Keesokan harinya, Ryan membawa Mark ke markas utama untuk memberi laporan pada 'Yang Mulia'
"Kita akan berjalan ke markas utama sekarang. Jangan terkejut, berlagaklah seperti biasanya," ucap Ryan sembari berjalan ke markas utama.
"Satu hal lagi."
Mark menatap Ryan dan menunggu Ryan membuka suaranya kembali.
"Jangan terangsang."
Mark berusaha mencerna apa yang baru saja Ryan katakan tetapi Ryan sudah mengajak Mark untuk masuk ke bangunan utama markas mereka.
"Pagi Ryan," sapa namja dengan surai cokelatnya.
"Pagi," sapa Ryan kembali
Namja bersurai cokelat itu menatap Mark dan menjentikkan jarinya dengan semangat.
"Kamu! Kamu yang di pasar malam! Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi. Apakah kamu ingin menjadi vampir? Cari aku saja kalau kamu mau," ucap namja itu semangat.
Ryan mendorong namja itu dan menatapnya dengan seringai penuh nafsu.
"Maaf, dia milikku," ucap Ryan sembari memeluk pinggang Mark.
Mark menundukkan kepalanya untuk menahan rasa malunya.
Ryan memberitau Mark bahwa dia harus bertemu dengan 'Yang Mulia' terlebih dahulu sebelum mereka dapat memulai latihan mereka.
Selama perjalanan ke ruangan 'Yang Mulia', Mark terus menerus mendengar suara desahan yang tidak habis-habisnya dan itu membuatnya sedikit terkejut.
"Biasakan saja dirimu," ucap Ryan pada Mark.
Mark menganggukkan kepalanya dan terus mengikuti langkah Ryan.
"Ryan!"
Ryan menoleh ke arah suara dan tersenyum.
"Sudah sarapan?" tanya Ryan pada yeoja yang baru saja memanggilnya.
"Sudah! Lalu... kamu manusia yang bernama Mark Tuan?" tanya yeoja tersebut.
"Eum.. iya..," jawab Mark.
"Ah... salam kenal, uhm... kalau mau jadi vampir...,"
Ryan menggelengkan kepalanya dan menjauhkan yeoja itu dari Mark.
"Sorry, he's mine," ucap Ryan.
"Oh... cepat juga...," gumam yeoja tersebut sambil menatap arah lain.
"Sudah sudah, kamu pergi saja layani yang lain. Sudah banyak yang menunggumu."
"Eung, baiklah, selamat bersenang-senang kalian berdua!" ucap yeoja itu dengan senyuman manisnya.
Mark dapat merasakan kepalanya yang sedikit berdenyut. Semua hal yang baru dia alami terlalu mendadak dan membuat kepalanya sakit.
"Apa ini hal yang biasa di sini?" tanya Mark.
"Tentu saja, suara yang ada di dalam sini sudah menjadi musik sehari-hariku," ucap Ryan sembari berjalan ke depan pintu ruangan Yang Mulia.
"Karena itu jangan lengah," ucap seorang namja tepat pada telinga Mark.
Mark terlonjak kaget dan membalikkan tubuhnya menatap namja tersebut.
"Karena di tempat ini penuh dengan vampir," ucap namja tersebut sembari memeluk pinggang Mark.
Dia mengikis jarak di antara mereka dan menjilat leher Mark yang mulus itu.
"Harus ku ulang berapa kali kalau dia itu milikku?" tanya Ryan yang mulai kesal dengan tindakan panglima 'Yang Mulia'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sight || Markson (DISCONTINUED)
Fanfiction"Struggle for the win, find the balance." "I won't let go of the light called 'you'." I'm gonna win this fight. Vampir dan manusia telah hidup berdampingan selama berabad-abad. Tetapi, kasus pembunuhan kejam dimana pelakunya yang diduga sebagai vamp...