--ALVARO--
"Tentang pertemuan yang tidak disengaja dapat membuat hidup ku berubah seketika"
"Dara ayo bangun nanti kamu telat sekolah!!" Kata seorang wanita paruh baya yang sedang memasak di dapur.
"Iya mahh bentar lagi aku turun" kata gadis berambut panjang itu. Gadis itu mulai beranjak dari tempat tidurnya ke kamar mandi dengan mata yang masih tertutup
30 menit kemudian....
"Hai mama ku yg cantik, manis, dan baik" ucap seorang gadis
"YA AMPUN DARA! kamu ngagetin aja. Mama kira kamu masih kebo" ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain bernama Vanashya Early.
"Hehehe mama masak apa?" Kata gadis yang tak lain bernama Dara.
"Ya untuk bekal kamu lah. Nih makan buat sarapan" Selagi memberi roti yang berisi nuttela yang sangat disukai gadis itu.
"Oh iya jangan lupa nanti ke kantor kespek, mama udah kasih tau om kamu kalo kamu bakal sekolah disitu" lanjut Vanashya selagi memasukan nasi goreng ke dua tempat makan.
"Iya mamaku yang cerewet" Dara mengambil dan mengunyah rotinya itu
"Ini bekal kamu, cepetan sana nanti telat" Vanashya memberi tupperware yang berisi nasi goreng dan tempat minum berisi air putih.
"Ok mamah babay" ucap Dara yang masih mengunyah rotinya sambil mencium pipi mamanya dan mengambil bekal dan minumnya itu.
"Ihh pipi mama jadi warna cokelat nihh. Yaudah hati hati yaa"
Vanashya tersenyum sendu melihat putri nya yang sudah berjarak lumayan jauh darinya. Ia tidak mau Dara menderita lagi karena dirinya
Dara berjalan keluar dan menutup pintu rumahnya. Gadis tinggi itu berjalan ke arah gerbang dan sudah terlihat jelas ada seseorang di depan rumahnya
"Mbak dara ya?" tanya mas hojek yang menunggu di depan rumah dara.
"Iya mas langsung aja ke SMA Cenggara" Dara menaiki motor beat milik mas hojek sambil memakai helmnya
"Ok mba"
--ALVARO--
"Makasih ya pak" ucap Dara dengan lembut."Iya mbak"ucap abang gojek.
Dara turun dari motor berwarna hitam dengan perpaduan warna merah dan mulai berjalan ke arah gerbang sekolah. Tanpa melepaskan helm nya
"Eh eh mbak helmnya lupa dilepas"
Dara membalikkan badannya kembali ke arah Abang hojek di belakangnya dan memasang raut muka bingung. Setelah mencerna kata demi kata-kata
Setelah menyadari tingkah konyol nya Dara langsung membulatkan matanya dan berlari menghampiri Abang hojek.
"Sorry ya pak, hehe lupa" Dara melepas dan mengembalikan helm ke mas hojek itu.
Setelah Dara mengembalikan helm itu, ia berjalan kembali ke arah gerbang sekolah baru nya. Masih rada asing bagi Dara tetapi tidak apa-apa jika itu bisa untuk membantu nya mencari sesuatu
"Ok Dara ini hari pertama Lo sekolah di sini, jadi lo harus bersosialisasi dan nutupin masa lalu lo. Misi kali ini gak boleh gagal" kata Dara di dalam hatinya.
Jujur saja Dara orangnya sedikit pemalu pada sesuatu yang baru. Apalagi yang berhubungan dengan 'dirinya' yang dulu
Dara pun melewati beberapa kelas yang ada di salah satu lorong tersebut. Ia masih tidak menemukan ruang kespek. Ia bingung ingin bertanya ke siapa.
Semua mata di lorong itu mau yang cowok ataupun yang cewek melihat ke arah dia. Para kaum Adam melihat dengan kagum. Dan kaum hawa menatap iri dan kagum.
Lama kelamaan tatapan orang orang itu tambah tajam. Apalagi kaum hawa, seperti ingin menerkam. Dara menjadi risih dan memutuskan untuk menundukkan kepalanya ke bawah karena malu dan marah
Marah kenapa? Karena ia tidak bisa menjadi dirinya sendiri di sini. Ia terpaksa harus menjadi orang lain. Mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi bagian dari "tugas"
*Brukk
--ALVARO--
Gimana menurut kalian?
Ini baru permulaan jadi gak panjang ceritanya
Nanti kalo udah belasan baru panjang
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO (ACONITUM)
Teen Fiction⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️ "Gua nembak nih kok ga dijawab?" -Alvaro "Gua ga akan tinggal diam, kasian diam kalo ditinggal" - Dara Dara, gadis cantik dengan penuh rahasia dan misteri di dalam hidupnya yang bahkan tidak bisa ia selesaikan sendiri...