Hello guys
Ini adalah my first story. So, aku harap kalian suka dengan ceritaku ini dan ceritaku yang lainnya.Sebelum baca, tinggalin jejak kalian dulu. Dengan cara follow, vote, comment, and share.
Thank youHappy Reading
Mila mengangguk. Lalu menghampiri Daniel.
Daniel sedari tadi tampak gelisah. "Niel. Kita berhasil," ujar Mila dengan air mata bahagia.
Daniel mengangguk. "Kamu emang terbaik," puji Daniel.
Mila tersenyum, lalu memeluk Daniel. "Sekarang kita udah berhasil. Kita bakalan tentram. Nggak ada yang bakal ganggu lagi, Niel," ucap Mila.
Daniel dengan senyum manisnya membalas pelukan Mila. Daniel menatap semua orang yang sedang menatapnya. Lalu mereka semua mengangguk mantap.
"Mil. Kamu benar-benar hebat. Kamu kuat, seperti yang kamu bilang. Kamu bisa ngelawan trauma kamu." Mila diam mendengarkan ucapan Daniel.
"Tapi...." Daniel menggantungkan kalimatnya.
"Kenapa?" tanya Mila.
"Kita nggak bisa nerusin hubungan kita lagi. Kita harus pisah." Seketika kebahagiaan Mila menjadi runtuh.
Air mata bahagia saat ini dengan cepat berganti menjadi air mata kesedihan yang begitu besar.
Mila melepaskan pelukannya. Lalu menatap Daniel. "Selamat. Prank kamu berhasil," ujar Mila berusaha berpikir positif.
"Tapi aku beneran Mil."
Senyum Mila kembali jatuh. Lalu menatap Daniel dengan tatapan tidak percaya. "Why?"
"Aku nggak mau kamu bahaya lagi karena aku," jawab Daniel.
"Tapi kita udah berhasilkan." Air mata Mila sudah jatuh dengan derasnya.
"Nggak menjamin untuk kelanjutannya."
"Hiks... Kamu yakin?" Daniel mengangguk lemah.
"Setelah semuanya yang udah aku lakuin? Aku udah berusaha, Niel. Berusaha supaya kita bahagia." Mila menatap tidak percaya kepada Daniel yang wajahnya ditundukkan.
"Mau gimana lagi."
"Kenapa kamu nggak ngomong dari dulu, hah?" Sepertinya emosi Mila sudah keluar. Terbukti dengan nada suaranya yang terdengar membentak.
Daniel diam tidak menjawab. Dia menatap Mila yang begitu menyedihkan.
"Kak, Ken. Kalian tau semua ini kan?" tanya Mila menatap kedua saudaranya. Mereka diam dan tidak menjawab.
"Kalian semua tau ini kan?" tanya Mila kepada semuanya.
"Kami bisa apa kak. Kak Daniel udah mutusin semuanya," jawab Nabila.
"Emangnya kalian nggak bisa cegah apa?" tanya Mila membentak.
Semuanya kembali diam.
"Kenapa? Kenapa bisa begini?" Mila mendudukkan tubuhnya di atas tanah dengan keadaan kacau.
Daniel mendekati Mila dan memegang pundaknya.
"Jangan sentuh gue. Kita udah berakhir," bentak Mila. Lalu kembali berdiri dan menghampiri papanya.
"Kunci mobil mana, Pa?" tanya Mila berderai air mata. Putra memberikan kunci mobil asal kepada anaknya yang begitu menyedihkan.
"Lah. Itukan mobil aku. Terus aku pulang gimana om?" tanya Aldi.
"Merangkak," jawab Putra. Semuanya terkekeh. Aldi mengerucutkan bibirnya kesal.
"Aku kasihan sama Kak Mila," ujar Kenzi. Semuanya mengangguk.
Daniel diam termenung. Putra menghampiri Daniel dan menepuk pundaknya.
"Kamu bagus."
"Tapi om," bantah Daniel. "aku kasihan banget sama Mila," lanjutnya.
"Udah, nggak papa kok. Kamu turutin aja semua perintah om." Daniel mengangguk lemah.
Mila Anjela Nation
Daniel Arega Alexander
TBC
Gimana?
Tertarik gak sama cerita ini?
Semoga iya.
Cus, lanjut baca kisah mereka.Yang belum follow, folow akun waatpad ku dulu, ya.
Jangan lupa follow akun IG ku juga
(@) SelfiAndriani1809
See You😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Teen FictionSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...