"Jadi kemarin kalian sudah sepakat dengan rencana kecil kalian dan tidak memberitauku? Oke," ucap Jinyoung kesal.
Dia selalu tertinggal kalau Jaebum dan Mark sudah merencanakan sesuatu.
"B-bukan begitu, Jie! Dengarkan dulu penjelasanku dan Mark-hyung, arra?" jawab Jaebum menanggapi kekesalan Jinyoung kepadanya dan Mark.
Jinyoung masih merasa kesal tetapi dia tetap mengiyakan apa yang diminta oleh Jaebum.
"Seperti yang pernah ku ceritakan sebelumnya, aku memimpikan sebuah pembunuhan yang dilakukan oleh vampir. Untuk memastikannya, aku pergi ke lokasi pembunuhan itu," ucap Mark sembari membenarkan posisi duduknya.
"Tapi, aku terlambat beberapa menit dan pembunuhan itu sudah terjadi," lanjut Mark.
Jinyoung memerhatikan setiap ucapan Mark dengan saksama.
"Setelah aku sampai, aku bertemu dengan seorang vampir. Dia mengatakan kalau bukan dia pelakunya dan aku harus percaya padanya."
Jinyoung mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Dia bahkan tau kalau aku memiliki kemampuan khusus," ucap Mark kembali.
"Setelah itu, aku dengan appa datang ke lokasi dan saat itu juga dia menghilang," tambah Jaebum.
Jinyoung menghela nafas dan sedikit berpikir. Kenapa permasalahan ini begitu rumit.
"Tapi, sebelumnya belum pernah ada kasus pembunuhan yang dilakukan vampir kepada manusia. Hal itu sudah ada di dalam perjanjian antara kaum manusia dan vampir. Mungkin saja memang bukan dia pelakunya hyung," ucap Jinyoung.
Jaebum yang masih sibuk dengan susu stroberinya hanya mengangguk setuju.
"Bagaimana aku bisa memercayainya kalau dia mendekap mulutku dan berbicara seperti itu padaku di hadapan mayat yang tergeletak?" ucap Mark sedikit frustasi.
Terlalu sulit baginya untuk percaya kepada vampir yang kemungkinan besar adalah pelakunya.
"Oh! Mark-hyung, vampir tau manusia yang memiliki kemampuan khusus dari aroma tubuhnya," ucap Jinyoung yang baru saja teringat akan perkataan eomma-nya.
"Jinjja?"
"Setauku manusia biasa hanya memiliki aroma darah biasa. Tetapi manusia dengan kemampuan khusus memiliki aroma seperti bunga ataupun wewangian lain yang sangat menarik perhatian vampir, dan mereka dapat membedakan antara bau parfum dan bau tubuh," jelas Jinyoung.
Mark mengernyitkan dahinya, "Dari mana kamu tau?"
"Eomma yang mengatakannya padaku," ucap Jinyoung pada Mark dengan senyuman polosnya.
"Kalau begitu, bukankah itu malah membahayakan Mark-hyung?" tanya Jaebum.
"Kemungkinan besar iya, tapi kembali lagi pada vampir itu sendiri. Apa tujuannya memang untuk darah Mark-hyung atau..."
"Atau?" tanya Mark.
Jinyoung menggelengkan kepalanya dan menatap Jaebum. Jaebum yang mengerti maksud Jinyoung langsung beranjak dari tempat duduknya.
"Ayo ke kantin."
"Aku mau ke toilet dulu," ucap Mark dan meninggalkan pasangan itu.
Mark menggaruk-garuk kepalanya karena penasaran akan apa yang akan Jinyoung katakan. Dia berjalan menuju toilet dan mencuci wajahnya.
Ingatan tentang mayat kemarin membuatnya menatap cermin cukup lama.
"Hey!"
Mark yang masih melamun tidak menghiraukan suara tersebut, dia mengingat-ingat kembali kejadian semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sight || Markson (DISCONTINUED)
Fanfiction"Struggle for the win, find the balance." "I won't let go of the light called 'you'." I'm gonna win this fight. Vampir dan manusia telah hidup berdampingan selama berabad-abad. Tetapi, kasus pembunuhan kejam dimana pelakunya yang diduga sebagai vamp...