson. Suasana diantara keduanya sangat canggung.
Papa Im tersenyum, "Silahkan, Jackson."
Kali ini Jackson yang membuka suaranya dan menceritakan kronologi kejadian dari awal hingga akhir dengan sangat detail seperti yang Mark lakukan.
Papa Im hanya tersenyum mendengar cerita Jackson, seakan-akan Jackson seperti anaknya sendiri yang sibuk menceritakan kegiatannya di sekolah. Dia tidak mencatat apapun dan hanya mendengarkan Jackson dengan saksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sight || Markson (DISCONTINUED)
Fiksi Penggemar"Struggle for the win, find the balance." "I won't let go of the light called 'you'." I'm gonna win this fight. Vampir dan manusia telah hidup berdampingan selama berabad-abad. Tetapi, kasus pembunuhan kejam dimana pelakunya yang diduga sebagai vamp...