- 1.6 -

239 31 4
                                    

Jackson mengusap bibirnya yang berdarah karena wanita yang menciumnya menggigit bibirnya dengan keras.

Jackson beranjak untuk meninggalkan perempuan itu. Namun, perempuan itu menahan tangan Jackson.

"Bermainlah lebih lama denganku," ucap perempuan itu.

Jackson hanya menatap datar perempuan itu dan menepis tangannya.

"Jauhkan tangan kotormu itu. Kamu hanya seorang jalang dan kamu tidak punya hak untuk menahanku," ucapnya dengan nada yang dingin.

Perempuan itu merasa ketakutan dan pergi meninggalkannya. Jackson keluar dari bar itu dan pergi mencari Mark.

Jackson sedikit terkejut ketika melihat langit sudah berubah menjadi gelap. Sudah berapa lama dia bermain? Jackson berusaha mencari Mark dengan mencium aromanya walau hanya samar-samar.

Aroma Mark semakin menguat disekitar kafe di dekat kampusnya. Jackson melihat ke dalam kafe dan menemukan sosok yang dia cari sedari tadi. Namun, dia tidak sendiri melainkan dengan Jaebum.

"Ah... Dia sedang bersama dengan Im...," gumam Jackson dengan nada yang sedikit kecewa.

Jackson menatap Mark cukup lama, baru kali ini dia terpesona dengan visual Mark.

Rambut hitam pekatnya yang mulai memanjang, garis rahangnya yang tajam, matanya yang kecil juga manik mata cokelatnya yang sangat manis, hidung mancungnya, dan bibir kecilnya yang berwarna merah.

Ah... Aku bisa gila..., batin Jackson.

"Bum," panggil Mark.

"Hm?" jawab Jaebum sembari menyeruput gelasnya yang berisi americano.

"Bagaimana awal mula hubunganmu dengan Jinyoung?"

"Jie? Kurasa... Dia mengadiliku dengan matanya. Hyung tau kan tatapannya yang sassy (ㅍㅅㅍ)," ucap Jaebum sembari menirunya.

Mark terkekeh dan menganggukkan kepalanya.

"Kita tidak berbicara terlalu banyak sampai kita mengikuti kompetisi menari. Dari sana mau tidak mau kita berdua harus bekerja sama. Kurasa dia mulai tertarik dengan ku karena itu," ucap Jaebum bernostalgia.

"Lalu? Bagaimana kalian menyadari kalau kalian saling menyukai?" tanya Mark

"Ketika dia mabuk," jawab Jaebum singkat.

Mark terdiam, "Jinjja?"

Dia tidak menyangka Jaebum akan menjawabnya seperti itu.

Jaebum mengangguk, "Aku mentraktirnya soju ketika kita merayakan kelulusan SMA, aku tau aku melanggar peraturan tapi namanya juga anak remaja."

Mark menggelengkan kepalanya, "Nakal juga kalian."

Jaebum tersenyum, "Aku tidak menyangka hyung belum melakukannya dengan siapapun."

Wajah Mark bersemu merah, "A-aku hanya tidak ingin. Kalian berdua sudah pernah melakukannya??"

"Pertanyaan macam apa itu hyung? Tentu saja! Masih ingat ketika dia mabuk dua hari yang lalu? Kami melakukannya," ucap Jaebum santai.

Mark membulatkan matanya, "Mwo?! Jie tau??"

"Tentu saja. Aku terlalu kasar jadi dia bilang lubangnya sakit."

Mark menepuk kepalanya lalu menyentil dahi Jaebum, "Pabo!"

Jaebum hanya tertawa sembari memegang kepalanya yang sakit. Sedangkan Jackson yang mendengar pembicaraan mereka sudah semerah tomat.

Second Sight || Markson (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang