Ryan terbangun dari tidurnya karena suara sirene mobil polisi. Dia menatap keluar jendela kamarnya dan melihat polisi yang sedang mengejar sebuah mobil.
Ryan langsung mengambil jaketnya dan melompat dari atap ke atap sampai pada akhirnya mendarat di atas satu mobil polisi yang ternyata merupakan mobil papa Im.
"Oh, anyeong ahjussi!" ucap Ryan dari atas mobil.
Papa Im menatap kaca spion mobilnya dan membulatkan matanya terkejut.
"Ryan?! Apa yang kamu lakukan di atas sana??" tanya papa Im.
"Helping."
Ryan melompat ke arah mobil yang sedang dikejar polisi dan membuat lubang di atas mobil tersebut dengan tangannya.
"Berhenti goblok!" ucap Ryan kesal.
Si pengemudi mobil berdecak kesal kemudian semakin mempercepat mobilnya. Dia melihat perempatan di depan lalu membelok secara tiba-tiba.
Ryan yang tidak dapat menahan gravitasi itu langsung terpelanting tetapi Ryan menggunakan kekuatannya untuk mengejar mobil tersebut.
Dia segera melompat ke depan mobil itu dan menonjok engine hood mobil.
"Aku menyuruhmu untuk berhenti, brengsek."
Si pengemudi terkejut dan langsung memberhentikan mobilnya yang sudah mulai berasap. Untungnya jalanan itu sepi sehingga tidak menimbulkan kecelakaan.
Tidak lama kemudian, rombongan mobil polisi datang dan mengepung mobil itu. Para polisi keluar dari mobil mereka dan mengacungkan senjata mereka ke arah mobil itu.
"Menyerahlah! Kamu sudah di kepung!"
Salah satu dari polisi itu mendekati mobil tersebut dan membuka paksa pintu mobil itu.
Tetapi sang pengemudi segera mengambil pistol polisi dan menembak kepalanya sendiri.
"Ouch," ucap Ryan dengan wajah yang datar.
"Segera telepon ambulans! Periksa juga mobilnya!" perintah papa Im yang langsung dilaksanakan oleh polisi lainnya.
Papa Im kemudian menghampiri Ryan lalu menepuk pundaknya.
"Sejak kapan kamu ada di kota ini, hm?" tanya papa Im.
"S-sejak... Insiden rumah sakit...," ucap Ryan dengan nada ragu.
Papa Im terlihat terkejut, "Sungguh? Bagaimana dengan Mark?"
"Mark sudah kembali dengan aman. Nanti kita bicarakan beberapa hal," ucap Ryan sambil tersenyum pada papa Im.
"Oh ya, apakah aku boleh mencicipi darah orang itu?" tanya Ryan polos.
Papa Im terkekeh, "Colek sedikit saja, jangan menggigitnya, oke?"
"Ne~"
Ryan mendekati orang tadi dan menyicipi darah orang tersebut. Ryan mengernyitkan dahinya dan berjalan ke arah papa Im.
"Ahjussi, apakah aku boleh meminta informasi mengenai pengendara ini?" tanya Ryan.
"Kami akan mencarinya terlebih dahulu. Setelah itu, Ahjussi akan berikan padamu, oke?" tawar papa Im.
"Ne, kamsahamnida," ucap Ryan dengan sopan.
Papa Im tersenyum kemudian menghampiri tim kepolisian lainnya.
Ryan terlihat sedang memikirkan sesuatu. Dia menatap ke atas bangunan yang tinggi dan matanya bertemu dengan seseorang yang dia kenal.
Ryan segera meninggalkan lokasi dan pergi ke atas bangunan tersebut dan menatap Aquila dengan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sight || Markson (DISCONTINUED)
Fanfiction"Struggle for the win, find the balance." "I won't let go of the light called 'you'." I'm gonna win this fight. Vampir dan manusia telah hidup berdampingan selama berabad-abad. Tetapi, kasus pembunuhan kejam dimana pelakunya yang diduga sebagai vamp...