- 1.27 -

244 24 7
                                    

"Ollie... Ollie...!"

Orion menatap yeoja itu dengan tatapan kesal, "Apa?!"

"Yang Mulia memanggilmu...," ucap yeoja tersebut dengan suara yang kecil.

Orion berdecak kesal dan beranjak dari tempatnya. Dia segera menuju ruangan 'Yang Mulia' untuk menemuinya, entah apa alasannya tiba-tiba memanggil Orion.

Sesampainya di depan ruang 'Yang Mulia', Orion mengetuk pintu ruangan itu dan memasukinya setelah mendapatkan ijin dari si pemilik kamar di dalamnya.

'Yang Mulia' menyuruh Orion untuk mendekat. Orion hormat terlebih dahulu sebelum mendekati 'Yang Mulia'.

"Ada apa Yang Mulia?" tanya Orion.

'Yang Mulia' menatap Orion kemudian tersenyum padanya.

"Aku ingin mengajakmu untuk mengunjungi adikmu. Sudah lama kamu tidak ke sana bukan?"

Orion membulatkan matanya dan menganggukkan kepalanya dengan pelan.

'Yang Mulia' mengusap pelan pipi Orion, senyuman masih terpasang di wajahnya.

"Kita berangkat sekarang, hm?"

Orion kembali menganggukkan kepalanya dan mengepalkan kedua tangannya. Mata Orion terlihat sangat sayu, seakan-akan air mata akan jatuh kapan saja.

Mereka mempersiapkan diri kemudian pergi menuju suatu lokasi, tempat di mana adik Orion berada.

- - - -

Pada pertengahan abad ke-11

"Orion, lari sejauh mungkin bersama adikmu! Ayah dan Ibu akan menjaga kalian agar kalian tidak dikejar. Sekarang, larilah!"

Orion yang kala itu berusia 12 tahun memegang erat adiknya yang berusia 6 tahun.

"Tapi, Ayah..."

"Orion!"

Orion tersentak dan mengusap air matanya. Dia berlari menjauhi medan peperangan bersama dengan adiknya.

"Ollie, Ollie! Ayah ibu ke mana?" tanya adiknya yang masih lugu itu.

"M-mereka sedang bekerja, kita tidak boleh ganggu ya."

Sang adik menganggukkan kepalanya mengerti dan mengikuti arahan Orion.

Ketika mereka sudah mendekati perbatasan, Orion menghentikan langkahnya dan menggendong adiknya. Dia segera mencari tempat persembunyian.

Sial, ada penjaga..., batin Orion.

Orion memeluk erat sang adik dan mengisyaratkannya untuk tenang. Sang adik yang penurut langsung menganggukkan kepalanya mengerti.

Orion mencari-cari barang yang dapat dia gunakan untuk menarik perhatian penjaga. Dia menemukan batu yang cukup besar dan melemparnya sedikit jauh dari tempat persembunyiannya.

Seperti dugaan Orion, dia berhasil mengalihkan perhatian penjaga dan Orion memakai kesempatan itu untuk berlari melewati perbatasan.

Tetapi kecepatannya tidak sebanding dengan orang dewasa. Penjaga itu sempat menarik tangan Orion dan mengangkat Orion sehingga adiknya terjatuh.

"Ollie!"

"Lari Olvin!" teriak Orion sembari berusaha melepaskan cengkraman penjaga tersebut.

Second Sight || Markson (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang